Bandar Udara Internasional Tokyo
Bandar Udara Haneda (羽田空港 , Haneda Kūkō) (IATA: HND, ICAO: RJTT), terkadang disebut sebagai Tokyo-Haneda, adalah salah satu dari dua bandar udara untuk Tokyo Raya, Jepang. Bandara ini terletak di Ōta, Tokyo, 14 km sebelah selatan Stasiun Tokyo. Nama Bandara Haneda lebih populer dibandingkan Bandar Udara Internasional Tokyo, untuk membedakannya dari Bandara Internasional Narita yang pernah dinamakan "Bandara Internasional New Tokyo" (New Tokyo International Airport) hingga tahun 2004. Haneda menangani hampir semua penerbangan ke dan dari Tokyo, sementara Bandar Udara Internasional Narita menangani sebagian besar penerbangan internasional. Pada tahun 2010, terminal internasional dibuka di Haneda bersamaan dengan selesainya pembangunan landas pacu keempat. Pembukaan terminal internasional di Haneda memungkinkan peningkatan frekuensi penerbangan internasional secara drastis ke Haneda yang sebelumnya hanya menangani penerbangan "carter berjadwal" ke Seoul, Shanghai, Hong Kong, dan Taipei. Pemerintah Jepang masih memiliki rencana untuk mengembangkan peran internasional Haneda pada masa depan.[2] Haneda menangani 64.211.074 penumpang pada tahun 2010. Berdasarkan total lewatan penumpang, Haneda adalah bandara tersibuk nomor dua di Asia sekaligus bandara tersibuk nomor lima di dunia di bawah Bandara Hartsfield-Jackson Atlanta, Bandara Internasional Ibu Kota Beijing, Bandara Chicago O'Hare, dan Bandara London Heathrow. Bila Haneda dan Narita digabung, maka Tokyo memiliki sistem bandara kota terbesar nomor tiga di dunia, setelah London dan New York City. Haneda adalah basis utama dua maskapai penerbangan domestik Jepang, Japan Airlines (Terminal 1) dan All Nippon Airways (Terminal 2), ditambah maskapai penerbangan bertarif rendah Hokkaido International Airlines, Skymark Airlines, Skynet Asia Airways, dan StarFlyer. Dalam ForbesTraveller.com edisi Desember 2009, Bandara Haneda Airport diakui sebagai bandara paling tepat waktu di dunia selama dua tahun berturut-turut, 94,3% dari penerbangannya berangkat tepat waktu dan 88,6% tiba tepat waktu.[3] SejarahLapangan Terbang Haneda (羽田飛行場 , Haneda Hikōjō) diresmikan pada tahun 1931 sebagai lapangan terbang yang menempati sebidang tanah di pinggir teluk, di selatan kompleks bandara sekarang ini. Lapangan Terbang Haneda ketika dibangun merupakan bandara sipil terbesar di Jepang pada waktu itu. Setelah Haneda dibuka, basis operasi utama maskapai penerbangan nasional Japan Air Transport dipindahkan dari Pangkalan Udara Angkatan Darat Tachikawa ke Haneda. Sepanjang dekade 1930-an, Haneda menangani penerbangan domestik serta rute Korea dan Manchuria. Pada 1939, landas pacu pertama diperpanjang menjadi 800 m dan landas pacu kedua yang juga panjangnya 800 m selesai dibangun.[4] Pendudukan Amerika Serikat (1945–1952)Pada tahun 1945, tentara pendudukan Amerika Serikat mengambil alih Haneda dan mengganti nama bandara ini menjadi Pangkalan Udara Angkatan Darat Haneda. Angkatan Darat Amerika Serikat menggusur penduduk sekitar bandara untuk mendapatkan lahan yang diperlukan untuk berbagai proyek konstruksi, termasuk memperpanjang salah satu landas pacu menjadi 1.650 m dan landas pacu lainnya menjadi 2.100 m. Personel militer Amerika Serikat yang berbasis di Haneda umumnya diberi tempat tinggal di kompleks permukiman Washington Heights yang berada di pusat kota Tokyo (sekarang Taman Yoyogi). Semasa Perang Korea, Haneda dijadikan pangkalan regional utama untuk penerbangan medis Angkatan Laut Amerika Serikat yang mengevakuasi pasien dari Korea ke Haneda untuk dirawat di rumah sakit-rumah sakit di Tokyo dan Yokosuka.[5] Pangkalan Angkatan Udara Haneda pertama kali menerima penumpang penerbangan internasional pada tahun 1947 ketika Northwest Orient Airlines memulai penerbangan berjadwal ke Amerika Serikat, RRC, Korea Selatan, dan Filipina. Sebagian dari Haneda dikembalikan dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat ke Jepang pada tahun 1952, dan disebut Bandar Udara Internasional Tokyo. Angkatan Bersenjata Amerika Serikat mempertahankan pangkalan di Haneda hingga dikembalikannya Haneda ke Pemerintah Jepang pada tahun 1958. Era penerbangan internasional (1952–1978)Maskapai penerbangan nasional Japan Airlines memulai began penerbangan domestik pertamanya dari Haneda pada tahun 1951. Pada tahun-tahun pertama beroperasi sebagai bandara sipil Jepang pascaperang, Bandar Udara Internasional Tokyo tidak memiliki bangunan terminal penumpang. The Japan Airport Terminal Co., Ltd. TYO: 9706 didirikan pada tahun 1953 untuk membangun terminal penumpang pertama di Haneda yang dibuka pada tahun 1955. Perluasan bangunan terminal untuk penerbangan internasional dibuka pada tahun 1963.[6] Maskapai penerbangan Eropa memulai penerbangan ke Haneda pada tahun 1950-an. BOAC memulai penerbangan ke London lewat rute selatan memakai de Havilland Comet pada tahun 1952. SAS mengoperasikan penerbangan DC-7 ke Copenhagen lewat Anchorage mulai tahun 1957. JAL dan Aeroflot memulai penerbangan kerja sama dari Haneda ke Moskwa pada tahun 1967. Pan Am dan Northwest Orient menggunakan Haneda sebagai hub regional di Asia. Tokyo Monorail menghubungkan Haneda dan pusat kota Tokyo mulai tahun 1964, sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo. Pemerintah Jepang menghapus pembatasan bepergian terhadap warga negaranya pada tahun 1954 sehingga lalu lintas penumpang di Haneda meningkat tajam. Sebuah landas pacu baru dan bangunan terminal internasional selesai tahun 1970, namun permintaan terus melebihi kapasitas perluasan bandara.[6] Pemerintah mengantipasi peningkatan permintaan pada tahun 1960-an. Perluasan lebih lanjut Haneda diputuskan pemerintah sebagai tidak praktis setelah mempertimbangkan biaya dan masalah teknis inheren yang dihadapi proyek pengurukan skala besar di Teluk Tokyo. Sebagai penggantinya, sebuah rencana pembangunan bandara baru dibuat untuk menangani penerbangan internasional dari/ke Tokyo. Bandara baru Bandar Udara Internasional New Tokyo (populer dengan sebutan Bandara Narita) dibuka pada tahun 1978. Bandar Narita mengambil alih hampir semua penerbangan internasional di Kawasan Tokyo Raya, sedangkan Haneda dijadikan bandara domestik. Era penerbangan domestik (1978–2010)Sementara hampir semua penerbangan internasional dipindahkan dari Haneda ke Narita pada tahun 1978, maskapai penerbangan Taiwan selama bertahun-tahun terus memakai Bandara Haneda sebagai tujuan karena konflik politik antara Taiwan dan RRC. China Airlines melayani penerbangan ke Taipei dan Honolulu dari Haneda. Maskapai terbesar kedua Taiwan, EVA Air bergabung dengan CAL memakai Haneda mulai tahun 1999. Semua penerbangan ke Taiwan akhirnya dipindahkan ke Narita pada tahun 2002, sementara penerbangan Haneda-Honolulu dihentikan operasinya. Pada tahun 2003, JAL, ANA, Korean Air, dan Asiana memulai penerbangan ke Bandar Udara Gimpo dekat Seoul dari Haneda sebagai "penerbangan carter berjadwal" antarkota. Meskipun Kementerian Perhubungan awalnya berkeberatan memperluas Bandara Haneda dengan urukan tanah baru di Teluk Tokyo, Pemerintah Metropolitan Tokyo mulai menggunakan kawasan teluk sebelah bandara sebagai situs pembuangan limbah, hingga akhirnya tercipta urukan tanah luas yang dapat dipakai untuk perluasan bandara. Pada bulan Juli 1988, sebuah landas pacu baru dibuka di lokasi bekas timbunan tanah. Pada September 1993, terminal lama bandara diganti dengan bangunan baru Terminal Penumpang Bagian Barat yang dijuluki "Big Bird". Dua landas pacu baru selesai dibangun pada Maret 1997 dan Maret 2000. Pada tahun 2004, Terminal 2 Haneda dibuka untuk ANA dan Air Do. Terminal lama yang diresmikan tahun 1993, sekarang disebut Terminal 1, dipakai oleh JAL, Skymark, dan Skynet Asia Airways.[7] Pada Oktober 2006, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Perdana Menteri RRC Wen Jiabao mencapai persetujuan informal untuk mengadakan pembicaraan bilateral mengenai pembukaan layanan antarkota Haneda dan Bandar Udara Internasional Hongqiao Shanghai.[8] Pada 25 Juni 2007, kedua pemerintah menyepakati persetujuan dimulainya penerbangan Haneda-Hongqiao sejak Oktober 2007.[9] Pada Desember 2007, Jepang dan RRC menyepakati persetujuan dasar mengenai penerbangan carter antara Haneda dan Bandar Udara Nanyuan Beijing. Namun, kesulitan bernegosiasi dengan operator militer RRC di Nanyuan, penerbangan carter pertama yang diterbangkan pada bulan Agustus 2008 (bertepatan dengan Olimpiade Musim Panas 2008) mendarat di Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing, dan begitu pula penerbangan carter berjadwal berikutnya ke Beizing.[10] Mulai Juni 2007, Haneda mendapat izin untuk melayani penerbangan internasional yang berangkat antara pukul 20.30 dan 23.00, serta tiba antara pukul 06.00 dan 08.30. Bandara ini juga diizinkan melayani keberangkatan dan kedatangan antara pukul 23.00 dan 06.00 karena Narita tutup setelah larut malam.[11][12] Macquarie Bank dan Macquarie Airports memegang saham Japan Airport Terminal sebesar 19,9% hingga tahun 2009. Japan Airport Terminal telah membeli kembali saham yang sebelumnya dimiliki kedua perusahaan tersebut.[13] Terminal internasional baruTerminal ketiga untuk penerbangan internasional selesai pada Oktober 2010. Pembangunan gedung terminal lima tingkat dan gedung parking berkapasitas 2.300 mobil di sebelahnya ditanggung oleh inisiatif pembiayaan swasta. Penghasilannya berasal dari konsesi bebas bea dan pajak bandara sebesar ¥2.000 per penumpang. Tokyo Monorail dan Jalur Bandar Udara Keikyū mendirikan stasiun baru di terminal baru, dan fasilitas kargo udara internasional dibangun di dekatnya.[14][15] Landas pacu keempat (05/23) yang disebut D Runway selesai pada tahun 2010,[16] dibangun di atas lahan hasil reklamasi tanah di selatan lapangan terbang yang sudah ada. Landas pacu ini didesain untuk meningkatkan kapasitas operasional Haneda dari 285.000 pergerakan menjadi 407.000 pergerakan per tahun, sehingga memungkinkan peningkatan frekuensi rute yang sudah ada, dan pembukaan rute-rute baru.[14] Haneda diperkirakan dapat memberi tambahan slot untuk dapat menangani 60.000 penerbangan internasional per tahun (30.000 penerbangan pagi hingga malam, serta 30.000 penerbangan larut malam dan dini hari).[17][18] Pada Mei 2008, Kementerian Perhubungan Jepang mengumumkan bahwa Haneda diberi izin untuk menangani penerbangan internasional asalkan penerbangan tersebut beroperasi dari pukul 23.00 hingga pukul 07.00.[17] Kementerian Perhubungan awalnya berencana mengalokasikan sejumlah slot pendaratan baru untuk penerbangan internasional berjarak hingga 1.947 km (1.210 mil) setara dengan jarak dari Haneda ke Ishigaki, rute penerbangan domestik terjauh yang dioperasikan dari Haneda.[14] Destinasi-destinasi yang termasuk ke dalam batasan tersebut, antara lain semua kota di Korea, sebagian RRC bagian timur dan utara, termasuk Shanghai, Qingdao, Dalian, Harbin, dan Beizing, serta sebagian dari Rusia Timur Jauh, termasuk Vladivostok dan Sakhalin.[19][20] Japan Airlines dan V Australia mengumumkan minat mereka mengoperasikan penerbangan nonstop ke Sydney.[21] Terminal internasional baru Bandara Haneda menerima berbagai keluhan dari penumpang pengguna bandara pada malam hari. Salah satu keluhan adalah kurangnya amenitas di dalam gedung karena sebagian besar restoran dan toko tutup pada malam hari. Tidak adanya transportasi umum pada malam hari dari terminal ke pusat kota juga menjadi sumber keluhan. Jalur Bandar Udara Keikyu, Monorel Tokyo dan sebagian besar operator bus menghentikan layanan dari Haneda sebelum tengah malam. Penumpang yang mendarat larut malam terpaksa menggunakan mobil atau taksi ke tempat tujuan mereka.[22] Setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami Sendai 2011, beberapa maskapai penerbangan asing menghentikan penerbangan internasional mereka ke Haneda. Delta Air Lines dan American Airlines, dua maskapai penerbangan Amerika Utara yang beroperasi di Haneda, keduanya telah menghentikan penerbangan mereka ke Haneda. Keadaan tersebut menyebabkan United Airlines meminta pengkajian ulang hak mereka untuk melayani Haneda.[23] Rencana ekspansi masa depanPada Juni 2011, Kementerian Agraria, Infrastruktur, dan Perhubungan mengumumkan perluasan terminal internasional baru yang akan diselesaikan pada akhir Maret 2014. Perluasan itu mencakup pier 8 pintu baru di barat laut terminal sekarang, perluasan apron di sebelahnya dengan empat tempat baru untuk parkir pesawat, hotel di dalam terminal internasional, dan check-in lanjutan, serta tempat karantina/imigrasi/bea cukai, dan pengambilan bagasi.[24] Insiden dan kecelakaan
TerminalTerminal 1
Terminal 2
Terminal Internasional
Maskapai Penerbangan dan TujuanStatistik
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Tokyo International Airport.
|