Pulau Jawa berada di dekat batas konvergen aktif yang memisahkan Lempeng Sunda di sebelah utara dan Lempeng Australia di sebelah selatan. Di perbatasan, yang ditandai dengan Palung Sunda, Lempeng Australia yang bergerak ke utara bersubduksi di bawah Lempeng Sunda. Zona subduksi mampu menghasilkan gempa bumi hingga bermagnitudo 8,7, sementara Lempeng Australia juga dapat menghasilkan gempa bumi dalam dari litosfer ke bawah (gempa bumi intralempeng) di lepas pantai Pulau Jawa. Zona subduksi menghasilkan dua gempa bumi dan tsunami yang merusak pada tahun 2006 dan 1994. Gempa intraslab pada tahun 2009 juga menyebabkan kerusakan parah.[6] Jauh sebelum itu, sepanjang sejarah tercatat pernah terjadi gempa tahun 1844 dan 1910 di kawasan Cianjur, yang kembali terulang pada 1912. Terjadi lagi gempa pada 2 November 1968 dan 10 Februari 1982 dengan masing-masing kekuatan M 5,4 dan M 5,5. Terakhir pada 12 Juli 2000, pernah terjadi juga gempa di kawasan sekitar Cianjur-Sukabumi yang mengakibatkan 1900 rumah rusak berat.[7][8]
Guncangan gempa
Berdasarkan lokasi dan kedalaman hiposenter, maka gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar/patahan aktif di darat. Analisis mekanisme fokal menunjukkan sumber gempa bumi berasal dari sesar mendatar dengan orientasi bidang sesar mengarah pada barat-barat daya ke timur-timur laut.[9] Penyebab gempa ini adalah aktivitas Sesar Cugenang.[10]Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan bahwa gempa tersebut terjadi akibat patahan mendatar di dalam kerak Lempeng Sunda. Mekanisme fokal menunjukkan bahwa pecahnya terjadi pada salah satu patahan strike-slip sisi kanan yang menunjam tajam ke utara, atau sesar strike-slip sisi kiri yang menukik tajam ke timur. Lokasinya di 260 km (160 mil) timur laut dari zona subduksi.[11]
Intensitas
Guncangan gempa bumi ini dirasakan terkuat di Kabupaten Cianjur VIII-IX MMI. Sedangkan di Kabupaten Garut dan Sukabumi dirasakan V-VI MMI.[12] Di Bandung Raya, Rangkasbitung, Bogor, dan Bayah gempa dirasakan IV MMI. Sementara itu dirasakan III-IV MMI di Tangerang Selatan, DKI Jakarta, Depok, Tangerang dan Bakauheni, Lampung.[13] Terdapat perbedaan pada BMKG dan USGS tentang Intensitas MMI maksimal yang tercatat dari gempa ini, menurut BMKG Intensitas maksimal gempa ini mencapai VII MMI, sedangkan menurut USGS Intensitas maksimal gempa ini mencapai IX MMI. Pada 23 November pukul 07:00, 1.014 gempa susulan tercatat dengan magnitudo antara 2,0 dan 4,5, Total energi yang dilepaskan dari gempa ini adalah 2,134e+17 N-m..[14]
Gempa bumi tercatat di Cianjur sejak tahun 1844. Pada tahun 1910, 1912, 1958, 1982 dan 2000, gempa bumi menyebabkan kerusakan dan korban jiwa di daerah tersebut.[16] Cianjur juga terkena dampak gempa tahun 1879 yang merenggut nyawa. Gempa bumi dangkal dan berpusat di daratan Pulau Jawa relatif jarang terjadi, namun seringkali mematikan. Pada tahun 1924, di dekat Wonosobo, sekitar 800 orang meninggal akibat dua gempa bumi. Empat gempa bumi lainnya pada abad ke-20 menyebabkan antara 10 dan 100 kematian. Gempa bumi Yogyakarta 2006 juga merupakan gempa kerak dangkal yang menewaskan lebih dari 5.700 jiwa.[17]
Dampak
Meskipun ukuran gempanya sedang, kedalamannya yang dangkal menyebabkan goncangan yang kuat.[18]BNPB mengatakan tingkat kerusakan rumah dan bangunan masih dipelajari,[19] tetapi kerusakan tampak "masif".[20] Sedikitnya 1.362 rumah rusak,[21] dan 343 diantaranya rusak berat.[22] Sebuah pusat perbelanjaan runtuh.[23] Dua gedung kantor pemerintah, tiga sekolah, rumah sakit, fasilitas ibadah, dan pesantren rusak.[23][24] Di Kabupaten Bogor, empat rumah terdampak.[25] Longsor di jalan nasional Puncak-Cipanas-Cianjur memaksa arus lalu lintas dialihkan. Pohon tumbang, tiang listrik tumbang, dan kabel listrik tumbang juga terjadi di sepanjang jalan.[26]
Korban
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 335 orang tewas, namun data dari pemerintah Kabupaten Cianjur justru menunjukkan jumlah korban tewas mencapai 635 orang atau hampir dua kali lipat dari data resmi BNPB.[27] Sebagian besar kematian disebabkan oleh runtuhnya bangunan. Lusinan siswa terluka oleh puing-puing yang jatuh di sekolah mereka.[28] Banyak korban masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan.[29]
Lebih lanjut BNPB mengungkapkan bahwa sepertiga dari korban tewas adalah anak-anak.[30][31] Di Cikancana, sebuah desa di Kecamatan Gekbrong, enam siswa meninggal akibat luka di kepala.[32] Mayat 10 orang ditemukan tertimbun tanah longsor di Kecamatan Cugenang.[33][34] Pada 22 November, jumlah korban tewas resmi dilaporkan sebanyak 62 orang,[35] namun kemudian salah dilaporkan sebanyak 162 orang oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil setelah menggabungkan laporan lisan yang tidak diverifikasi dari 100 kematian dengan angka resmi sebelumnya.[36] Jumlah korban cenderung bertambah karena korban masih tertimbun puing-puing bangunan, dan satu area terhalang tanah longsor.[37][38]
Sebanyak 2.046 orang lainnya terluka dan hingga 39 orang masih hilang,[27][39] kemungkinan terkubur di bawah reruntuhan bangunan.[40][41] Tiga puluh dua orang berada di desa Cijedil, sementara tujuh orang sedang melintas di dekat desa tersebut ketika gempa melanda.[42] Korban luka dibawa ke empat rumah sakit di sekitar Cianjur.[28] Karena banyaknya korban luka yang tiba di RS Cianjur, dibangunlah rumah sakit lapangan di tempat parkir.[43] Di RS Cimacan, 237 orang mendapat perawatan—150 dipulangkan sementara 13 lainnya meninggal dunia.[44] Sebanyak 62.545 orang lainnya mengungsi.[45]
Pencarian dan penyelamatan
Sekitar 6.000 penyelamat dikerahkan.[46]Ikatan Dokter Indonesia mengerahkan 200 dokter,[47] sementara Badan SAR Nasional mengerahkan personel dan peralatan ke lima daerah bencana.[48] Tim pencarian dan penyelamatan dikerahkan untuk menemukan yang hilang. Helikopter melakukan survei udara dan mengevakuasi orang.[49]
Sebanyak 796 personel disebar di 12 kecamatan untuk mencari orang hilang.[50] Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Tim Reaksi Cepat Jabar untuk merespon. Tim akan tiba di kawasan Cugenang, Warung Kondang, dan Pacet Cipanas di Kabupaten Cianjur.[51] Hujan deras dan risiko tanah longsor telah memperlambat upaya pencarian dan penyelamatan. Gempa susulan juga meningkatkan potensi terjadinya tanah longsor. Pada tanggal 23 November, tim penyelamat datang ke Cugenang, di mana sebuah desa terkubur oleh tanah longsor.[46] Seorang anak berusia enam tahun diselamatkan hidup-hidup setelah terjebak di bawah rumahnya yang runtuh selama dua hari.[30]
Pada 24 November, lebih dari 1.000 penyelamat menggunakan anjing penyelamat, alat berat, dan tangan kosong untuk mempercepat pencarian korban hilang.[30] Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan upaya tanggap yang akan berlanjut hingga 30 Desember 2022.[52] Hujan dan tanah longsor terus mengganggu pencarian 39 orang yang hilang. BNPB mengatakan alat berat akan dikerahkan ke desa tersebut tetapi penggunaannya dapat membahayakan calon korban selamat dan kondisi jalan masih belum baik.[42]
Akibat
Gempa terasa kuat di Jakarta, ibu kota Indonesia, menyebabkan warga berbondong-bondong ke jalan. Bangunan bertingkat tinggi bergoyang.[53]
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Tim Reaksi Cepat Jabar untuk merespon. Tim akan tiba di kawasan Cugenang, Warungkondang, Pacet, dan Cipanas di Kabupaten Cianjur.[51] BNPB mengatakan rumah yang rusak akan dibangun kembali dengan tahan gempa.[54]
Gempa ini menyebabkan aliran listrik terputus di Kabupaten Cianjur.[55] Pekerja PLN dikerahkan untuk memulihkan aliran listrik ke 366.675 pelanggan setelah gempa berdampak pada 1.957 gardu induk.[56] Korban luka dibawa ke empat rumah sakit di sekitar Cianjur.[57] Karena banyaknya korban luka yang tiba di RS Cianjur, sebagian ditangani di rumah sakit lapangan yang dibangun di tempat parkir.[43]
BMKG mengimbau warga mewaspadai potensi banjir bandang dan hujan akibat lereng yang tidak stabil. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pascagempa, material di lereng yang labil bisa hanyut sehingga memicu banjir dan tanah longsor. Warga juga diimbau untuk tidak mengunjungi lereng dan bantaran sungai karena risiko banjir bandang.[58]
Respons
Presiden Joko Widodo mengarahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk mensurvei kerusakan. Basuki tiba di Kabupaten Cianjur pada 21 November pukul 21.45.[59] Menurut Presiden Jokowi, warga yang rumahnya rusak berat dan rusak sedang akan mendapat bantuan masing-masing sebesar Rp 50 juta dan Rp 25 juta. Rp 10 juta akan diberikan untuk rumah yang rusak ringan.[60]
BMKG mengimbau warga mewaspadai potensi banjir bandang dan hujan akibat lereng yang tidak stabil. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, material di lereng yang labil bisa hanyut sehingga memicu banjir dan tanah longsor. Warga juga disarankan untuk tidak mengunjungi lereng dan bantaran sungai karena risiko banjir bandang.[61]
Di Singapura, pekerja rumah tangga Indonesia dan kelompok lokal membantu menggalang dana dan memberikan bantuan. Palang Merah Singapura menjanjikan bantuan sebesar US$50.000 untuk kebutuhan mendesak termasuk makanan, tempat tinggal, dan pertolongan pertama.[62]Pemerintah Singapura juga menyumbangkan US$100.000 kepada Palang Merah.[63] Pemerintah Korea Selatan mendonasikan US$500.000.[64][65] Pemerintah Tiongkok dan Pemerintah Thailand mendonasikan masing-masing US$100.000 dan US$50.000.[65] Diaspora Indonesia di Los Angeles juga ikut mendonasikan US$23.800.[65]
Taiwan mendonasikan US$100.000 untuk bantuan kemanusiaan.[66] Taiwan juga membantu renovasi bangunan TK/PAUD yang hancur diamuk gempa bumi di Cianjur.[67]Boeing mendonasikan US$300.000 (setara Rp 4,6 miliar).[68] Kedutaan Besar Malaysia mendonasikan Rp 750 juta untuk bantuan kemanusiaan.[69] Uni Eropa juga ikut mendonasikan €200.000 (Rp 3,2 miliar) untuk bantuan kemanusiaan.[70]Sony juga turut mendonasikan US$21.500 (Rp 335,4 juta) untuk bantuan kemanusiaan.[71]
Perusahaan minyak dan gas Pertamina memasok 12 ton beras ke dapur umum. Minyak goreng, mi instan, telur, biskuit, dan air disediakan. Perusahaan juga memberikan bantuan lainnya seperti perlengkapan mandi, terpal, kasur dan selimut. Seorang pejabat mengatakan perusahaan akan terus memasok barang sampai mencukupi.[72]Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyediakan tenda dan materi pendidikan bagi para penyintas.[64] Masyarakat Sumatera Barat melalui gubernur, Mahyeldi Ansharullah, menyumbangkan 1,3 ton rendang kemasan untuk masyarakat terdampak.[73] Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat menyumbangkan bantuan produk lokal khas NTB berupa ayam taliwang, ayam rarang, sate rembiga dan madu Sumbawa ke korban gempa bumi di Cianjur.[74]Kementerian Pertanian membagikan sembako senilai Rp 2,69 miliar.[75] Karena tanah longsor memblokir jalan dan memutus akses jalan ke beberapa desa, helikopter dikerahkan untuk menurunkan makanan dan air.[76]
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar mengklaim kelompok teroris Islam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) menggalang dana donasi melalui kegiatan kemanusiaan seperti gempa bumi Cianjur akhir 2022 lalu. Dana tersebut nantinya digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan terorisme seperti kampanye, propaganda, pajak dan pengadaan senjata api.[79]
^Percepatan tanah puncak diperoleh dari penjumlahan vektor percepatan horizontal maksimum yang terekam oleh akselerograf di dekat episenter. Percepatan terbesar tercatat di Kadudampit dengan percepatan maksimum arah selatan-utara 142,541 gal dan barat-timur 96.1155 gal.[2]
^"PAGER". USGS (dalam bahasa Inggris). 2023-03-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-06. Diakses tanggal 2023-03-14.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)