Sejarah penerjemahan Alkitab ke dalam rumpun bahasa di Indonesia
Teks Alkitab Bahasa Indonesia sudah ada sejak lama. Sejak awal abad ke-17 (tahun 1612 di Batavia) hingga saat ini sudah ada paling sedikit 22 versi lengkap Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu-Indonesia (modern dan kuno, rendah, dan tinggi),], dan dalam bentuk sebagian saja sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 100 bahasa daerah,[1] sementara beberapa bahasa, misalnya bahasa Jawa dan bahasa Batak, mempunyai lebih dari satu versi.[2] Terjemahan Ruyl ke dalam bahasa Melayu Tinggi merupakan terjemahan Alkitab pertama dalam bahasa non-Eropa.[3][4] Sejarah penerjemahan Alkitab ke dalam Bahasa MelayuDi antara tulisan-tulisan Kristen yang paling awal di tanah Nusantara adalah buku Kitab Salat as-Sawai (Kitab Doa dan Tafakur) yang disusun oleh seorang pekabar Injil Portugis bernama Gregorio de Gregorus pada 1514. Buku ini diterbitkan di Fano, Italia di dalam tulisan Jawi dan mengandungi beberapa petikan Alkitab Vulgata yang diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa Melayu. Tokoh-tokoh seperti Francis Xavier juga telah menyusun beberapa katekisme (buku soal-jawab agama) di dalam bahasa Melayu.[5] Namun, penerjemahan seluruh Alkitab ke dalam bahasa Melayu baru ada setelah orang Protestan Belanda datang ke Nusantara.[6] Pada mulanya, Alkitab di dalam bahasa Melayu digunakan oleh umat Kristen di seluruh Nusantara tanpa melihat bahwa Alkitab itu diterjemahkan, dicetak dan diedarkan oleh pihak Gereja di Tanah Melayu, Borneo ataupun Hindia Timur. Setelah kemerdekaan Indonesia (1945) dan Malaysia (1957), perkembangan Bahasa Melayu mengambil arah yang tersendiri di antara kedua negara tersebut. Pada awal zaman kemerdekaan kedua negara tersebut, versi Alkitab yang lazimnya dipakai oleh umat Kristen adalah Alkitab Shellabear (1912) dan Alkitab Terjemahan Lama (1958) yang menggabungkan Perjanjian Lama Klinkert (1870) dan Perjanjian Baru Bode (1938) di dalam satu edisi. Alkitab Ende (1968) yang diterbitkan oleh Gereja Katolik Roma Indonesia dan Alkitab Terjemahan Baru (1974) yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia adalah usaha yang pertama untuk menerjemahkan dan menerbitkan Alkitab di dalam Bahasa Indonesia modern. Pada masa yang sama, Persatuan Alkitab Singapura, Brunei dan Malaysia menerbitkan Perjanjian Baharu Berita Baik (1974) di dalam Bahasa Malaysia modern yang kemudiannya disusul dengan penerbitan edisi Alkitab Berita Baik yang merangkum teks penerjamahan baru Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru di dalam Bahasa Malaysia modern pada tahun 1987.[6] Kronologi
Terjemahan Alkitab bahasa Indonesia "Lama"Berikut beberapa terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia Modern (kira-kira sebelum EYD diberlakukan)[13][14]
Terjemahan Alkitab bahasa Indonesia "Modern"Berikut beberapa terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia Modern (kira-kira setelah EYD diberlakukan)[15][16]
Lembaga-lembaga Alkitab dan Penerjemahan AlkitabSejak 1800 telah ada banyak lembaga Alkitab yang pernah aktif dalam menterjemahkan Alkitab di Indonesia.[17][18]
Catatan: Daftar di atas belum termasuk organisasi yang non-Lembaga Alkitab, atau yang menterjemahkan Alkitab dalam bahasa suku/daerah[15]. Terjemahan terkenal dalam bahasa daerah di IndonesiaBahasa JawaGottlob Brückner (1783-1857) menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jawa, bahasa daerah terbesar di Indonesia, pada tahun 1820[19]
Bahasa Dayak NgajuJ. F. Becker dan A. Hardeland menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Dayak Ngaju di bagian selatan Kalimantan (1846 PB, 1858 PL) Bahasa SundaJ. Esser menerjemahkan Injil Matius ke dalam bahasa Sunda dari bagian barat pulau Jawa (1854). Kemudian G. J. Grashuis menerjemahkan Injil Lukas pada tahun 1886. Pada tahun 1877, penerjemahan seluruh Perjanjian Baru telah diselesaikan oleh Sierk Coolsma, dan diikuti oleh seluruh Alkitab pada tahun 1891. Coolsma juga menerbitkan beberapa kitab PB dalam aksara Arab (Jawi script) pada tahun 1871. Bahasa Bugis/MakassarB. F. Matthes (1818-1908) menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Bugis di bagian selatan Sulawesi (1863 Matius, 1888 PB, 1901 PL) dan bahasa Makassar (1864 Matius, 1888 PL, 1900 PB). Bahasa Batak TobaLudwig Ingwer Nommensen (1834 - 1918), dari Rheinische Missionsgesellschaft, menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Batak Toba di Sumatera Utara (1878 di aksara Batak dan tahun 1885 dalam aksara Latin) Bahasa SangirE. T. Steller (1834-1897) menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Siau (1883 PB) dan bahasa Sangir di utara Sulawesi (1942 PB). Perbandingan Ayat AlkitabPerbandingan Ayat Alkitab dalam 15 versi (1733-2005)
Perbandingan Ayat Yoh 3:16 dalam 12 Bahasa Suku/Daerah Referensi
Pranala luar
|