Aksara atau sistem penulisan adalah suatu sistemsimbolvisual yang tertera pada kertas maupun media lainnya (batu, kayu, kain, dll) untuk mengungkapkan unsur-unsur yang ekspresif dalam suatu bahasa. Istilah lain untuk menyebut aksara adalah sistem tulisan. Alfabet dan abjad merupakan istilah yang berbeda karena merupakan tipe aksara berdasarkan klasifikasi fungsional. Unsur-unsur yang lebih kecil yang terkandung dalam suatu aksara antara lain: grafem, huruf, diakritik, tanda baca, dsb. Satuan aksara disebut glif.
Etimologi
"Aksara" secara etimologis berasal dari bahasa Sanskerta yaitu akṣara (Dewanagari: अक्षर) yang bisa berarti 'huruf',[1] 'bunyi',[2] atau 'vokal'.[3] Aksara juga dapat berarti "tak termusnahkan", yang berasal dari kata a+kṣara; awalana- (अ) berarti 'tidak', sedangkan kṣara (क्षर) berarti 'termusnahkan'.[4] Aksara dikatakan sebagai sesuatu yang kekal karena peranannya dalam mendokumentasikan dan mengabadikan suatu peristiwa komunikasi dalam bentuk tulis, sehingga kesuraman dan kejayaan masa lalu dapat dijamah kembali dengan bukti-bukti literal.[5]
Terminologi
Istilah lain untuk menyebut aksara adalah huruf atau abjad (bahasa Arab) yang dimengerti sebagai lambang bunyi bahasa (fonem) sedangkan bunyi itu sendiri adalah lambang pengertian yang menurut catatan sejarah secara garis besar terdiri dari kategori (Kartakusuma 2003):
Ideogram, yaitu aksara yang hurufnya merupakan simbol untuk mewakili gagasan (jumlah benda, kata sifat, kata ganti) atau benda (abstrak atau konkret), antara lain aksara Tionghoa masa kini yang hasil goresannya tidak lagi dilihat melukiskan benda konkret;
Abjad suku kata, yaitu aksara yang setiap hurufnya menggambarkan suku kata. Kategori ini terbagi menjadi dua:
Aksara silabis murni, yaitu abjad suku kata yang hurufnya memiliki bentuk berbeda-beda untuk setiap suku kata. Contohnya huruf Ka, Ki, Ku, Ke, Ko memiliki bentuk berbeda-beda dalam aksara Katakana dan Hiragana di Jepang;