Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij
Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij, N.V. (SJS) adalah salah satu perusahaan kereta api yang dahulu mengoperasikan jalur kereta api sepanjang 417 km di sekitar Semarang dan wilayah Muria Raya, Jawa Tengah. Perusahaan ini mengelola jalur kereta api di Demak, Kudus, Pati, Rembang, Jepara, sebagian Blora, sebagian Grobogan, sebagian Bojonegoro, dan sebagian Tuban. Daerah ini adalah penghasil terbesar komoditas gula, kapuk, kayu jati, tras, dan bahan bangunan lainnya yang merupakan "tambang emas" angkutan perusahaan SJS. Saat ini lahan eks-SJS yang seluruhnya sudah nonaktif termasuk dalam Wilayah Aset IV Semarang. Perusahaan ini mengusung lebar sepur 1.067 mm, termasuk lintas Trem Semarang (Jurnatan–Bulu–Banjir Kanal dan Jurnatan–Jomblang).[1] SejarahPembentukan SJS didasarkan konsesi izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang diterbitkan pada tanggal 1 Desember 1879, bertujuan untuk menghubungkan Semarang dengan Kudus dan Pati dengan moda kereta api.[2] Perusahaan ini disahkan pada tanggal 18 Maret 1881 dan mulai beroperasi pada tanggal 28 September 1881. Perusahaan ini didirikan oleh tiga orang, yaitu J.F. Dijkman, W. Walker, dan G.H. Clifford.[3] Sesuai namanya, modal awal jalur ini dimulai dari Semarang SJS hingga Juwana di Pati.[4] Direktur pertama perusahaan ini adalah Mr. H.M.A Baron van Der Goes van Dirxland yang juga merangkap jabatan sebagai direktur Oost-Java Stoomtram Maatschappij sejak tanggal 7 Juni 1888. Dalam menjalankan roda perusahaannya beliau didampingi oleh seorang sekretaris dewan yang bernama C.L.J. Martens yang mengabdi sejak November 1881 hingga April 1886. Pada tanggal 29 Januari 1890, Baron van Der Goes van Dirxland meninggal dunia. Untuk menunjang operasional, SJS mempunyai stasiun besar, yaitu Stasiun Jurnatan (atau disebut juga Semarang-Centraal atau Djoernatan). Bangunan stasiun ini berupa halte kecil yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah stasiun besar pada tahun 1913. Stasiun ini telah dinonaktifkan sejak 1974, tetapi tidak tercatat dalam daftar nama stasiun kereta api di Indonesia tahun 1950.[5][6] Dalam gedenkboek (buku peringatan) SJS, perusahaan ini juga pernah berpatungan dengan Serajoedal Stoomtram Maatschappij, Oost-Java Stoomtram Maatschappij, dan Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij.[3] Pembangunan lintasKarena jalur kereta api SJS itu sendiri banyak segmennya, maka tabel di bawah ini membahas mengenai daftar segmen SJS beserta panjang dan tanggal peresmiannya.[7] Sekitar Jurnatan
Sekitar Lingkar Muria Raya
Layanan antarmoda pelabuhanPercabangan-percabangan berikut difungsikan untuk mempermudah distribusi dan ekspor dan impor komoditas dari dan ke Lingkar Muria Raya.
Pasca-kemerdekaan dan penutupanPada tahun 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1959. Isinya antara lain menasionalisasi seluruh jalur kereta api dan trem uap yang dahulu dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan milik Belanda, yang operasionalnya diserahkan kepada Djawatan Kereta Api (DKA). Jalur kereta api SJS ini terus beroperasi di bawah bendera DKA, PNKA, hingga masa-masa emas PJKA pada tahun 1970-an. Walaupun demikian, ternyata jalur ini terus berguguran. Pada tahun 1975 jalur Kudus–Bakalan dan Juwana–Tayu ditutup. Kemudian disusul tahun 1984, Cepu Kota–Rembang ditutup. Tahun 1986, jalur Kemijen–Rembang dan Purwodadi–Ngemplak ditutup. Rembang–Jatirogo, ditutup pada tahun 1992. Akhirnya, jalur terakhir SJS, Blora–Demak dan Wirosari–Kradenan ditutup pada tahun 1996 Tetapi perlu dicatat bahwa dalam catatan dan foto yang dibuat dan dipotret oleh Michiel van Ballegoijen de Jong dalam bukunya yang berjudul Spoorwegstations op Java, ternyata walau jalur-jalur tersebut sudah ditutup, tetapi rel-relnya belum dibongkar[8] sebelum akhirnya dibongkar seluruhnya pada tahun 1990, ditandai dengan penutupan jalur Rembang–Blora dan Wirosari–Kradenan. Tidak ada reaktivasi untuk jalur ini. ArmadaSeluruh armada lokomotif SJS adalah lokomotif uap. Jalur milik SJS tidak pernah dilewati lokomotif diesel sama sekali hingga tahun 1960-an. Untuk perawatan lokomotif dan kereta-kereta SJS, dipusatkan di Balai Yasa Pengapon (Balai Yasa Semarang), yang letaknya berada di sebelah tenggara Stasiun Semarang Tawang. Bangunannya dibongkar pada pertengahan tahun 1990-an. Berikut adalah daftar lokomotif uap yang pernah dimiliki SJS:
Galeri
Referensi
Daftar pustaka
|