Stasiun Purwakarta
Stasiun Purwakarta (PWK) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Nagritengah, Purwakarta, Purwakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +84 meter ini merupakan stasiun yang berada di dalam pengelolaan Daerah Operasi 2 Bandung dan KAI Commuter. Stasiun ini berjarak 500 meter di utara Situ Buleud dan kompleks kantor lama residen Purwakarta serta 98,2 km arah selatan dari Jakarta Gambir. Petak jalur yang menuju ke arah Stasiun Ciganea masih berupa jalur tunggal, sedangkan yang menuju ke arah Stasiun Cibungur sudah berupa jalur ganda. Ke arah utara stasiun ini, sebelum Stasiun Cibungur, terdapat Halte Sadang yang sudah tidak aktif sejak diberlakukan Gapeka 2015. SejarahJalur kereta api Cikampek–Purwakarta diresmikan pada 27 Desember 1902 dan sampai di Padalarang pada tanggal 2 Mei 1906. Dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS), jalur tersebut dibangun untuk memangkas waktu tempuh perjalanan kereta api rute Jakarta–Bandung. SS sangat mengandalkan jalur ini untuk KA-KA ekspres mereka. Bila dibandingkan dengan melewati jalur lama yang melewati Cianjur, SS membangun jalur ini untuk pengguna jasa yang ingin lebih cepat sampai di Bandung.[4] Kereta api yang dijalankan di lintas tersebut diberi nama Vlugge Vier (Cepat 4), yang menggambarkan sebuah kehandalan, ketangguhan, serta kecepatan dari kereta api ini yang menantang medan terjal di jalur tersebut. Stasiun ini menjadi salah satu titik pergantian lokomotif uap dari sebuah rangkaian kereta api karena adanya peralihan medan yang terjal dan berkelok-kelok dengan medan yang datar. Selain di stasiun ini, titik pergantian lokomotif uap lainnya pun juga ada di Stasiun Padalarang. Stasiun Purwakarta juga mempunyai peran saat era perang kemerdekaan, di mana banyak kendaraan militer untuk keperluan peperangan dibongkar muat ke atas gerbong di stasiun ini. Dahulu, terdapat sebuah rel cabang yang menuju ke depo minyak Pertamina dan juga ke Waduk Jatiluhur. Namun, rel cabang yang mengarah ke bendungan tersebut hanya digunakan saat dalam proses pembangunan bendungan itu saja. Rel cabang tersebut digunakan untuk membawa turbin air yang diturunkan dari kapal melalui Stasiun Tanjung Priuk dan diangkut menggunakan sebuah gerbong khusus. Kini, hanya sedikit bekas dari rel cabang tersebut yang masih tersisa, seperti contohnya pondasi jembatan dan perlintasan sebidang.[5] Bangunan dan tata letakStasiun Purwakarta memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus jalur ganda dari arah Jakarta, dan jalur 2 merupakan sepur lurus jalur ganda ke arah Jakarta maupun jalur tunggal dari dan ke Bandung. Jalur ganda parsial tersebut diinisiasi pada awal 2002 dan selesai tahun 2004.[6] Bangunan stasiun yang masih sepenuhnya asli ini, beserta hampir seluruh stasiun lainnya di segmen Cikampek–Padalarang, telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta[7] dan Bandung Barat.[8] Saat lokomotif uap masih berjaya di kawasan pegunungan Parahyangan, Stasiun Purwakarta adalah tempat pergantian lokomotif uap bagi rangkaian kereta api yang datang dari arah Jakarta menuju ke arah Bandung. Lokomotif uap lintas datar yang menarik rangkaian kereta api dari Jakarta akan diganti dengan lokomotif uap tipe mallet yang lebih cocok untuk digunakan di daerah pegunungan.[5] Oleh karena itu, Stasiun ini dilengkapi dengan fasilitas sebuah depo lokomotif yang cukup besar. Depo lokomotif ini diperkirakan tidak beroperasi lagi pada pertengahan era 1980-an, setelah lokomotif-lokomotif uap mulai dipensiunkan dan diakfirkan secara massal. Namun, sehubungan dengan adanya rencana pengoperasian kembali depo lokomotif ini, bangunannya akhirnya kembali direnovasi secara keseluruhan. Pekarangan emplasemen stasiun ini juga menjadi tempat unspoor atau ditanahkannya unit-unit Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi non-AC yang pernah beroperasi di lintas Jabodetabek sejak dihapuskannya layanan KRL non-AC pada 25 Juli 2013.[9] KRL Rheostatik, BN-Holec, Hitachi, KRD MCW 302, bahkan kereta penumpang kelas ekonomi (K3) yang sudah afkir pun ditumpuk bersamaan di area ini. Pada tahun 2018, tumpukan-tumpukan KRL non-AC, KRD, serta K3 ini pun dibesituakan atau dirucat habis, dan digantikan dengan unit-unit bangkai kereta penumpang yang lebih baru. Unit-unit kereta afkir yang dibesituakan ini dijual, dikilokan, maupun dihancurkan dan kemudian dihapus dari daftar sarana yang dimiliki oleh PT KAI atau KCI.[10] Terdapat juga sebuah area di mana terdapat bekas gerbong-gerbong barang afkir yang di-unspoor atau ditanahkan, lokasinya berada di sebelah kiri pojok emplasemen stasiun yang mengarah ke Stasiun Ciganea. Selain Stasiun Purwakarta, tempat perucatan unit KRL-KRL afkir lainnya juga terdapat di Stasiun Cikaum dan Stasiun Pasirbungur, yaitu tempat perucatan KRL Eksekutif AC milik PT KAI yang diimpor sebelum tahun 2009, serta unit KRL milik PT KAI atau KCI yang tidak diperpanjang lagi masa pakainya.[11][12] Layanan kereta apiBerikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[13] Antarkota
Lokal (Commuter Line)
Galeri
Referensi
Pranala luar(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api Wikimedia Commons memiliki media mengenai Purwakarta Station.
|