Endong
Endong atau penjalinan[5] (Schoenoplectus subulatus, sin. Scirpus subulatus) adalah sejenis rumput yang hidup di rawa-rawa, termasuk anggota suku Cyperaceae. Tumbuhan yang menyebar luas di wilayah hangat Dunia Lama (Afrika, Asia Selatan dan Tenggara, hingga ke Australia) ini kadang-kadang digunakan sebagai bahan anyaman. Dalam bahasa Inggris rumput ini dikenal sebagai coast club-rush,[6] atau awl club-rush.[7] PengenalanRumput yang menahun, dengan rimpang pendek; adakalanya dengan stolon ramping. Batang agak kokoh hingga kokoh, tegak, bulat torak namun dengan bagian yang menyegitiga tumpul tepat di bawah perbungaan, seperti berbedak (glaucous), 60-150 cm × 3-10 mm. Daun-daun menyusut menjadi semacam seludang, tanpa helaian daun,[5] yang menyelubungi pangkal batang.[8][9] Perbungaan seolah terletak di samping (pseudolateral); tunggal atau majemuk, dengan sedikit atau banyak spikelet, panjang 2–8 cm. Daun pelindung tegak dan seolah-olah menjadi kelanjutan batang, kaku, beralur di sisi dalamnya hingga menyegitiga, 2-5(-10) cm. Spikelet menyendiri, bulat telur hingga bulat telur lonjong, silindris, mengerucut ujungnya, dengan banyak bunga yang tersusun padat, berwarna merah karat hingga kecokelatan, 8-15 × 3–4 mm. Tangkai perbungaan (rays) ramping, halus, atau sedikit kasar dekat ujungnya. Glumanya tipis, seperti membran, tersusun rapat, jorong hingga lonjong, 3½-4 × 2 mm, tumpul atau agak melekuk di ujungnya, dengan tonjolan kecil bagai pucuk benang—perpanjangan dari urat tengah helaian.[5] Agihan dan ekologiRumput endong menyebar luas di lahan-lahan basah di wilayah-wilayah ugahari dan tropis Dunia Lama, mulai dari Afrika (di antaranya Maroko, Aljazair, dan Mesir di utara, Gabon, Nigeria, Etiopia, Zaire, hingga ke Namibia di selatan), Madagaskar, sebagian Asia Barat (Afghanistan, Iran, Oman), Asia Selatan (Pakistan, India, Srilangka, Nikobar dan Andaman), Asia Tenggara (Thailand, Vietnam, Hainan) dan Nusantara (Filipina, Jawa, Irian) hingga ke Australia.[10] Endong menyukai rawa-rawa masin, tepi genangan atau danau bergaram di belakang pantai; adakalanya membentuk tegakan dominan. Tercatat pula di perairan yang bersumber dari mata air panas, seperti halnya di Tarogong, Garut (800 m dpl., di lereng G. Guntur); dan di tepian Danau Batur (1.000 m dpl).[5] KegunaanEndong tidak banyak dimanfaatkan, namun di Indramayu batangnya yang dikeringkan dipakai untuk pembuatan tikar.[5] Di Oman dan Senegal, batang-batang endong digunakan untuk bahan atap. Empulur batangnya dimakan orang di Oman, baik mentah atau setelah dimasak. Pada masa kekurangan, rumput endong ini di Oman dan Mesir juga digunakan sebagai pakan ternak darurat.[11] Catatan kaki
Bacaan lanjut
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Schoenoplectus subulatus.
|