Kebakaran depot minyak Jakarta Utara 2023
Pada tanggal 3 Maret 2023, terjadi kebakaran yang diikuti ledakan di depot minyak Pertamina di Plumpang, Koja, Jakarta. Kebakaran tersebut menjalar hingga rumah warga yang ada di sekitar depo. DepoDepo ini sering dianggap sebagai depo bahan bakar terpenting di Indonesia. Depo yang didirikan pada tahun 1974 ini memiliki kapasitas hampir 300 juta liter bahan bakar. Produk yang ditampung pun sangat lengkap, mulai dari Premium, Biosolar, hingga Pertamax Turbo. Depo ini menangani sekitar 20 persen pasokan bahan bakar di SPBU yang terletak di seluruh Indonesia, terutama di wilayah Jabodetabek. Penyaluran bahan bakar dilakukan melalui Terminal Automation System (TAS) yang biasa disebut New Gantry System. Depo ini pernah dinobatkan sebagai salah satu tangki bahan bakar paling efisien di dunia oleh Global Tank Storage Award pada tahun 2018 setelah Saudi Aramco Terminals dalam kategori "The Most Efficient Storage Terminal"[2] Sebelumnya depo ini pernah mengalami kebakaran pada tahun 2009, di mana satu orang tewas.[3] Kronologi AwalSebelum kebakaran terjadi, warga di sekitar lokasi depo terlebih dahulu mencium aroma khas bensin yang cukup menyengat, hal ini membuat para warga panik dan berlarian menuju tempat aman. Beberapa orang disebutkan pingsan setelah mencium aroma tersebut.[4] bahkan disebut-sebut aroma tersebut tercium hingga ke Tanjung Priok.[5] Sekitar pukul 20.11 WIB terjadi kebakaran di depot bahan bakar. Menurut juru bicara Pertamina dan kemudian dikonfirmasi lagi oleh Menteri BUMN Erick Thohir, api berasal dari pipa penerima Pertamax dari Kilang Balongan.[6] Kebakaran diduga disebabkan oleh sambaran petir menuju pipa yang diduga mengalami kebocoran, karena saat kejadian terjadi hujan yang disertai dengan petir.[7] penduduk lokal mendengar beberapa kali ledakan, ledakan tersebut bahkan terdengar sampai jarak 500m dari lokasi kejadian.[8] Petugas pemadam kebakaran menerima laporan kebakaran pada pukul 20:11 WIB. Pada awalnya 2 unit mobil dan 10 anggota pemadam kebakaran diterjunkan menuju lokasi. Seiring berjalannya waktu, jumlahnya meningkat menjadi 51 unit mobil dan 260 anggota.[9] Api terlihat membumbung tinggi disertai asap yang pekat hingga menyambar beberapa rumah warga yang terletak tak jauh dari lokasi kebakaran.[10] Sekitar pukul 23.00 WIB sebagian besar api sudah berhasil dipadamkan dan hanya tinggal beberapa titik yang masih terdapat api.[9] AkibatLebih 1.000 orang mengungsi di posko-posko yang dibangun oleh PMI, Damkar dan instansi terkait lainnya. Puluhan korban luka bakar dievakuasi ke rumah sakit terdekat, seperti Rumah Sakit Mulyasari, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Pelabuhan, Rumah Sakit Tugu, Rumah Sakit Pusat Pertamina, dan Rumah Sakit Koja. Pada pukul 23:00 WIB tujuh belas orang dipastikan tewas, termasuk dua anak, dengan lebih dari lima puluh orang terluka.[11][12] per 4 Maret dini hari, jumlah korban tewas dikoreksi menjadi hanya 13 orang.[13] Terbaru 1 korban tewas ditemukan pagi harinya.[14] Beberapa rumah dan kendaraan yang ikut terbakar hangus menjadi puing-puing, yang paling terdampak terdapat di RT 012/RW 009, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja. Warga yang rumahnya menjadi puing mengais sisa-sisa barang yang masih bisa diselamatkan. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengkonfirmasi biaya penanganan dan pemeriksaan korban akan ditanggung oleh Pertamina[6] Kejadian ini juga bisa menyebabkan suplai bahan bakar terganggu, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan suplai bahan bakar akan dibantu oleh beberapa depo lainnya, seperti TBBM Tanjung Gerem, TBBM Cikampek, dan TBBM Ujung Berung.[6] Referensi
|