Stasiun Lampegan
Stasiun Lampegan (LP) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Cimenteng, Campaka, Cianjur. Stasiun yang terletak pada ketinggian +439 meter (sebelumnya +652 m) ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung dan merupakan stasiun yang lokasinya paling barat di Kabupaten Cianjur. Stasiun ini hanya berjarak sekitar 8 km dari Situs Megalitikum Gunung Padang, suatu cagar budaya nasional. Letaknya yang demikian ini diharapkan dapat mendongkrak sektor pariwisata di kabupaten tersebut.[3][4] SejarahStasiun ini dibangun pada tahun 1879-1882, digunakan untuk merawat dan mengawasi Terowongan Lampegan yang terletak di dekatnya. Stasiun ini dahulu melayani kereta api Cianjuran untuk mengisi slot rute Bandung–Bogor pp. Akan tetapi, kereta api ini dihentikan operasinya pada tahun 2013 karena ketidaktersediaan subsidi PSO dari Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Stasiun ini sempat vakum.[5] Stasiun ini mulai melayani penumpang lagi dengan diluncurkannya kereta api Siliwangi pada tanggal 8 Februari 2014 dengan rute Sukabumi–Cianjur pp.[6] TerowonganNama Lampegan yang disandang oleh stasiun dan terowongan ini berasal dari kejadian saat Terowongan Lampegan dibangun. Yaitu pada saat dibangun terjadi dialog antara para pekerja terowongan, "Lamp pegang" atau "Lamp aan" yang berarti: "nyalakan/pegang lampunya."[7] Namun, ada beberapa yang menyebut bahwa kata lampegan berasal dari kata bahasa Sunda yang merujuk pada tumbuh-tumbuhan kecil.[8] Pada tahun 2001, Terowongan Lampegan tertutup mulutnya oleh tanah longsor. Setelah kejadian itu, stasiun ini sempat diperbaiki kembali, tetapi belum sempat dilintasi kembali, longsor kembali terjadi pada tahun 2006 di petak Cibeber-Lampegan sehingga perjalanan kereta dari arah Stasiun Padalarang hanya sampai Stasiun Cianjur. Renovasi stasiun dan terowongan dilakukan setelah kejadian ini dan stasiun berfungsi kembali pada tahun 2010.[9] Bangunan dan tata letakAwalnya stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus ditambah bekas sepur badug di sebelah barat, tetapi kini jalur 1 dan weselnya sudah dibongkar karena peristiwa anjloknya KA Siliwangi di wesel dekat mulut terowongan (lihat di bagian Insiden) sehingga tidak ada lagi persilangan maupun penyusulan antarkereta api di stasiun ini. Bangunan stasiun ini kini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI.
Layanan kereta apiLokal
InsidenPada tanggal 10 Febuari 2014, Kereta api Siliwangi dari Stasiun Cianjur tujuan Stasiun Sukabumi anjlok di mulut Terowongan Lampegan. Beberapa jadwal kereta api terpaksa dibatalkan.[10] Galeri
Referensi
|