Gempa bumi Laut Banda 2023
Gempa bumi Laut Banda 2023 adalah sebuah gempa bermagnitudo 7,5[1] yang melanda perairan Laut Banda, Maluku, Indonesia pada tanggal 10 Januari 2023, Pukul 00.47 WIB. Pusat gempa berada di 136 km barat laut Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku dengan kedalaman 130 km. Guncangan gempa ini dirasakan hingga Ambon, Kupang[2] bahkan Darwin, Australia.[3] Guncangan gempaGuncangan gempa bumi ini dirasakan di sebagian besar wilayah timur Indonesia bahkan hingga Timor Leste dan wilayah utara Australia. Guncangan terkuat dirasakan di Saumlaki berupa guncangan VI MMI. Kemudian di Dobo dan Tiakur IV MMI serta II-III MMI di Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Lembata. Di Sabu, Rote, Ende, Kupang dengan skala intensitas II-III MMI dan II MMI di Kota Ambon dan Piru. Hingga pukul 07.00 WIB, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 7 kali gempa susulan.[4] Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) meninformasikan data sementara hingga pukul 08.13 WIB, sebanyak 15 rumah warga Kepulauan Tanimbar mengalami kerusakan, dengan rincian 1 rumah rusak berat, 3 rusak sedang dan sisanya masih dilakukan penilaian tingkat kerusakan. Selain rumah, fasilitas pendidikan SMP Kristen Saumlaki dan SMA Negeri 1 Saumlaki, Tanimbar Selatan, mengalami kerusakan. Sedangkan dampak korban, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan 1 warganya luka-luka.[5] TsunamiBerdasarkan hasil pemodelan tsunami, awalnya gempa bumi ini menunjukkan adanya potensi tsunami dengan tingkat ancaman Siaga dan Waspada di 14 wilayah di Provinsi Maluku dan Sulawesi Tenggara.[6] Namun berdasarkan observasi 4 Tide Gauge di sekitar sumber gempabumi (Seira, Adaut, Lirang, dan Larat), tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan. Peringatan Dini Tsunami dinyatakan berakhir pada pukul 03.43 WIB.[7] Penyebab gempaDilihat dari episentrum dan kedalamannya, gempa bumi ini terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).[8] Lihat pulaReferensi
|