Ayat Penyucian (bahasa Arab: آية التطهير) mengacu pada ayat 33:33 dari Al-Qur'an, kitab suci utama dalam Islam. Ayat ini membahas tentang status kemurnian Ahlulbait (terj. har.'penghuni rumah'), bagian terakhirnya berbunyi,
Tetaplah (tinggal) di rumah-rumahmu dan janganlah berhias (dan bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu. Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, serta taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa darimu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.[1]
Umat Islam berbeda pendapat tentang siapa yang termasuk dalam Ahlulbait dan apa saja hak istimewa atau tanggung jawab politik yang mereka miliki.[2]Islam Syiah membatasi Ahl al-Bayt kepada para Nabi IslamMuhammad, putrinya Fatimah az-Zahra, suaminya Ali bin Abi Thalib, dan kedua putra mereka, Hasan dan Husain.[3][4] Ada berbagai pandangan dalam Islam Sunni, meskipun kompromi yang umum adalah memasukkan juga istri-istri Muhammad ke dalam Ahlulbait.[5] Ayat penyucian diri ini dipandang oleh kaum Syiah sebagai bukti kesempurnaan Ahlulbait.[6]
Brunner, R. (2014). "Ahl al-Bayt". Dalam Fitzpatrick, C.; Walker, A.H. Muhammad in History, Thought, and Culture: An Encyclopedia of the Prophet of God. ABC-CLIO. hlm. 5–9. ISBN9781610691772.
Campo, Juan E. (2004). "Ahl al-Bayt". Dalam Martin, Richard C. Encyclopedia of Islam and the Muslim World. 1. MacMillan Reference USA. hlm. 25–26. ISBN0028656040.
Shomali, M.A. (2003). Shi'i Islam: Origins, Faith, and Practices. Islammic College for Advanced Studies Press. ISBN((190406311x)) Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan).
Veccia Vaglieri, L. (2012). "Fāṭima". Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). ISBN9789004161214.