Bistik tartar

Bistik tartar
Bistik tartar dengan telur mentah
SajianHidangan pembuka
Tempat asalMongolia[1]
Bahan utamaDaging sapi mentah
VariasiTartare aller-retour
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Bistik tartar di lingkungan warga keturunan Prancis di kota San Francisco

Bistik tartar adalah hidangan daging mentah yang dicincang. Daging yang biasa digunakan adalah daging sapi[2][3] atau daging kuda.[4] Biasanya hidangan ini disajikan dengan bawang, caper, lada, kecap Inggris, serta bumbu lainnya. Di restoran, bumbu-bumbu ini sering disajikan secara terpisah, untuk ditambahkan secukupnya sesuai selera orang yang memakannya. Bistik tartar sering disajikan dengan kuning telur mentah, di atas roti gandum.

Istilah tartar kadang-kadang secara umum digunakan untuk merujuk kepada hidangan daging atau ikan mentah lainnya.

Di Prancis dikenal versi yang kurang umum, yang disebut tartare aller-retour, yaitu berupa gundukan daging mentah yang dibakar ringan di kedua sisinya.

Sejarah

Kemungkinan kaitan dengan Tatar

Gagasan untuk memakan daging cincang mentah-mentah pertama kali dipopulerkan di wilayah negeri Bangsa Slavia (di Eropa Tengah, Eropa Timur, Balkan, dan Asia Tengah), serta dikaitkan dengan sejarah serbuan bangsa Mongol. Bangsa Mongol dan sekutu-sekutu Turki mereka, orang Tatar, dikenal secara kolektif adalah suku bangsa yang berasal dari negeri Tartary, yang pada dasarnya adalah salah satu negeri Mongolia. Asal mula namanya mungkin adalah gabungan antara nama Tatar dengan kisah-kisah Yunani mengenai Tartarus.

Bangsa Tatar disebutkan memiliki tradisi mencincang daging yang bertekstur keras, seperti daging kuda dan daging unta, agar dapat lebih mudah dimakan. Kemudian daging cincang ini dicampur dengan susu atau telur.[1]

Konon orang Eropa percaya, bahwa daging cincang ini diolah dengan cara menjepit daging ini di bawah pelana kuda, yang kemudian ditunggangi sepanjang perjalanan. Daging ini terus dijepit dan ditekan hingga menjadi empuk. Ada kemungkinan bahwa cerita ini berasal dari kekeliruan dalam memahami kebiasaan bangsa Mongol dalam menggunakan irisan tipis daging untuk melindungi luka lecet akibat gesekan pelana.[5] Bagaimanapun juga, daging sapi cincang dan daging mentah akhirnya dikaitkan dengan tradisi kuliner Tartary. Hidangan daging mentah cincang ini kemudian diperkenalkan ke Moskwa, Rusia, oleh Gerombolan Emas bangsa Mongol.[1]

Popularitas hidangan daging mentah di Eropa dan Amerika Serikat

Sekitar kurun abad ke-17, kapal-kapal Rusia membawa resep hidangan daging mentah ke pelabuhan Hamburg.[6] Ketika itu ada banyak pendatang Rusia yang bermukim di sana sehingga kota ini dijuluki "pelabuhan Rusia". Maraknya perdagangan antaranggota Liga Hanseatic yang berlansung antara abad ke-13 dan ke-17 menjadikan pelabuhan ini sebagai salah satu pelabuhan yang paling ramai di Eropa. Kota ini menjadi semakin penting secara komersial, karena menjadi pelabuhan kunci bagi jalur pelayaran transatlantik awal selama zaman mesin uap. Pada masa kolonialisasi Eropa di Amerika, para imigran yang datang lewat pelabuhan ini menjadi jembatan penghubung, antara resep-resep Eropa kuno dan pengembangan hidangan daging sapi cincang mentah di Amerika Serikat pada masa depan.[7]

Selama paruh pertama abad ke-19, sebagian besar pendatang dari Eropa utara yang hendak pindah ke Dunia Baru, memulai perjalanan transatlantik mereka dari kota Hamburg. Perusahaan pelayaran Jerman, Hamburg America Line, juga dikenal sebagai Hamburg Amerikanische Packetfahrt Actien-Gesellschaft (HAPAG), terlibat dalam transportasi Atlantik selama hampir seabad.[8] Perusahaan mulai beroperasi pada tahun 1847 dan mempekerjakan banyak imigran Jerman. Banyak dari mereka melarikan diri dari revolusi tahun 1848-1989.

Sebagian besar pendatang dari berbagai bagian Eropa utara, juga memulai pelayaran ke Amerika Serikat lewat Hamburg. Mereka memperkenalkan tradisi kuliner warisan leluhur ke negeri baru mereka.[8] Kota New York adalah tujuan utama bagi kapal-kapal yang berlayar dari Hamburg, akibatnya berbagai restoran di kota itu mulai menjual bistik bergaya Hamburg untuk menarik minat para pelaut Jerman. Bistik sering muncul dalam menu sebagai fillet Amerika bergaya Hamburg,[9][10] atau bahkan bistik sapi à Hambourgeoise. Oleh karena itu, hidangan daging cincang di Amerika dibuat dengan resep sesuai dengan selera para imigran Eropa. Hal ini untuk mengobati kerinduan akan kampung halaman mereka; pelabuhan Hamburg, dan dunia lama (Eropa) yang mereka tinggalkan.[8]

Pada akhir abad ke-19, bistik Hamburg menjadi hidangan populer yang dicantumkan pada menu banyak restoran di pelabuhan New York. Fillet jenis ini berupa daging sapi yang dicincang dengan tangan, diasinkan secara ringan, dan kadang diasap, biasanya disajikan mentah-mentah dalam sebuah piring dengan irisan bawang dan remah roti.[11][12] Bistik Hamburg mulai populer karena kemudahan pengolahannya serta harganya yang murah. Hal ini terbukti dari deskripsi terperinci di beberapa buku masak paling populer saat itu.[13] Dokumen menunjukkan bahwa cara pengolahan hidangan seperti ini digunakan pada tahun 1887 di beberapa restoran AS. Hidangan ini juga diberikan untuk pasien di rumah sakit; bistik Hamburg disajikan mentah-mentah, atau dimasak ringan dicampur dengan telur mentah.[14]

Tidak diketahui secara persis sejak kapan pertama kali munculnya resep bistik tartar restoran.[15] Meskipun tidak memberikan nama yang jelas, mungkin saja hidangan itu dipopulerkan di Paris oleh para restauranteur yang salah memaknai deskripsi Jules Verne mengenai" Koulbat " ("... patty daging dan telur yang dihancurkan ...") dalam novel 1875-nya Michael Strogoff.[16]

Asal usul nama

Pada awal abad kedua puluh, apa yang sekarang umumnya dikenal sebagai "steak tartare" atau bistik tartar, di Eropa disebut steack à l'Americaine. Satu variasi pada hidangan itu termasuk menyajikannya dengan saus tartar; 1921 edisi Escoffier 's Le Guide Culinaire mendefinisikan "Steack à la tartare" sebagai steack à l'Americaine dibuat tanpa kuning telur, disajikan dengan saus tartar di sampingnya. " Steack à la tartare " (secara harfiah berarti "disajikan dengan saus tartar") kemudian disingkat menjadi "steak tartare" [17][18] Seiring waktu, perbedaan antara steack à l'Americaine dan varian saus tartar-sausnya menghilang. Larousse Gastronomique edisi 1938 menggambarkan bistik tartar sebagai daging sapi mentah yang disajikan dengan kuning telur mentah, tanpa menyebutkan harus disajikan dengan saus tartar.

Hidangan ini juga disebut "steak tartar" dalam bahasa Inggris.[19]

"À la tartare" atau hanya "tartare" masih dapat berarti "disajikan dengan saus tartar" untuk beberapa hidangan, kebanyakan ikan goreng.[20] Pada saat yang sama, nama "tartare" juga kadang-kadang diterapkan pada hidangan daging atau ikan mentah lainnya, seperti tuna tartare, hidangan ikan tuna mentah yang diperkenalkan pada tahun 1975 oleh restoran Le Duc di Paris.[21]

Masalah kesehatan

Di beberapa bagian dunia, hidangan ini kurang populer akibat adanya kekhawatiran mengenai risiko kesehatan akibat mengonsumsi daging mentah. Hal ini karena hidangan daging mentah rawan terkontaminasi oleh bakteri dan parasit [22] seperti Toxoplasma gondii dan cacing pita Taenia saginata. Karena itulah menyantap hidangan ini dinilai cukup berisiko dan dapat membahayakan kesehatan.

Bakteri

Selama aturan higienis dasar ditaati dan daging yang digunakan terjamin kesegarannya, risiko infeksi bakteri dinilai cukup rendah.[23] Akan tetapi, meskipun aturan ini dipenuhi, tetap saja menyantap daging mentah tidak dianjurkan bagi mereka yang lemah sistem kekebalan tubuhnya, atau bagi penderita penyakit kronis, karena orang-orang seperti ini memiliki risiko infeksi yang lebih besar terhadap E. coli dan/atau Salmonella. Bakteri-bakteri semacam ini memungkinkan bisa terkena penyakit seperti diare, muntah, demam, hingga rasa menggigil.[24]

Parasit

Toxoplasma gondii adalah sejenis kuman parasit yang dapat ditemukan dalam daging mentah atau daging setengah matang.[25] Sebuah studi kasus kontrol multipusat menemukan bahwa daging yang kurang masak atau diawetkan secara tidak benar berisiko menularkan dan menyebabkan infeksi toksoplasma.[26] Karena janin berisiko terinfeksi toksoplasmosis, wanita hamil sebaiknya jangan mengonsumsi daging mentah.[27] Toksoplasmosis laten dapat terjadi pada orang dewasa, meskipun belum ada gejala kausatif yang jelas. Dalam beberapa penelitian toksoplasmosis dikaitkan dengan efek psikologis [28] serta IQ lebih rendah.[29]

Taenia saginata (cacing pita sapi) juga dapat ditularkan akibat memakan daging sapi yang kurang matang. Cacing pita ditularkan ke manusia melalui kista larva yang ditemukan pada daging dan jeroan sapi. Orang dengan taeniasis mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi cacing pita, karena gejalanya biasanya ringan atau tidak ada sehingga terabaikan. Akan tapi, masih mungkin menderita sistiserkosis .

Variasi regional

Eropa

Filet américain, atau préparé dimakan sebagai selai di Belanda dan Belgia
Malgogi- yukhoe (tartar daging kuda Korea)

Bistik tartar dapat ditemukan di berbagai tradisi hidangan Eropa.

Versi Belgia, filet américain (préparé), umumnya dibuat dengan mayones dan dibumbui dengan caper dan bumbu segar. Aslinya hidangan ini terbuat dari daging kuda. Biasanya disajikan dengan kentang goreng.[30]

Di Republik Ceko dan Slovakia bistik tartar ( tatarský biftek ) ditemukan di banyak restoran. Daging yang digunakan adalah potongan sirloin tanpa lemak dan ditambahi kuning telur mentah di tengahnya. Daging ini bisa dicampur dengan bumbu. Tetapi biasanya bumbu disajikan terpisah agar pelanggan dapat menambahkannya sendiri sesuai selera. Bistik tartar biasanya disajikan dengan roti panggang dan beberapa siung bawang putih mentah untuk dioleskan di atas roti. Di Polandia, bistik tartar disebut "tatar", "befsztyk tatarski" dan secara tradisional disajikan sebagai hidangan pembuka dengan bawang potong dadu, acar jamur, kuning telur dan, sesuai selera dapat ditambahkan ekstrak ragi. Varian bistik tartar juga ada di Denmark smørrebrød, di mana disajikan di atas rugbrød (roti gandum) dengan beraneka macam topping. Di Swedia, bistik tartar, råbiff, biasanya disajikan dengan kuning telur mentah, bawang mentah, acar bit, dan caper. Di Finlandia, tartarpihvi disajikan dengan kuning telur mentah, bawang mentah, acar dan asinan mentimun, serta caper. Variasi hidangan termasuk ditambahkan saus mentega dan telur salmon. Versi Rusia (Eropa) dapat menambahkan acar dan asinan jamur, serta roti panggang.

Amerika Utara

Di Wisconsin, Amerika Serikat, hidangan ini cukup populer di kalangan warga keturunan Jerman. Hidangan di sini menggunakan daging sirloin mentah, roti gandum seperti di Jerman, garam, merica, serta bawang mentah yang dicincang. Warga Wisconsin lazim menyebutnya sebagai "sandwich kanibal".[31][32]

Amerika Selatan

Dalam tradisi Chili lazim disajikan hidangan daging sapi mentah siap saji yang disebut crudos.

Di Brasil selatan, kawasan yang dipengaruhi oleh imigran Jerman, hidangan ini dikenal sebagai Hackepeter atau Carne de Onça di Curitiba, di mana hidangan yang disajikan dengan daun bawang ini sangat populer.[33]

Afrika

Orang Etiopia sudah lama mengenal hidangan daging sapi cincang mentah yang disebut kitfo.[34]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b c Turnbull, Stephen (2003). Mongol Warrior 1200–1350 (edisi ke-1st). London: Osprey Publishing. hlm. 30. ISBN 978-1-84176-583-9. 
  2. ^ Waxman, Jonathan; Steele, Tom; Flay, Bobby; Kernick, John (2007). A Great American Cook: Recipes from the Home Kitchen of One of Our Most Influential Chefs. Houghton Mifflin Harcourt. ISBN 978-0-618-65852-7. 
  3. ^ Raymond Sokolov, The Cook's Canon, 2003, ISBN 0-06-008390-5, p. 183 at Google Books
  4. ^ Lonely Planet, Food Lover's Guide to the World: Experience the Great Global Cuisines, 2014, p. 97
  5. ^ The Raw Truth: Don't Blame the Mongols (or Their Horses)
  6. ^ Clapp, Edwin J. (1952). The Port of Hamburg (edisi ke-1st). Yale University Press. 
  7. ^ Osborn Cummings, Richard (June 1970). The American and His Food (The Rise of urban America) (edisi ke-1st). Ayer Co Pub. ISBN 978-0-405-02445-0. 
  8. ^ a b c Moch, Leslie Page (2003). Moving Europeans: Migration in Western Europe Since 1650 (edisi ke-2nd). Indiana University Press. ISBN 978-0-253-21595-6. 
  9. ^ Ranhofer, Charles (1894). The Epicurean: A Complete Treatise of Analytical & Practical Studies (edisi ke-1st). B00085H6PE. 
  10. ^ Ozersky, Josh (2008). The Hamburger: A History (Icons of America) (edisi ke-1st). London: Yale University Press. ISBN 978-0-300-11758-5. 
  11. ^ 1802, "Oxford English Dictionary"
  12. ^ Fitzgibbon, Theodora (January 1976). The Food of the Western World: An Encyclopedia of Food from North America and Europe (edisi ke-1st). London: Random House Inc. ISBN 978-0-8129-0427-7. 
  13. ^ Farmer, Fannie Merritt (1896). Boston Cooking-School Cookbook. Gramercy (ed. 1997). ISBN 978-0-517-18678-7. 
  14. ^ Murrey, Thomas Jefferson (1887). "Eating Before Sleeping". Cookery for Invalids (edisi ke-1st). New York City: White Stokes & Allen. hlm. 30–33. Diakses tanggal 2013-12-24. 
  15. ^ Prosper Montagné (1938), "Larousse gastronomique"
  16. ^ Emmanuel Guillemain d'Echon, Dans les steaks de l’Asie tartare, 17 August 2015
  17. ^ Sokolov, Raymond (2004). How to Cook Revised Edition: An Easy and Imaginative Guide for the Beginner. New York, NY (USA): Harper Collins. hlm. 41–42. ISBN 978-0-06-008391-5. Diakses tanggal 3 June 2012. 
  18. ^ Albert Jack, What Caesar Did for My Salad: Not to Mention the Earl's Sandwich, Pavlova's Meringue and Other Curious Stories Behind Our Favourite Food, 2010, ISBN 1-84614-254-7, p. 141 at Google Books
  19. ^ ""tartar steak" - Google Search". www.google.com. Diakses tanggal 27 March 2018. 
  20. ^ Prosper Montagné, Charlotte Snyder Turgeon, The new Larousse gastronomique: the encyclopedia of food, wine & cookery, 1977, p. 334
  21. ^ Gael Greene, "Le Colisee Thrown to the Lions", New York (magazine) November 3, 1975, p. 101
  22. ^ "Fresh Meat for Steak Tartar". Streetdirectory.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-03. Diakses tanggal 2013-12-14. 
  23. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 2011-11-15. 
  24. ^ Luthfi, Haikal (31 Mei 2021). "Mengenal Steak Tartare, Sensasi Makan Daging Mentah!". nerdID. Diakses tanggal 8 November 2021. 
  25. ^ "Toxoplasmosis | ANSES - Agence nationale de sécurité sanitaire de l'alimentation, de l'environnement et du travail". Anses.fr. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-21. Diakses tanggal 2013-12-14. 
  26. ^ "Sources of toxoplasma infection in pregnant women: European multicentre case-control studyCommentary: Congenital toxoplasmosis—further thought for food". BMJ. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-31. Diakses tanggal 2013-12-14. 
  27. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2015-04-16. Diakses tanggal 2013-04-29. 
  28. ^ Dickerson, F.; Stallings, C.; Origoni, A.; Vaughan, C.; Katsafanas, E.; Khushalani, S.; Yolken, R. (2013). "Antibodies toToxoplasma gondiiin individuals with mania". Bipolar Disorders. 16 (2): 129–136. doi:10.1111/bdi.12123. PMID 24102676. 
  29. ^ Flegr, J.; Preiss, M.; Klose, J.; Havlícek, J.; Vitáková, M.; Kodym, P. (2003). "Decreased level of psychobiological factor novelty seeking and lower intelligence in men latently infected with the protozoan parasite Toxoplasma gondii Dopamine, a missing link between schizophrenia and toxoplasmosis?". Biological Psychology. 63 (3): 253–268. doi:10.1016/S0301-0511(03)00075-9. PMID 12853170. 
  30. ^ Jacques Mercier, Au coeur des mots: Les rubriques de Monsieur Dico, p. 216
  31. ^ Whitefield, Paul (6 December 2013). "'War on Christmas' expands to 'war on cannibal sandwich' in Wisconsin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 June 2015. Diakses tanggal 27 March 2018. 
  32. ^ Barry Adams, Wisconsin State Journal. "On Wisconsin: Raw sirloin, a holiday tradition — for some". madison.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2018. Diakses tanggal 27 March 2018. 
  33. ^ "'Carne de Onça' une gastronomia de diversos países no mesmo petisco". globo.com. 10 June 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 March 2018. Diakses tanggal 27 March 2018. 
  34. ^ Getahun, Solomon Addis; Kassu, Wudu Tafete (2014-02-27). Culture and Customs of Ethiopia (dalam bahasa Inggris). ABC-CLIO. ISBN 9780313086069. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-29. 

Bibliografi

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya