Federasi Kurash Indonesia
Federasi Kurash Indonesia (disingkat FERKUSHI, bahasa Inggris: Indonesia Kurash Federation) adalah organisasi keolahragaan yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap pengelolaan, pembinaan, pengembangan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan cabang olahraga bela diri Kurash di Indonesia. Ferkushi didirikan pada tanggal 15 Juni 2016 dengan nama awal Pengurus Besar Kurash Indonesia (PB KI) oleh Wide Putra Ananda dan Krisna Bayu. Sejak awal tahun 2019 nama Pengurus Besar Kurash Indonesia (PB KI) diubah menjadi Federasi Kurash Indonesia hingga saat ini.[2] Melalui musyawarah nasional (Munas) ke-3 yang diadakan di Jakarta pada tanggal 25 Februari 2023, Ferkushi telah memilih dan menetapkan kembali Mayor Jenderal TNI (Purn) Teuku Abdul Hafil Fuddin sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Kurash Indonesia (PB Ferkushi) periode 2023-2027.[3] Pada tanggal 8 Juni 2023 Letnan Jenderal (Purn) Marciano Norman selaku Ketua Umum KONI Pusat melantik secara resmi kepengurusan PB Ferkushi masa bakti 2023-2027, di Jakarta.[4] SejarahKurash adalah salah satu olahraga beladiri yang berasal dan sangat populer di kawasan Asia Tengah, khususnya di Uzbekistan. Kurash adalah olahraga sejenis gulat kuno yang menurut penelitian ilmiah terbaru, telah ada setidaknya 3500 tahun yang lalu. Kurash merupakan salah satu seni bela diri tertua yang pernah dipraktikkan orang. Kurash berasal dari kata Uzbek yang berarti mencapai tujuan dengan cara yang adil. Olahraga kurash sebelumnya hanya dipraktikkan sebagai seni bela diri untuk hiburan ke publik selama libur besar, berbagai pesta termasuk sering menjadi hiburan pada pesta pernikahan. Selama lebih dari tiga milenium Kurash hanya berkembang hingga perbatasan Asia Tengah. Teknik, tradisi, aturan dan filosofi Kurash secara lisan diturunkan dari generasi ke generasi. Hingga saat ini, tidak ada yang pernah mencoba mensistematisasikan dan menggeneralisasi warisan Kurash. Sebaliknya kurash digunakan sebagai dasar untuk olahraga lain. Baru pada tahun 1980 Komil Yusupov, seorang master kurash, judo dan sambo yang dikenal luas dari Uzbekistan memulai penelitian tentang kurash. Butuh sepuluh tahun baginya untuk membuat aturan universal baru untuk kurash. Aturan yang menggabungkan teknik terbaik dari Kurash, filosofi keberanian dan humanisme berusia ribuan tahun dengan persyaratan ketat olahraga modern. Dia memperkenalkan kategori berat, gerakan, dan terminologi kurash berdasarkan 13 kata Uzbekistan, menetapkan durasi pertandingan yang tetap, seragam untuk pemain dan wasit, dan hal-hal lainnya agar dapat digunakan sebagai olahraga modern. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 dan munculnya negara-negara berdaulat baru pecahan dari Uni Soviet menjadi tonggak sejarah baru berkembangnya kurash ke seluruh dunia. Uzbekistan sebagai negara berdaulat baru pecahan Uni Soviet dengan Islam Karimov sebagai presiden pertama Uzbekistan, sangat mendukung penyebaran kurash ke seluruh dunia. Setelah dilakukannya berbagai macam uji coba dan penetapan standar keolahragaan, maka pada tahun 1998 berdirilah Internasional Kurash Association (IKA) berkedudukan di Toshkent Uzbekistan. Sejarah kurash di IndonesiaPengenalan olahraga kurash di Indonesia dimulai pada tahun 2016 yang diprakarsai oleh Wide Putra Ananda. Pada saat itu, Indonesia sudah mulai mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Negara-negara Asia yang ke-18 yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 di Jakarta dan Palembang. Wide melihat peluang yang sangat besar bagi atlet Indonesia untuk mendapatkan prestasi tertinggi dalam olahraga kurash khususnya di kelas ringan, karena olahraga kurash yang sederhana dan tidak mengenal teknik kuncian, sehingga dinilai cocok untuk kondisi atlet Indonesia. Setelah mendapatkan izin dari organisasi kurash internasional, Wide kemudian mengajak Krisna Bayu seorang legenda judo Indonesia untuk memprakarsai berdiri organisasi kurash di Indonesia. Pada tanggal 15 Juni 2016 berdirilah organisasi kurash pertama di Indonesia dengan nama Pengurus Besar Kurash Indonesia (PBKI) sebagai organisasi yang bertanggungjawab untuk mengembangkan dan membina olahraga kurash di Indonesia.[5] Pada awal tahun 2019 sesuai keputusan musyawarah nasional luar biasa, nama organisasi diubah dari Pengurus Besar Kuras Indonesia menjadi Pengurus Besar Federasi Kurash Indonesia (PB Ferkushi). Pada tanggal 24 Maret 2019 bersama dengan tiga cabang olahraga lainnya, PB Ferkushi diakui dan diterima secara resmi menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia melalui Rakernas KONI Pusat yang diadakan di Jakarta yang dihadiri juga oleh jajaran KONI Daerah dan seluruh Pengurus Besar organisasi cabang olahraga anggota KONI Pusat.[6] Selanjutnya masih pada tahun yang sama pada tanggal 9 Oktober 2019, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengesahkan dan menerima secara resmi PB Ferkushi sebagai anggota baru KOI melalui Kongres KOI yang diadakan di Jakarta.[7] KompetisiSejak asosiasi kurash internasional (IKA) berdiri pada tahun 1998, IKA telah mengadakan kejuaraan dunia kurash sejak tahun 1999. Kejuaraan Dunia untuk kategori senior diadakan pertama kali di Tashkent Uzbekistan pada tahun 1999.[8] Beberapa tahun setelahnya, kurash sudah dipertandingkan pada Asian Indoor Games ke-2 di Macau, China pada tahun 2007 sebagai cabang olahraga ekshibisi.[9][10] Sementara dalam ajang kejuaraan multi-olahraga di kawasan Asia, kurash memulai debutnya sebagai cabang olahraga resmi yang dipertandingkan pada Asian Games ke-18 tahun 2018 yang diadakan di Jakarta dan Palembang, Indonesia.[11][12] Untuk kawasan Asia Tenggara pada tahun 2019 kurash secara resmi dipertandingkan pada Sea Games ke-30 di Manila, Filipina.[13] Di tingkat nasional pada tahun 2021 kurash sudah dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 di Papua sebagai cabang olahraga ekshibisi.[14] Dua tahun sebelumnya, pada tanggal 29-30 Juni 2019 PB Ferkushi berhasil mengadakan Kejuaraan Nasional Kurash pertama di Jakarta sekaligus sebagai ajang seleksi akhir untuk persiapan Pesta Olahraga Asia Tenggara ke-30 di Manila Filipina.[15] Kejuaraan dunia senior
Atlet dan prestasiPada kejuaraan multievent internasional tingkat Asia, atlet kurash Indonesia masih harus berjuang keras menghadapi dominasi atlet kurash dari negara asalnya Uzbekistan. Pada Pesta Olahraga Asia ke-18 tahun 2018 di Jakarta, atlet putri Indonesia Khasani Najmu Shifa berhasil menyumbang medali perunggu.[17] Di tingkat Asia Tenggara Vietnam mendominasi cabang olahraga kurash. Pada Pesta Olahraga Asia Tenggara ke-30 tahun 2019 di Manila, cabang olahraga kurash berhasil menyumbangkan 3 medali perak dan 3 medali perunggu untuk kontingen Indonesia.[18] Atlet putra Indonesia I Komang Adiarta berhasil menyumbang medali perak yang turun di kelas 81 kg. Di tim putri Maria Magdalena Ince dan Khasani Nazmu Shifa berhasil menyumbang medali perak yang masing-masing turun di kelas 52 kg dan 63 kg. Referensi
Pranala luar
|