Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir adalah Gereja restorasionis Kristen nontrinitarian yang didirikan oleh Joseph Smith pada 6 April 1830.[6] Gereja ini dapat disingkat menjadi Gereja OSZA, dan juga dikenal dengan nama Gereja Mormon.[6] Dalam bahasa Inggris, namanya adalah The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints dan disingkat LDS.[6] Nama Mormon yang diberikan kepada kelompok ini berkaitan dengan Kitab Suci mereka yang kedua di samping Alkitab, yaitu Kitab Mormon (The Book of Mormon).[6] Gereja ini merupakan salah satu gereja yang sangat cepat berkembang pada abad ke-20 dan ke-21.[6] Pengaruh mereka sangat terasa di Amerika Serikat, khususnya dalam politik pemerintahan negara.[6] Saat ini ada 5 orang senator AS yang berlatar belakang Mormon, yaitu Orrin Hatch dan Bob Bennett (Utah, R), Mike Crapo (Idaho, R), Harry Reid (Nevada, D), dan Gordon Smith (Oregon, R).[6] Dunia pendidikan dan kebudayaan AS juga cukup banyak dipengaruhi oleh orang-orang Mormon, misalnya Stephen Covey yang terkenal dengan bukunya 7 Habits of Highly Effective People dan keluarga Osmond yang terkenal melalui Donny Osmond dan Mary Osmond.[6] Paduan Suara Tabernakel di Taman Bait Suci (Mormon Tabernacle) diklaim sebagai salah satu paduan suara terbaik di dunia dan banyak sekali pengagumnya.[6] Latar belakangMemasuki abad ke-19, kekristenan di Amerika terutama bercorak Protestan.[6] Abad ke-19 juga merupakan masa ekspansi geografis dari bangsa Amerika yang baru terbentuk itu, bersamaan dengan ekspansi gereja-gereja mereka dimana ekpansi ke arah barat dan selatan diintensifkan dan hal ini berhasil dilakukan.[6] Keberhasilan ini melahirkan optimisme besar yang biasanya diberi cap keagamaan bahwa mereka memahami diri sebagai bangsa pilihan Allah dan memandang benua Amerika sebagai tanah perjanjian atau Yerusalem baru.[6] Kebangkitan semangat nasionalisme ini dimeteraikan dengan semboyan religius bahwa Kerajaan seribu tahun (Kerajaan Allah) sudah berlangsung di Amerika dan Yesus akan datang untuk kedua kalinya pada akhir masa seribu tahun itu.[6] Keadaan ini pun membuat gereja Mormon muncul pada suasana dan iklim keagaamaan di wilayah timur-laut AS.[6] Kebangunan Besar gelombang pertama yang dimulai pada tahun 1770-an ini berlanjut dengan serangkaian kebangunan rohani sehingga pada waktu itu semangat dan mutu kehidupan rohani dapat dikatakan sangat merosot.[6] Revolusi dan perang kemerdekaan yang berpuncak pada tahun 1770-an dan 80-an, namun berlanjut hingga tahun 1810, telah mengakibatkan kehidupan beragama berada pada titik terendah di sepanjang sejarah bangsa itu.[6] Pada masa itu tidak dianggap aneh atau saling bertentangan bila masyarakat di satu pihak menganut ajaran gereja dan di pihak lain menganut ilmu magic dan okultisme.[6] Sebagai respons terhadap keadaan ini, sejak 1820-an berlangsunglah Kebangunan besar Gelombang kedua, dengan tokoh-tokoh antara lain: Charles G. Finey dan Alexander Campbell.[6] Semangat menginjili ke dalam dan ke luar negeri pun dilakukan.[6] Para pengkhotbah dari bermacam-macam gereja atau aliran pun berlomba-lomba untuk menobatkan atau menobatkan kembali masyarakat, termasuk dengan cara membanjiri mereka dengan Alkitab, traktat dan majalah.[6] Hal ini kemudian menimbulkan kebingungan bagi orang-orang yang ingin diinjili, termasuk Joseph Smith.[6] Kemunculan dan perkembanganGereja Mormon atau yang disebut Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir adalah aliran khas Amerika karena lahir di sana sebagai agama yang baru sekalipun dalam tradisi kekristenan.[7] Gereja ini didirikan oleh Joseph Smith.[7] Joseph Smith lahir tanggal 23 Desember 1805 di Vermont, di lingkungan keluarga yang menganut paham universalis (menolak doktrin Trinitas).[7] Ia adalah anak kelima dari sebelas bersaudara dari pasangan Joseph Smith Sr. dan Lucy Mack Smith.[7] Ia banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja membantu ayahnya dan kakak lelakinya menebang pohon serta bercocok tanam di tanah perjanjian keluarganya.[7] Pada masa itu, semangat keagamaan sedang melanda bagian sebalah barat New York, tempat keluarga Smith tinggal.[7] Keluarga Smith, seperti keluarga lainnya, menghadiri kebaktian kebangunan rohani golongan-golongan Kristen di daerah tersebut.[7] Sementara sebagian anggota keluarganya menjadi anggota salah satu gereja, Joseph Smith tidak.[7] Akan tetapi, ketika Joseph Smith berusia 14 tahun, ia ingin mengetahui gereja mana yang harus ia ikuti.[8] Oleh karena itu, ia bertanya kepada Allah dalam doa yang sungguh-sungguh, dan doanya pun dikabulkan.[8] Ia mendapat penglihatan pertama.[8] Sebagai jawaban atas doanya, Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, metampakkan diri kepada Joseph Smith serta memberitahunya bahwa Gereja Yesus Kristus yang sejati tidak ada di bumi dan Mereka telah memilih Joseph Smith untuk memulihkannya.[8] Salah seorang dari mereka berkata, Inilah anak yang Kukasihi, dengarkanlah dia.[9] Mereka pun menasihatkannya agar tidak mengikuti salah satu pun dari gereja dan agama yang di sekitarnya, karena semua kelompok agama itu memercayai ajaran yang keliru.[6] Setelah itu, Joseph Smith melihat penampakan Moroni, putra Mormon.[6] Moroni memberi tahu Joseph tentang sejumlah lempengan emas yang ada di bukit kecil dekat Palmyra dan mengandung tulisan yang sangat berharga.[6] Ia pun dilarang memindahkan lempengan itu dari tempat persembunyian hingga saat yang akan ditetapkan oleh Tuhan.[6] Kemudian ia mendapat penglihatan yang berisi petunjuk dan izin untuk mengambil dan menerjemahkan isi lempengan emas itu.[6] Pada awal 1830 naskah itu terwujud secara mujizat dan menjadi sebuah buku dan diberi nama Kitab Mormon.[6] Kitab itu merupakan kitab suci baru yang diterjemahkan dari lempengan emas.[6] Menurut Thomas O’Dea, tema dalam Kitab Mormon adalah tiba dan bermukimnya orang Ibrani di benua Amerika sebelum era kekristenan.[6] Tema ini pas dengan maksud untuk menjelaskan asal usul orang indian di Amerika, yang pada masa Joseph Smith banyak diperdebatkan.[6] Akan tetapi, pada tahun 1829 Joseph Smith dan Oliver Cowdey menerima penyampaian imamat Harus dari Yohanes Pembaptis melalui penumpangan tangan.[6] Kemudian mereka juga dikunjungi tiga rasul (Petrus, Yakobus dan Yohanes) untuk diserahi imamat Melkisedek.[6] Berdasarkan hal itu, Joseph Smith pun mulai mengumpulkan pengikut.[6] Ia pun menerima sejumlah wahyu baru, dan pada tanggal 6 April 1830 ia pun membentuk gereja baru berdasarkan wahyu tersebut dan pada masa pembentukan itu, disingkapkanlah satu wahyu baru yang menyatakan Joseph Smith sebagai pelihat, penerjemah, nabi, rasul Yesus Kristus dan penatua gereja.[6] Lalu Oliver Cowdery diarahkan untuk menahbiskan Joseph Smith menurut semua gelar dan jabatan tersebut.[6] Kemudian wahyu selanjutnya memerintahkan Joseph Smith untuk menahbiskan Cowdery sebagai penatua bagi gereja Kristus.[6] Gereja Mormon pun berkembang pesat, terutama di daerah Nauvoo.[6] Perkembangan ini pun membuat masyarakat non-Mormon di daerah tersebut merasa sebagai ancaman yang sangat serius bagi mereka, dan mereka pun menuduh aliran ini dengan beberapa tuduhan bahwa umat dalam aliran ini terlibat dalam kerusuhan.[6] Hal ini menyebabkan Joseph Smith beserta Hyrum Smith dan dua orang pengikutnya dipanggil oleh gubernur setempat dan dipenjara.[6] Kemudian, pada 27 Juni 1844 mereka ditembak ketika berada di penjara dan kematian mereka dipandang sebagai kesahidan.[6] Terbunuhnya Joseph Smith membuat aliran ini hidup tanpa ada yang memimpin.[6] Kaum Mormon pun bergumul untuk menetapkan pengganti dari nabi mereka yang sudah tiada.[6] Sidney Ridgon pun menyatakan diri layak untuk menjadi pengganti Joseph Smith, akan tetapi ia ditolak dan dikucilkan, karena keluarga Smith menuntut bahwa kepemimpinan harus tetap dipegang keluarga itu.[6] Tetapi sebagian besar dari keduabelas rasul bersama sebagian besar umat memilih Brigham Young.[6] Hal ini menyebabkan Brigham Young terpilih menjadi presiden dan nabi yang kedua dalam aliran Mormon.[6] Mayoritas umat gereja Mormon yang mendukung Brigham Young selanjutnya meninggalkan Nauvoo karena mereka tidak bisa hidup berdamai dengan tetangganya di sana.[6] Pada bulan Mei 1846 terjadilah eksodus besar-besaran karena Nauvoo diduduki oleh kaum sosialis utopian asal Peran.[6] Bait suci yang baru ditahbiskan pada bulan Mei 1845 itu kemudian dibakar dan disisanya hancur karena badai Tornado pada tahun 1850.[6] Young pun memulai babak baru dalam sejarah aliran Mormon di Salt Lake yang dipandang sebagai Sion atau Yerusalem Baru yang diidam-idamkan itu.[6] Rakyat di daerah tersebut pun menjadi warga Mormon karena kerja keras, keuletan dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang diajarkan kepada masyarakat di daerah tersebut.[6] Selain itu, berkembang juga berbagai ajaran dan peraturan serta praktik baru.[6] Sebagian besar berpedoman pada ajaran dan tulisan (yang dipandang sebagai kitab suci) peninggalan Joseph Smith, sedangkan sebagian lagi berdasarkan wahyu dan nubuatan yang diterima oleh pemimpin aliran ini, terutama mereka yang memegang jabatan presiden.[6] Salah satu pokok ajaran yang secara resmi dan ditetapkan dan diumumkan Brigham Young pada tahun 1852 di tempat itu adalah tentang poligami.[6] Hal ini pun menimbulkan banyak protes dari dalam maupun luar kalangan Mormon, sehingga mereka melakukan upaya pembatalan melalui jalur hukum dan dukungan pemerintah.[6] Berdasarkan hal itu, pada tahun 1890 ajaran itu resmi dibatalkan oleh nabi dan presiden keempat aliran ini, Wilford Woodruff berdasarkan wahyu khusus, dan pada tahun 1904 aliran ini secara resmi menjatuhkan sanksi pengucilan terhadap mereka yang masih mempraktikkannya.[6] Inti ajaranPokok-pokok ajaran Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir terdapat pada dokumen Pasal-pasal Iman yang dimuat pada bagian terakhir kitab Mutiara yang Sangat Berharga.[6] Pasal-pasal kepercayaan tersebut antara lain:[6]
Untuk memahami pokok-pokok ajaran dalam pasal-pasal kepercayaan tersebut, berikut penjelasannya: AllahMenurut gereja Mormon, Allah adalah Bapa dan Allah satu-satunya yang dikenal dan dengan jelas, Bapa adalah satu pribadi yang mempunyai bentuk tertentu dengan bagian-bagian tubuhnya.[10] Aliran ini mengetahui bahwa Bapa dan Anak keduanya ada dalam bentuk dan sosok tubuh manusia yang sempurna, masing-masing mempunyai tubuh yang nyata, sama sekali suci dan sempurna dan dipenuhi kemuliaan yang sangat besar, namun demikian, hanya satu tubuh daging dan tulang.[10] Dengan demikian, aliran ini tidak mengakui ketritunggalan Allah, melainkan memahami masing-masing sebagai pribadi yang terpisah.[6] Yesus KristusYesus adalah anak pertama dari Bapa di Surga. Dia juga mempunyai tubuh dari daging dan tulang. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman akhir mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Walaupun demikian, Yesus dan Allah Bapa merupakan dua orang yang terpisah. Kitab SuciGereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir mengakui Alkitab sebagai "firman Allah sejauh kitab itu diterjemahkan dengan benar".[6] Mereka percaya bahwa kebanyakan terjemahan Alkitab mengandung banyak kesalahan atau dengan sengaja diubah dari teks aslinya.[6] Perubahan-perubahan ini merupakan penyebab dari banyaknya kesalahan yang telah dilakukan oleh agama Kristen tradisional.[6] Gereja Yesus Kristus OSZA mengakui terjemahan Alkitab versi Raja James sebagai Alkitab yang mendekati kebenaran.[6] Selain itu, Gereja ini juga mengakui kitab-kitab berikut ini sebagai Kitab Suci mereka yang setara dengan Alkitab:[11]
ManusiaSemua manusia tinggal bersama Allah dan Anak-Nya, Yesus Kristus, di dalam pra kehidupan sebelum mereka masuk ke dalam dunia.[12] Manusia pada mulanya juga bersama dengan Allah, akal budi atau terang kebenaran.[12] Manusia tidak diciptakan atau dibuat, dan ini juga tidak dapat.[12] Sebagaimana Allah pada mulanya, demikian pula kita sekarang, bahwa manusia bisa menjadi Allah, sama dengan “Allah-allah” lainnya.[12] KeselamatanInjil Yesus Kristus dinamai dalam gereja ini sebagai rencana keselamatan.[6] Rencana ini merupakan satu sistem aturan-aturan yang harus dilakukan untuk memperoleh keselamatan.[6] Dengan mempercayai asas-asas yang pertama dari peraturan-peraturan Injil yang adalah: pertama, Iman di dalam Tuhan Yesus Kristus, kedua Pertobatan, ketiga Baptisan untuk pengampunan dosa, keempat: Penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus.[6] Peraturan-peraturan gereja mengenai keselamatan (baptisan dan penumpangan tangan) harus dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan sebagai imam, yaitu orang-orang yang diberi kuasa oleh Allah.[6] Tanpa orang-orang yang ditahbiskan dan mendapat wahyu ilahi ini, yaitu orang-orang yang menjabat sebagai Imam yang kudus, maka pekerjaan pelayanan tidak dapat dilakukan dan diterima oleh Allah, atau gereja tidak dapat disempurnakan.[6] Baptisan itu perlu untuk keselamatan.[10] Baptisan untuk orang mati juga diajarkan dan dilakukan oleh orang-orang Mormon.[10] Mereka yang masih hidup dibaptiskan untuk mewakili leluhur mereka yang telah meninggal yang tidak memeluk kepercayaan Mormon.[10] Gereja ini mengajarkan bahwa keselamatan akan disediakan bagi orang-orang yang sudah mati.[10] Mereka yang belum mendapat kesempatan untuk mendengar khotbah orang-orang Mormon pada waktu mereka masih hidup di dunia, akan diberi kesempatan untuk bertobat setelah kematian.[10] PerkawinanDalam hal perkawinan, Tuhan berkehendak bahwa perjanjian pernikahan berlangsung untuk kehidupan ini dan untuk selama-lamanya, sedangkan praktik menikah ialah sampai kematian memisahkan yang tidak berasal dari Tuhan atau hamba-Nya, melainkan satu pengajaran yang dibuat oleh manusia”.[6] Prakehidupan, tujuan kehidupan ini dan kehidupan setelah kematianSebelum orang-orang dilahirkan di bumi ini, mereka tinggal bersama Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam bentuk Roh.[11] Saat itu mereka belum memiliki tubuh tetapi menjadi Roh yang berbentuk manusia.[11] Kehidupan ini adalah waktu ujian apakah seseorang mengikuti bisikan iblis ataupun bisikan Roh Kudus yang dapat dirasakan dalam hati.[11] Iblis akan berusaha untuk mengoda manusia berbuat jahat dan Roh Kudus akan menuntun seseorang untuk berbuat hal-hal yang baik dan benar dan semakin menjadi sempurna seperti "Allah Bapa dan Yesus Kristus adalah sempurna" (Mat 5,48).[11] Karena manusia tidak dapat sempurna dalam kehidupan ini para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir percaya adalah sangat penting untuk tidak pernah berhenti belajar dan semakin memperhatikan ilham yang berasal dari suara Roh Kudus yang dirasakan dalam hati nurani.[11] Dalam ajaran gereja ini adalah penting untuk ikut teladan Yesus Kristus dalam segala hal. Beberapa asas utama dan tatacara yang penting adalah:[11]
Dalam kebangkitan setiap orang, baik maupun jahat akan menerima tubuh yang sempurna yang tidak dapat meninggal dan sakit lagi.[11] Dalam saat itu setiap orang akan berdiri di hadapan Allah Bapa dan Yesus Kristus untuk diadili untuk setiap tindakan dan keinginan hatinya sewaktu dia masih tinggal dalam tubuh yang fana.[11] Dalam penghakiman itu orang akan memasuki tingkat-tingkat kemuliaan berbeda yang selaras dengan kebenaran kehidupan mereka.[11] Adalah Kemuliaan seperti bintang, seperti bulan dan seperti matahari (lihat 1 Kor 15:41). Kemuliaan matahari adalah kemuliaan yang tertinggi dan merupakan kehidupan kekal, yang berarti untuk tinggal bersama Allah Bapa dan Yesus Kristus untuk selamanya.[11] Setelah kehidupan ini Roh manusia akan meninggalkan tubuh yang fana dan pergi ke suatu tempat tinggal di mana dia menunggu kebangkitan.[11] Tempat tinggal yang disebut menjadi tempat yang indah dan damai bagi orang benar dan sebuah penjara roh untuk orang yang meninggal dalam dosa mereka, sejauh mereka tidak bertobat dalam kehidupan yang fana.[11] Karena pembaptisan dengan air dan Roh Kudus merupakan asas yang utama untuk keselamatan manusia, juga harusnya ada sebuah cara untuk orang yang tidak memiliki kesempatan untuk dibaptiskan dalam kehidupan yang fana.[11] Untuk tujuan ini, para anggota Gereja menyelidiki para leluhur mereka dan membawa nama mereka ke bait suci, di mana mereka dapat dibaptiskan untuk leluhur mereka secara perwakilan (lihat 1 Kor 15:29).[11] Daftar Presiden Gereja
Sistem organisasi dan pemerintahan GerejaSistem organisasi gereja Mormon disusun pada wawasan imamat Harun dan imamat Melkisedek.[6] Yang diperkenankan menjadi imam hanyalah pria. Kedua imamat itu terdiri dari sejumlah dewan atau kuorum yang berfungsi sebagai anak tangga dari jabatan paling rendah hingga yang paling tinggi.[6] Imamat Harun memiliki wewenang untuk melaksanakan tatacara jasmani sakramen dan pembaptisan.[15] Dalam imamat Harun terdapat pembagian berikut: diaken, pengajar, imam dan uskup (ada uskup yang merupakan keturunan langsung dari Harun, ada juga yang dipilih dari antara para imam besar Imamat Melkisedek).[15] Ada tiga kuorum dalam Imamat Harun:[15]
Dalam imamat Harun, seseorang dapat menjadi diaken pada usia 12 tahun.[15] Ia bertugas untuk mengedarkan sakramen kepada anggota Gereja, memelihara dengan baik gedung dan pelataran gereja, bertindak sebagai utusan bagi pemimpin imamat, serta memenuhi tugas khusus seperti mengumpulkan persembahan puasa.[15] Jika seseorang sudah berumur 14 tahun atau lebih, ia bisa ditahbiskan sebagai pengajar (guru).[15] Biasanya mereka melayani sebagai pengajar ke rumah dengan mengunjungi rumah anggota-anggota gereja serta mendorong mereka untuk menjalankan asas-asas Injil dengan mengajarkan kebenaran Injil dari tulisan suci.[15] Selanjutnya, seseorang yang telah berusia 16 tahun dapat ditahbiskan menjadi imam. Imam memiliki semua tugas, hak dan kuasa dari jabatan diaken dan pengajar.[15] Seorang imam dapat membaptis, dapat menyelenggarakan sakramen, mentahbiskan imam, pengajar dan diaken.[15] Apabila dalam pertemuan tidak ada imamat Melkisedek, imam dan memimpin pertemuan tersebut.[15] Ia juga harus mengkhotbahkan Injil kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.[15] Selanjutnya, seorang uskup ditahbiskan dan ditetapkan untuk mengetuai Imamat Harun di sebuah lingkungan.[15] Dia adalah prsediden kuorum imam yang mengelola keuangan dan keuangan serta mengarahkan pemeliharaan bagi yang miskin dan membutuhkan.[15] Sedangkan Imamat Melkisedek memiliki kuasa dan memegang untuk memimpin Gereja dan mengarahkan pengkhotbahan Injil di seluruh penjuru dunia.[15] Dalam imamat Melkisedek terdapat pembagian dan jabatan berikut: penatua, imam besar, bapa bangsa, tujuhpuluh, dan rasul. Penatua dipanggil untuk mengajar, menguraikan, menasihati, membaptis dan mengawasi Gereja. Semua pemegang imamat Melkisedek adalah penatua.[15] Mereka memiliki wewenang untuk menganugerahkan karunia Roh Kudus dengan menumpangkan tangan dan melayani orang sakit serta memberkati anak-anak kecil.[15] Seorang imam besar diberi wewenang untuk menjabat dalam gereja dan menyelenggarakan hal-hal rohani (lihat A&P 107:10), dan yang ditahbiskan sebagai imam besar adalah presiden wilayah, presiden misi, dewan tinggi, uskup dan pemimpin gereja.[15] Bapa bangsa ditahbiskan oleh presiden wilayah ketika mereka diwenangkan oleh Dewan Dua Belas untuk memberikan berkat-berkat bapa bangsa kepada anggota gereja.[15] Berkat itu berupa tentang pemanggilan di bumi.[15] Sedangkan tujuhpuluh adalah saksi khusus bagi Yesus Kristus kepada dunia dan membantu membangun dan mengatur gereja di bawah arahan Presiden Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul.[15] Selain itu, Rasul juga merupakan saksi khusus bagi nama Yesus Kristus di seluruh dunia dengan melakukan urusan-urusan gereja di dunia.[15] Mereka yang mendapat jabata rasul ditetapkan sebagai anggota Kuorum Dua Belas Rasul.[15] Dengan demikian, oara pemegang Imamat Melkisedek diorganisasi ke dalam kuorum-kuorum berikut:[15]
Pada puncak hierarki gereja ini terdapat satu badan yang disebut General Authorities. Badan ini terdiri dari seorang presiden, dua penasihat dan dewan dua belas rasul.[15] Presiden dipandang sebagai nabi yang menerima wahyu ilahi, pelihat dan penyingkap gereja yang dipulihkan.[15] Presiden juga menunjuk dan mengangkat seluruh anggota General Authorities yang calon-calonnya terlebih dahulu dipilih warga dan pejabat Mormon yang menghadiri konferensi umum setiap tahun di Salt Lake City.[15] Ketua dewan dua belas rasul biasanya diangkat menjadi presiden baru bila presiden yang lama meninggal dunia.[15] Referensi
Pranala luarSitus resmi
Kritik
|