Vladivostok
Vladivostok (bahasa Rusia: Владивосто́к) merupakan kota pelabuhan terbesar Rusia di tepi pantai Samudera Pasifik yang terletak di wilayah Rusia Timur Jauh dan merupakan ibu kota dari provinsi Primorsky Krai. Terletak di ujung Teluk Tanduk Emas dan tidak jauh dari perbatasan Rusia dengan Tiongkok dan Korea Utara. Penduduknya berjumlah 600.871 jiwa (Sensus 2021).[5] Vladivostok adalah rumah bagi pelabuhan terbesar Rusia di Samudra Pasifik, dan pusat ekonomi, ilmiah dan budaya utama di Timur Jauh Rusia, serta pusat pariwisata utama di Rusia. Sebagai ujung dari Kereta Api Trans-Siberia, kota ini dikunjungi oleh lebih dari tiga juta wisatawan pada tahun 2017.[6] Kota ini adalah pusat administrasi Distrik Federal Timur Jauh, dan merupakan markas dari Armada Pasifik Angkatan Laut Rusia. Karena posisi geografis dan budaya Rusianya, kota ini dijuluki sebagai "Eropa di Timur Jauh".[7][8] EtimologiNama Vladivostok (Владивосток) dalam bahasa Rusia berarti "menguasai timur", sama seperti nama yang diberikan pada kota di daerah pengunungan Kaukasus, yaitu Vladikavkaz yang berarti "menguasai Kaukasus". Penduduk Tiongkok Daratan (RRT) sering menyebutnya 'Fúlādíwòsītuōkè' (符拉迪沃斯托克), meskipun dalam bahasa Tionghoa dikenal dengan nama 'Hǎishēnwǎi' (海參崴), yang berarti "tebing teripang". SejarahPendirian dan masa-masa awalWilayah yang kini menjadi kota Vladivostok, dahulunya pernah dikuasai oleh berbagai bangsa, seperti bangsa Balhae, Dinasti Jin (1115-1234), Kekaisaran Mongol dan kekaisaran Tiongkok, sebelum Rusia mengambil alih seluruh Wilayah Maritim dan Pulau Shakalin melalui Perjanjian Aigun. Tiongkok yang baru saja menelan kekalahan pada Perang Opium melawan Inggris, tidak mampu mempertahankan wilayahnya dari Rusia. Selama masa Kekaisaran Tiongkok, pada zaman Dinasti Qing, daerah pesisir Pasifik dekat Vladivostok dihuni oleh bangsa Tiongkok, Jin, Manchu dan Korea. Traktat Aigun yang ditandatangani oleh pasukan Gubernur Jenderal Siberia Timur Nikolay Muravyov-Amursky, dan kemudian sebagai hasil dari penandatanganan Traktat Tientsin dan Konvensi Peking, wilayah Vladivostok modern dimasukkan ke wilayah Kekaisaran Rusia. Pada tahun 1880, kawasan ini secara resmi diberi status sebagai kota. Tahun 1890-an terjadi ledakan demografis dan ekonomi yang berkaitan dengan selesainya pembangunan jalur Ussuriyskaya dari Kereta Api Trans-Siberia dan Kereta Api Timur-Tiongkok.[9] Menurut sensus penduduk Rusia pada 9 Februari 1897, sekitar 29.000 penduduk tinggal di Vladivostok, dan sepuluh tahun kemudian penduduk kota itu melonjak tiga kali lipat.[9] Sejak 1907, tahap baru dalam pengembangan kota dimulai: jatuhnya Port Arthur dan Port of Dalny kembali menjadikan Vladivostok sebagai pelabuhan utama Rusia di Samudra Pasifik. Sebuah pelabuhan bebas diperkenalkan, dan sampai tahun 1914 kota ini mengalami pertumbuhan yang pesat, sehingga menjadi pusat ekonomi utama di Asia-Pasifik, serta kota yang beragam etnis dengan populasi lebih dari 100.000 penduduk: di waktu itu etnis Rusia hanya kurang dari setengah populasi,[10] sedangkan komunitas etnis Asia mulai berkembang pesat di kota ini. Kehidupan publik kota berkembang; banyak asosiasi publik diciptakan, dari badan amal hingga kelompok hobi.[11] Revolusi dan okupansiRevolusi Oktober pecah pada tahun 1917, kaum Bolshevik berkuasa di Rusia, dan Rusia berhenti berpartisipasi dalam Perang Dunia I. Pada 30 Oktober, pelaut Angkatan Laut Kekaisaran Rusia di Siberia memutuskan untuk membelot dan bergabung ke pihak Soviet, tidak lama kemudian Jalur Kereta Api Trans-Siberia dikuasai oleh Bolshevik.[12] Selama Perang Saudara Rusia, dari Mei 1918, pasukan Bolshevik kehilangan kendali atas Vladivostok dari Legiun Cekoslowakia yang bersekutu dengan Tentara Putih. Vladivostok menjadi lokasi intervensi pasukan Sekutu di Siberia, sebuah pasukan multi-nasional yang terdiri dari Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok.[13] Intervensi berakhir setelah runtuhnya Tentara Putih pada tahun 1919. Semua pasukan Sekutu, kecuali Jepang, mundur pada akhir 1920.[12] Di tahun 1919, Vladivostok dilanda berbagai pertempuran.[12] Pada 6 April 1920, untuk menghindari perang dengan Jepang, didirikan negara penyangga bernama Republik Timur Jauh yang didukung oleh Soviet Rusia dan Jepang. Di satu sisi, Gerakan Putih berada mendirikan Pemerintahan Sementara Priamurye dengan Vladivostok sebagai ibukotanya.[14] Pada Oktober 1922, pasukan Tentara Merah di Republik Timur Jauh di bawah komando Ieronim Uborevich menduduki Vladivostok, menghabisi formasi Tentara Putih dari kota itu. Pada bulan November, Republik Timur Jauh dilikuidasi dan secara resmi menjadi bagian dari Soviet Rusia.[9] Era SovietPada tahun 1925, pemerintah Soviet mengeluarkan kebijakan tentang percepatan industrialisasi. Sejumlah "rencana lima tahun" berikutnya mengubah wajah Primorye, menjadikannya kawasan industri, sebagian juga akibat dari pendirian banyak kamp konsentrasi di wilayah tersebut.[15] Pada 1930-an dan 1940-an, Vladivostok berfungsi sebagai titik transit di rute yang digunakan untuk mengirim kargo dan narapidana untuk program Sevvostlag dari Dalstroy Soviet. Kamp transit yang terkenal di Vladivostok terletak di pusat kota. Selain itu, pada akhir 1930-an dan awal 1940-an, kamp kerja paksa Vladivostok (Vladlag) terletak di area stasiun kereta api Vtoraya Rechka.[16] Vladivostok tidak menjadi lokasi pertempuran selama Perang Patriotik Raya, meskipun terus menerima ancaman dari Jepang.[17] Selama masa perang, Vladivostok menangani kargo impor (pinjam-sewa) dengan volume hampir empat kali lebih banyak dari pada Murmansk dan hampir lima kali lebih banyak dari pada Arkhangelsk.[18] Di masa Pencairan Khrushchev, Vladivostok mulai mendapat perhatian khusus dari negara. Selama tahun 1960-an, jalur trem baru mulai dibangun, bus troli diluncurkan, Vladivostok menjadi pusat pembangunan besar: lingkungan perumahan mulai dibangun di pinggiran kota, dan bangunan baru untuk kepentingan umum dan sipil didirikan di pusat kota.[19] Di tahun 1974, Gerald Ford melakukan kunjungan resmi ke Vladivostok untuk bertemu dengan Leonid Brezhnev, menjadikannya Presiden Amerika Serikat pertama yang mengunjungi Uni Soviet. Kedua belah pihak menandatangani Traktat Peluru Kendali Anti-Balistik, untuk menahan perlombaan senjata nuklir antara Uni Soviet dan Amerika Serikat selama Perang Dingin.[20] Masa modernPada 2012, Vladivostok menjadi tuan rumah KTT APEC ke-24. Pemimpin dari negara-negara anggota APEC bertemu di Pulau Russky, di lepas pantai Vladivostok.[21] Dengan diadakannya KTT di Pulau Russky, pemerintah dan perusahaan swasta mulai gencar meresmikan resor, fasilitas makan malam dan hiburan, di samping merenovasi Bandar Udara Internasional Vladivostok.[22] Dua jembatan kabel pancang raksasa dibangun sebagai persiapan menuju KTT, yakni Jembatan Zolotoy dan Jembatan Russky (jembatan kabel pancang terpanjang di dunia). Kampus baru dari Universitas Federal Timur Jauh selesai dibangun di Pulau Russky pada tahun 2012. EkonomiIndustriIndustri utama kota ini adalah perkapalan, perikanan komersial, dan pangkalan angkatan laut. Perikanan menyumbang hampir empat perlima dari produksi komersial Vladivostok. Produksi pangan lainnya berjumlah 11%. Sumber pendapatan utama lain Vladivostok adalah dari impor mobil Jepang.[23] Dealer mobil di Vladivostok menjual 250.000 mobil per tahunnya, dengan 200.000 lainnya dijual ke wilayah lain di Rusia. Perdana Menteri Vladimir Putin memerintahkan perusahaan manufaktur mobil Sollers untuk memindahkan salah satu pabriknya dari Moskow ke Vladivostok untuk menggenjot produksi mobil dalam negeri. Pabrik itu sekarang mempekerjakan sekitar 700 karyawan lokal. Direncanakan pabrik itu memproduksi 13.200 mobil pada tahun 2010.[23] PariwisataVladivostok terletak di ujung tenggara Timur Jauh Rusia, dan karena kota ini dekat dengan negara-negara Asia-Pasifik namun dengan budaya Eropa yang kental, membuat Vladivostok menjadi kota menarik bagi wisatawan.[24] Vladivostok masuk dalam sepuluh kota teratas di Rusia untuk rekreasi dan pariwisata menurut Forbes, dan juga menempati posisi keempat belas dalam Peringkat Pariwisata Nasional.[25] Kota ini juga merupakan pusat pariwisata di Teluk Pyotr yang Agung. Resor di kota ini terletak di pantai Teluk Amur, yang memiliki lebih dari 11 sanatorium.[26] Pada tahun 2017, Vladivostok dikunjungi oleh sekitar 3.000.000 wisatawan, termasuk 640.000 turis asing, dimana lebih dari 90% adalah wisatawan dari Asia, khususnya dari Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang.[6] TransportasiVladivostok adalah hub udara utama di Timur Jauh Rusia. Bandar Udara Internasional Vladivostok (VVO) adalah hub utama Aurora, anak perusahaan Aeroflot. Maskapai ini dibentuk oleh Aeroflot pada tahun 2013 dengan menggabungkan SAT Airlines dan Vladivostok Avia. Bandar Udara Internasional Vladivostok direnovasi besar-besaran pada tahun 2013 dengan landasan pacu baru sepanjang 3.500 meter yang mampu menampung semua jenis pesawat tanpa batas. Terminal A dibangun pada 2012 dengan kapasitas 3,5 juta penumpang per tahun. Penerbangan internasional menghubungkan Vladivostok dengan Jepang, Tiongkok, Filipina, Korea Selatan, Korea Utara, dan Vietnam. Jalur Kereta Api Trans-Siberia dibangun untuk menghubungkan Eropa Rusia dengan Vladivostok, pelabuhan terpenting Rusia di Samudra Pasifik. Selesai pada tahun 1905, jalur kereta api membentang dari Moskow ke Vladivostok melalui beberapa kota utama Rusia. Jalur dari jalur kereta api yang lain, yang dikenal sebagai Jalur Timur Tiongkok, menyeberang ke Tiongkok, melewati Harbin, sebuah kota besar di Manchuria. Hari ini, Vladivostok berfungsi sebagai titik awal utama untuk bagian Trans-Siberia dari Jembatan Tanah Eurasia. Vladivostok adalah titik awal Jalan Raya Ussuri (M60) ke Khabarovsk, bagian paling timur dari Jalan Raya Trans-Siberia yang menuju Moskow dan Sankt-Peterburg melalui Novosibirsk. Jalan raya utama lainnya menuju timur ke Nakhodka dan selatan ke Khasan. Pada tanggal 28 Juni 1908, jalur trem pertama di Vladivostok mulai beroperasi di sepanjang Jalan Svetlanskaya, berjalan dari stasiun kereta api di Jalan Lugovaya. Pada tanggal 9 Oktober 1912, gerbong kayu pertama yang diproduksi di Belgia mulai beroperasi. Saat ini, sarana transportasi umum Vladivostok meliputi bus, bus troli, trem, kereta api, kereta gantung, dan kapal feri. Rute utama dari jalur lalu lintas perkotaan di Vladivostok adalah Pusat Kota—Vtoraya Rechka, Pusat Kota—Pervaya Rechka—3ya Rabochaya—Balyayeva, dan Pusat Kota—Jalan Lugovaya. Pada tahun 2012, Vladivostok menjadi tuan rumah KTT ke-24 forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Untuk persiapan acara tersebut, infrastruktur di Vladivostok dirombak dan direnovasi. Dua jembatan kabel raksasa dibangun di Vladivostok, yaitu Jembatan Zolotoy dan Jembatan Russky dari daratan ke Pulau Russky, tempat KTT berlangsung. Jembatan itu adalah jembatan kabel terpanjang di dunia. Tempat menarik
Kota kembar
Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Vladivostok.
|