Kali Serang
HidrologiAlur Kali Serang melewati wilayah Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Demak. Daerah Aliran Sungai (DAS) Serang seluas 4.013 km2 meliputi Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara. Dimana luas DAS paling luas mencangkup Kabupaten Grobogan yakni 146.154 km2. Wilayah hulu Kali Serang merupakan dataran tinggi dengan kontur curam sedangkan di bagian tengah berupa perbukitan bergelombang serta dataran rendah zona pantai yang terletak pada elevasi kurang dari 1,0 m dpl di bagian hilir sungai. Anak sungaiSejumlah anak-anak sungai yang mengalir ke Kali Serang
Geografi
Sungai ini mengalir di wilayah barat daya pulau Jawa yang beriklim muson tropis (kode: Am menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[6] Suhu rata-rata setahun sekitar 25 °C. Bulan terpanas adalah Oktober, dengan suhu rata-rata 28 °C, and terdingin Januari, sekitar 23 °C.[5] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 2845 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Januari, dengan rata-rata 527 mm, dan yang terendah September, rata-rata 35 mm.[7] PemanfaatanPada tahun 1985 pemerintah merencanakan membangun waduk baru di Jawa Tengah untuk pembangkit tenaga listrik berkekuatan 22,5 megawatt dan dapat menampung air untuk kebutuhan 70 hektare sawah disekitarnya. Waduk yang membendung Kali Serang ini dinamakan Waduk Kedungombo lantaran Bendungan utamanya berada di Dusun Kedungombo, Desa Rambat, Kecamatan Geter, Kabupaten Grobogan. Pembangunan Waduk Kedung Ombo ini dibiayai USD 156 juta dari Bank Dunia, USD 25,2 juta dari Bank Exim Jepang, dan APBN, dimulai tahun 1985 sampai dengan tahun 1989. Waduk mulai diairi pada 14 Januari 1989. Cangkupan genangan waduk ini mencapai 6.576 Hektar (Perairan 2.830 Hektar dan Lahan Daratan 3.746 Hektar) dengan menenggelamkan 37 desa, 7 kecamatan di 3 kabupaten, yaitu Sragen, Boyolali, Grobogan. Sebanyak 5.268 keluarga saat itu kehilangan tanahnya akibat pembangunan waduk ini. Waduk ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto, tanggal 18 Mei 1991. Saat ini waduk ini juga sebagai sarana wisata di tiga kabupaten di sekitarnya. Lihat pula
Referensi
|