Werkspoor

Werkspoor
Industrimesin, bakal pelanting
Didirikan1890
PendiriPaul van Vlissingen, Abraham Dudok van Heel
Ditutup1989
Kantor pusatAmsterdam, Zuilen

Werkspoor N.V. merupakan versi singkat dari Koninklijke Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel, tetapi kemudian digunakan sebagai nama resmi. Werkspoor merupakan pabrik mesin asal Belanda, yang terkenal berkat produk bakal pelanting, mesin uap, dan mesin dieselnya. Werkspoor merupakan suksesor dari Van Vlissingen en Dudok van Heel, yang kemudian diberi nama Koninklijke Fabriek van Stoom- en andere Werktuigen. Pada tahun 1954, Werkspoor digabung dengan Stork

Pendirian

Plat nama pada sebuah mesin buatan KNFWS tahun 1899

Pada bulan Maret 1890, aktivitas bisnis pendahulu Werkspoor, Koninklijke Fabriek van Stoom- en andere Werktuigen dibekukan karena gagal membayar hutang, sehingga mulai kehilangan kepercayaan dari klien. Karena industri ini berkaitan dengan hajat hidup masyarakat Amsterdam, maka Wali Kota Amsterdam, G. van Tienhoven pun berdiskusi dengan C.T. Stork (pemilik Stork) untuk dapat mengelola industri ini lebih baik.[1]

Pada tanggal 22 Mei 1891, sebuah perusahaan baru akhirnya didirikan dengan nama Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en spoorwegmaterieel. Perusahaan ini membeli seluruh aset pendahulunya dengan harga 1.500.500 gulden, yang mana 920.500 gulden di antaranya didapat dari pinjaman dengan lahan pabrik sebagai agunan. Pada tanggal 1 Juni 1891, C.H. Strumphler ditunjuk sebagai CEO. Sementara dewan pengawasnya beranggotakan L. Serrurier dari Pemerintah Amsterdam, C.T. Stork dari senat Belanda, Jacob Theodoor Cremer dan W.J. Geertsema dari DPR Belanda, serta J.A. Roessingh van Iterson dari Hollandsche IJzeren Spoorweg-Maatschappij dan H.J. Nivel dari Maatschappij tot Exploitatie van Staatsspoorwegen[2]

Saat pertama kali dibuka pada tanggal 1 Juni 1891, perusahaan ini mempekerjakan 124 orang. Pada tahun pertama, pesanan berasal dari Angkatan Laut Belanda, yang kemudian diikuti pesanan bakal pelanting.[2] Perusahaan juga mulai mengeluarkan modal untuk memperbaiki gedung dan mesin. Mesin yang terlalu tua dan terlalu mahal untuk dioperasikan pun diganti. Sebagai produsen bakal pelanting, pabrik juga memerlukan koneksi ke jaringan rel terdekat dari pabrik.[2] Pada tahun 1893, J.T. Cremer mendirikan galangan kapal Nederlandsche Scheepsbouw Maatschappij di dekat pabrik. Hal inipun menjadi peluang bagi pabrik, karena galangan kapal tersebut memerlukan pasokan mesin uap.

Plat nama sebuah mesin buatan tahun 1937

Pada tahun 1929, alamat telegrafi perusahaan ini, Werkspoor dijadikan nama resmi. Pada tahun 1954, Werkspoor bergabung dengan Stork dan menjadi bagian dari Verenigde Machinefabrieken Stork-Werkspoor (VMF).

Bisnis

Bakal pelanting

Berita film tahun 1951. Lokomotif listrik pertama Werkspoor, Kelas NS 1200 dibuat pada tahun 1951.

Perusahaan-perusahaan kereta api Belanda berperan penting dalam perkembangan Werkspoor pada awal pendiriannya. Werkspoor pun memulai bisnis ini walau awalnya hanya mempekerjakan satu pegawai yang memiliki pengalaman mengenai produksi bakal pelanting.[3] Sehingga awalnya bakal pelanting yang diproduksi oleh Werkspoor terbatas pada gerbong dan sejenisnya. Netherlands–South African Railway Company kemudian juga memesan banyak gerbong barang, sehingga cukup membantu perkembangan Werkspoor.[4]

Pada tahun 1897, Netherlands–South African Railway Company memesan 40 lokomotif, sehingga Werkspoor kemudian membangun tiga gedung baru di Oostenburg yang didesain oleh A.L. van Gendt. Werkspoor pun resmi mulai memproduksi lokomotif, tidak hanya gerbong.[4] Pada tahun 1913, produksi gerbong dan konstruksi baja dipindah ke Kawasan Industri Lage Weide di Zuilen, dekat Utrecht. Sebuah pabrik untuk 6.000 pegawai pun dibangun, dan untuk menyediakan tempat tinggal bagi pegawai, Werkspoor juga membangun Desa Nieuw-Zuilen, yang kini menjadi pusat kota Elinkwijk dan De Lessepsbuurt. Di Utrecht, beberapa jembatan terkenal juga dibangun, seperti Waalbrug di Nijmegen dan Bommelse Brug di dekat Zaltbommel.

Setahun pertama pasca berakhirnya Perang Dunia II, ada banyak pekerjaan perbaikan jalur rel dan armada trem Belanda. Werkspoor juga membangun banyak lokomotif dan gerbong baru untuk perusahaan-perusahaan kereta api di Belanda. Pesanan Werkspoor pun kerap dikerjakan juga oleh Beijnes di Haarlem dan Allan of Rotterdam. Pasca kemerdekaan Indonesia, Werkspoor kehilangan pasar besar untuk produknya. Pada tahun 1951, Werkspoor menerima pesanan 90 lokomotif dan 400 gerbong dari Argentina. Pesanan ini dikerjakan dalam waktu tujuh tahun, dan meningkatkan jumlah pegawai hingga 5.000 orang. Pada tahun 1968, Werkspoor mendapat banyak pesanan, sehingga juga dibantu oleh DÜWAG. Walaupun begitu, masa depan produksi bakal pelanting Werkspoor tidak terlalu cerah, karena baru terbatas pada pasar Belanda. Pada tahun 1972, Werkspoor akhirnya menghentikan produksi bakal pelanting.

Permesinan

Selain memproduksi bakal pelanting, Werkspoor juga memproduksi mesin, terutama mesin kapal. Pada tahun pertama pendiriannya, Werkspoor telah membuat mesin untuk HNLMS Koningin Wilhelmina der Nederlanden, HNLMS Holland (1896) dan HNLMS Utrecht (1898).[4]

Pada tahun 1910, Werkspoor memproduksi mesin diesel pertama untuk kapal, yakni Vulcanus, untuk Bataafse Petroleum Maatschappij. Pada awal abad ke-20, Werkspoor juga mulai memproduksi mesin pendingin di bawah lisensi dari Linde AG. Pada tahun 1960, pabrik baru dibangun di tepi Kanal Amsterdam–Rhine di Utrecht. Pabrik ini digunakan untuk memproduksi pendidih dan mesin besar, Apparatenhal, yang sejak tahun 2013 dikenal sebagai Werkspoorkathedraal. Pada tahun 1989, divisi mesin Stork-Werkspoor-Diesel (SWD) dibeli oleh Wärtsilä.

Pesawat

Pesawat kargo Jumbo

Werkspoor juga pernah terjun dalam bisnis dirgantara. Pada tahun 1925, Werkspoor terlibat dalam pembuatan helikopter pertama Belanda oleh Albert Gillis von Baumhauer. Pada tahun 1930, pimpinan KLM, Albert Plesman memesan Werkspoor untuk membuat pesawat kargo hasil rancangan Joop Carley. Pengembangan Werkspoor Jumbo, bekerja sama dengan Pander & Son dihantui oleh masalah mesin yang terlalu panas. Pada tahun 1931, Jumbo menjalani uji terbang pertamanya. Pesawat ini kemudian hanya digunakan selama dua tahun sebagai pesawat kargo KLM, dan tujuh tahun berikutnya sebagai pesawat latih. Pada permulaan Perang Dunia II, dua pesawat Jumbo rusak akibat dibom dari udara.

Werkspoor juga menjadi subkontraktor Fokker pada akhir dekade 1930-an. Hingga bulan Februari 1939, 500 dari 2.000 pegawai Fokker pun bekerja di pabrik Werkspoor di Zuilen. 500 pegawai ini merupakan tukang kayu, yang dipindah karena tidak ada ruang lagi di pabrik Fokker di Amsterdam.[5] Sayap Fokker G.I, yang pertama kali terbang tahun 1937, pun terbuat dari kayu. Sayap ini tidak dibuat di Zuilen. Namun Werkspoor hanya membuat suku cadang pada sayap untuk Fokker G.I.[6]

Pada dekade 1950-an, Belanda, Belgia, dan Amerika Serikat berencana membuat 460 unit pesawat tempur Hawker Hunter, dengan sebagian akan dibiayai oleh Amerika Serikat. Mesinnya akan dibuat oleh FN di Belgia. Untuk merakit pesawat, sebuah konsorsium pun didirikan, dengan anggota sebagai berikut :[7]

  • Fokker: kontraktor utama, bertanggung jawab atas perakitan semua suku cadang, dan pembuatan bagian belakang pesawat.
  • Werkspoor: bertanggung jawab atas pembuatan bagian tengah pesawat[6]
  • Aviolanda: bertanggung jawab atas pembuatan bagian depan pesawat
  • Société Anonyme Belge de Constructiona Aéronautiques (Sabca): bertanggung jawab atas pembuatan sayap dan roda pendaratan (dengan lisensi dari Dowty)
  • Avions-Fairey: perakitan untuk semua suku cadang yang dibuat di Belgia.

Bus

Bus Leyland-Werkspoor LE-WS milik NZHSTM

Werkspoor membuat bus sebelum dan sesudah Perang Dunia II. Pada akhir dekade 1940-an, 195 unit bus Crossley dibuat untuk perusahaan transportasi lokal milik Nederlandse Spoorwegen. Setelah itu, Werkspoor tidak membuat bus sama sekali. Tujuh tahun kemudian, Werkspoor kembali membuat bus atas permintaan Nederlandse Spoorwegen, yang ingin mencegah Verheul menjadi monopoli. Dari tahun 1956 hingga 1962, Nederlandse Spoorwegen dan anak usahanya menerima 477 unit bus Leyland-Werkspoor Bolramer. Pada tahun 1962, Werkspoor menjual divisi produksi bus ke Hainje asal Heerenveen, yang kini menjadi bagian dari VDL Groep.

Teleskop radio

Pada tahun 1956, Werkspoor bersama Philips, Royal Netherlands Meteorological Institute, dan beberapa universitas di Belanda membangun Observatorium Radio Dwingeloo.

Kamar hiperbarik

Pada tahun 1959, Werkspoor membuat kamar hiperbarik pertamanya untuk keperluan pengobatan hiperbarik. Kamar ini merupakan pesanan dari Wilhelmina Gasthuis di Amsterdam. Setelah Wilhelmina Gasthuis menjadi bagian dari Academic Medical Center di Amsterdam, kamar ini kemudian dipindahkan ke Meibergdreef, dan masih digunakan hingga saat ini.

Reaktor nuklir dan ultrasentrifugasi

Eksperimen pertama menggunakan ultrasentrifugasi untuk memperkaya uranium dilakukan oleh fisikawan Belanda, Dr. Jacob Kistemaker di ruang bawah tanah Werkspoor di Amsterdam. Eksperimen ini pun menjadi permulaan pembangunan fasilitas pengayaan uranium Urenco di Almelo pada tahun 1969. Pada dekade 1970-an, Werkspoor membangun tabung reaktor bertekanan untuk KEMA Suspensie Test Reactor (KSTR), sebuah reaktor eksperimental yang digunakan oleh KEMA di Arnhem dari tahun 1974 hingga 1979 untuk keperluan belajar mengajar.

Warisan

Werkspoormuseum di bekas gedung administrasi Werkspoor di Oostenburgergracht.

Di Amsterdam, terdapat Werkspoormuseum. Museum ini juga merupakan gedung perwakilan Stork, tetapi tidak dibuka untuk umum, dan akhirnya ditutup pada tahun 2011.

Pada tanggal 12 September 2009, Museum van Zuilen dibuka di Amsterdamsestraatweg 569 di Utrecht. Museum ini berisi koleksi yang berkaitan dengan Werkspoor, terutama dengan pabrik Utrecht.

Galeri

Serbaneka

Bakal pelanting

Trem

Referensi

Catatan

  1. ^ Boer, de 1927, hlm. 87.
  2. ^ a b c Boer, de 1927, hlm. 88.
  3. ^ Boer, de 1927, hlm. 90.
  4. ^ a b c Boer, de 1927, hlm. 91.
  5. ^ "Fokker werkt hard aan den bommenwerper T 9 voor Indië". Het Vaderland. 10 February 1939. 
  6. ^ a b "Trots op Werkspoor" (PDF). De oud Utrechter. 18 September 2018. 
  7. ^ Starink 2014, hlm. 17.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya