Stasiun Tanjungkarang
Stasiun Tanjungkarang (TNK) merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Enggal, Kota Bandar Lampung. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun dalam jalur kereta api yang menghubungkan Kota Bandar Lampung dengan Kota Palembang, Sumatera Selatan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +96 m ini merupakan stasiun kereta api utama PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional IV Tanjungkarang. Stasiun ini difungsikan untuk pemberangkatan kereta api jarak jauh yang melayani perjalanan hingga Stasiun Kertapati Palembang. Mulanya stasiun ini dikelola oleh Eksploitasi Sumatera Selatan yang kemudian berubah menjadi Divisi Regional III Sumatera Selatan dan Lampung. Sejak 1 Mei 2016, stasiun yang sebelumnya termasuk dalam Subdivre III.2, akhirnya termasuk dalam Divisi Regional IV Tanjungkarang.[4] SejarahJalur kereta api pertama yang dibangun di Provinsi Lampung dimulai dari Stasiun Panjang menuju Stasiun Tanjungkarang sejauh 12 km. Jalur ini diresmikan pada tanggal 3 Agustus 1914 oleh Staatsspoorwegen op Zuid-Sumatra (ZSS), divisi dari Staatsspoorwegen (SS). Selanjutnya pembangunan diarahkan ke Kota Palembang.[3] Dengan menggunakan lebar sepur 1.067 mm, ZSS berhasil membangun jalur kereta api di rute Palembang–Bandar Lampung sejauh 529 kilometer. Kesuksesan yang diraih SS menginspirasi perusahaan ini pernah menyusun masterplan agar seluruh wilayah Sumatra terhubung dengan rel kereta api, namun Depresi Besar (zaman malaise) yang terjadi di akhir dekade 1920-an menyebabkan rencana ini gagal.[5] Bangunan dan tata letakStasiun ini memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus ditambah satu jalur menuju depo serta dua sepur simpan untuk menyimpan cadangan rangkaian kereta api. Jalur 2 merupakan jalur untuk kereta api (KA) yang berjalan langsung serta KA Babaranjang isian yang berhenti normal di stasiun ini. Jalur 3 dan 4 digunakan untuk keberangkatan maupun kedatangan KA penumpang dan peronnya sudah berupa peron tinggi untuk mempermudah penumpang naik ke dalam KA. Jalur 1 merupakan sepur belok panjang untuk bersilangnya KA barang, baik isian maupun kosongan; umumnya jalur 1 digunakan untuk bersilangnya KA barang isi jika ada KA barang kosong yang melintas langsung di stasiun ini, serta jika akan ada kedatangan atau keberangkatan kereta api penumpang. Awalnya jalur 1 memiliki panjang jalur yang hampir sama dengan jalur 4, tetapi diperpanjang hingga ke rumah sinyal km 14 (pos C).[6] Bentuk dasar bangunan stasiun ini masih mengusung aliran Modern dan Art Deco yang sudah diterapkan sejak periode akhir kolonialisme Hindia Belanda. Walaupun demikian, stasiun ini juga memadu gaya arsitektur ini dengan arsitektur yang bertemakan kebudayaan Lampung. Hal ini dibuktikan dari atap bangunan utama stasiun yang menggunakan ornamen siger. Selain itu, pada dinding stasiun, terdapat panel dengan ornamen kain tapis. Siger dan kain tapis adalah adalah bagian yang tak terpisahkan dari pakaian adat wanita Lampung serta merupakan simbol kemuliaan seorang wanita. Oleh karena itulah, ornamen siger banyak dimanfaatkan dalam tata kota di Kota Bandar Lampung.[7] Stasiun ini telah direnovasi pada tahun 2014, antara lain perluasan ruang tunggu serta penambahan toilet dan musala baru.[8] Ciri khasStasiun ini memiliki ciri khas berupa lagu daerah Cangget Agung yang sering diputarkan setiap kali ada kedatangan dan keberangkatan KA penumpang. Layanan kereta apiBerikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[9] Penumpang
BarangAngkutan batu bara rangkaian panjang, tujuan Tarahan dan Tanjung Enim Baru Antarmoda pendukung
InsidenPada tanggal 19 Januari 2018, Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung menggagalkan upaya penyelundupan narkoba jenis sabu di Stasiun Tanjungkarang. Sabu seberat 517 gram itu akhirnya diamankan saat menjalani pemeriksaan/check in di stasiun tersebut.[13] Referensi
Pranala luar(Indonesia) Situs web resmi KAI dan jadwal kereta api
|