Unjuk rasa Pakistan 2023

Unjuk rasa Pakistan 2023
pendukung Imran Khan dan Imran Khan di Islamabad
Tanggal17 mei 2023-sekarang
Sebab
  • Penangkapan Imran Khan dengan dugaan korupsi
  • Percobaan pembunuhan Imran Khan
  • Kabar aparat keamanan menembak demonstran
Pihak terlibat
  • pendukung Imran Khan
  • Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf
Pemerintah Pakistan
Tokoh utama
Kepemimpinan tidak terpusat
Jumlah korban
Korban jiwa3 polisi
Para wanita pendukung Imran Khan

Unjuk rasa Pakistan 2023 terjadi karna pada selasa 16 mei, 2023 Pihak berwenang di pakistan menangkap mantan Perdana Menteri pakistan Imran Khan, pemimpin partai politik nasional terbesar di pakistan yaitu, Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf. Politisi berusia 70 tahun itu ditahan ketika bersiap untuk menghadiri persidangan atas puluhan kasus yang dihadapinya, mulai dari tuduhan terorisme dan korupsi, hingga pengkhianatan dan pelanggaran hukum lainnya. Pengacara Imran Khan mengklaim pasukan paramiliter menyerangnya secara fisik sebelum menahannya dan menyerahkannya kepada otoritas antikorupsi. Hal ini pun dikecam oleh Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf, pimpinan Imran Khan. Menteri Dalam Negeri Pakistan Rana Sanaullah mengonfirmasi penangkapan Imran Khan tidak terdapat serangan fisik dan mengatakan kepada media setempat mengenai kasus korupsi yang menyeret tokoh oposisi itu.

Unjuk Rasa Nasional

Simpatisan Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf langsung turun ke jalanan Islamabad dan daerah-daerah lainnya di Pakistan untuk memprotes penangkapan Imran Khan. Polisi di Islamabad membubarkan pengunjuk rasa dan menahan puluhan di antaranya. Para pengunjuk rasa dan saksi mata melaporkan penembakan oleh pasukan keamanan ke arah laki-laki dan perempuan di luar instalasi militer di beberapa kota, yang melukai banyak demonstran.Sejumlah besar pendukung Imran Khan berkumpul di luar markas militer di Rawalpindi dan meneriakkan slogan menentang tentara. Sementara itu, pejabat provinsi di Lahore menerjunkan pasukan paramiliter untuk membantu polisi mengendalikan situasi setelah pengunjuk rasa menyerang kediaman komandan korps militer daerah. Unjuk rasa penuh amarah juga muncul di seluruh provinsi Khyber Pakhtunkhwa, yang berbatasan dengan Afghanistan.Terjadi penyensoran penuh terhadap pemberitaan mengenai unjuk rasa di puluhan kanal media lokal dan di sekitar Islamabad, namun pejabat pemerintah tidak segera merespons tuduhan pihak oposisi bahwa pemerintah yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Aksi kekerasan yang terjadi memicu pihak berwenang untuk langsung melarang segala bentuk pertemuan di kota-kota besar. Penangkapan itu hanya selang beberapa jam setelah Imran Khan merinci tuduhan yang dibuatnya bahwa seorang jenderal senior di badan spionase militer Pakistan, Inter Services Intelligence (ISI), berencana membunuhnya. Pemimpin oposisi itu memperingatkan bahwa peristiwa semacam itu akan semakin mendorong negara Asia Selatan berpenduduk 220 juta jiwa itu ke dalam kekacauan yang lebih buruk daripada yang terjadi dalam pemberontakan politik di Sri Lanka tahun lalu. Ketua partainya pertama kali membuat klaim tersebut dalam sebuah video sehari setelah militer Pakistan yang berkuasa memperingatkan Imran Khan tentang apa yang disebutnya sebagai tuduhan “palsu dan jahat". Imran Khan terluka dalam sebuah upaya pembunuhan November lalu ketika sedang memimpin aksi unjuk rasa anti pemerintah di dekat Lahore, ibu kota Punjab provinsi terpadat di Pakistan. Serangan itu menewaskan satu orang lainnya, sementara Imran Khan menderita luka tembak di kakinya. Imran Khan menuduh Mayor Jenderal ISI Faisal Naseer sebagai salah satu orang yang merencanakan upaya pembunuhannya. Pejabat pemerintah telah mengatakan bahwa upaya pembunuhan itu adalah ulah seorang pelaku tunggal, yang kini telah ditahan dan telah mengaku dalam sebuah video yang secara kontroversial dibocorkan ke media massa. Mantan perdana menteri Imran Khan dicopot dari jabatannya melalui mosi karna tidak percaya di parlemen pada April 2022, sebuah langkah yang dia tolak dan sebut tidak sah dan didalangi oleh kepala militer Pakistan yang sekarang sudah pensiun, Jenderal Qamar Javed Bajwa. Pakistan terperosok dalam krisis ekonomi dan politik, di mana Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf yang dipimpin Imran Khan menekan pemerintah koalisi Sharif untuk mengadakan pemilu dini.

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya