Ségolène RoyalMarie Ségolène Royal (lahir 22 September 1953) adalah seorang politikus Prancis. Royal adalah presiden wilayah Poitou-Charentes, anggota Dewan Nasional Prancis, dan anggota terkemuka Partai Sosialis. Pada 16 November 2006 anggota-anggota Partai Sosialis memilihnya sebagai kandidat mereka untuk pemilihan presiden pada 2007. Pencalonannya diperkuat dengan mengajak mantan perdana menteri Lionel Jospin, mantan Menteri Perdagangan Dominique Strauss-Kahn, dan mantan perdana menteri Laurent Fabius. Ini dilakukan untuk memperkuat posisinya pada perebutan kursi pimpinan tertinggi Prancis. Setelah melalui masa awal kampanye yang ketat, ia dinilai kalah dukungan dari kandidat utama Nicolas Sarkozy. Dalam jajak pendapat, ia kalah dengan Sarkozy. Kampanyenya terguncang ketika ketua kebijakan ekonomi partai Eric Besson mengundurkan diri dan mengembalikan kartu keanggotaan partainya. Eric mundur karena alasan tidak bisa mendukung perilaku Royal dalam melakukan kampanye. Ketiga tokoh sosialis yang bergabung dengan Royal itu diperkirakan akan mampu menyatukan partai untuk mendukung seorang calon. BiografiRoyal adalah lulusan ENA (Sekolah Administrasi Nasional) dan Sciences Po. Ia bekerja sebagai hakim (conseiller) di sebuah pengadilan administratif sebelum bergabung sebagai staf Presiden François Mitterrand pada 1982. Menurut riwayat hidupnya yang resmi [1] Diarsipkan 2006-11-16 di Wayback Machine., Ségolène Royal adalah seorang "chargée de mission" (wakil resmi dan penasihat khusus) François Mitterrand pada periode 1982-1988. Ia adalah seorang député (anggota parlemen) untuk département Deux-Sèvres (1988-1992, 1993-1997, 2002-). Pada 1992-1993 ia menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup di bawah Pierre Bérégovoy. Ia gagal terpilih sebagai wali kota Niort dalam pertarungan melawan wali kota Sosialis yang menjabat saat itu. Ketika kaum sayap kiri memenangi pemilihan legislatif 1997, ia menuntut jabatan presiden Dewan Nasional. Namun partainya mencadangkannya untuk Laurent Fabius. Sebagai kompensasi, ia bergabung dengan pemerintahan Lionel Jospin sebagai Wakil Menteri Pendidikan, lalu sebagai Wakil Menteri Urusan Keluarga dan Anak dari 2000 hingga 2002. Pada 28 Maret 2004, ia terpilih (dengan lebih dari 55% suara) sebagai presiden region Poitou-Charentes, dan secara mencolok mengalahkan anak emas Perdana Menteri Jean-Pierre Raffarin, Elizabeth Morin, di region sang PM sendiri. (Pada saat yang sama ia mempertahankan kursi départementnya sendiri.) Sejak akhir 1970-an ia hidup bersama dengan pemimpin Parati Sosialis Prancis, François Hollande, dan dengannya ia memperoleh empat orang anak. Meskipun tidak menikah, mereka terikat oleh PACS (pacte civil de solidarité - perjanjian solidaritas sipil), yang mengesahkan ikatan sipil antara dua orang dewasa, apapun jenis kelaminnya. Pada masa lampau, Royal pernah melakukan kampanye yang menentang pemaparan anak-anak kepada kekerasan di televisi, termasuk film-film kartun (lihat bukunya pada 1989 yang disebutkan di bawah, Le Ras-le-bol des bébés zappeurs, yang artinya kira-kira "Muak dengan Generasi Penjelajah Saluran Televisi"). Ia juga pernah mengangkat sejumlah masalah menyangkut nilai-nilai keluarga dan perlindungan anak.
Pada 22 September 2005 Paris Match menerbitkan sebuah wawancara; di situ ia menyatakan bahwa ia mempertimbangkan untuk ikut serta dalam pemilihan presiden pada 2007 [2] Diarsipkan 2006-06-21 di Wayback Machine.. Setelah pemerintah Prancis mendapatkan tamparan yang memalukan dalam menghadapi kerusuhan pemuda yang menentang undang-undang CPE (kontrak kerja pertama), Royal disebut-sebut sebagai calon utama dalam apa yang disebut sebagai pertarungan Sarko-Sego melawan Nicolas Sarkozy. Pada September 2006, saudaranya Antoine Royal mengungkapkan bahwa seorang saudaranya yang lain, Letnan Gérard Royal, terlibat dalam memasang bom yang menenggelamkan kapal Greenpeace, Rainbow Warrior di pelabuhan Auckland, Selandia Baru, pada 10 Juli 1985, yang menewaskan juru foto Fernando Pereira [3]. Tapi hal ini telah cukup lama diketahui, dan pemerintah Selandia Baru mengeumumkan bahwa tidak akan ada permintaan ekstradisi karena mereka menganggap kasusnya sudah ditutup. [4]. Ikut bertarung dalam pemilihan presiden Prancis 2007Pada 7 April 2006, Royal meluncurkan kampanyenya di internet pada Désirs d'avenir (bahasa Inggris: Wishes for the future). Di sini ia menerbitkan 10 bab manifesto politiknya. Kampanye ini dirancang untuk menolong Royal menerbitkan sebuah dokumen yang diterbitkan pada September 2006, dua bulan menjelang pemilihan kandidat presiden Partai Sosialis. Pada awal September, niatnya menjadi makin jelas. Ia pernah berkata bahwa andaikan ia seorang laki-laki, Partai Sosialis pasti sudah bersatu mendukung pencalonannya. Hanya sovinisme laki-laki yang meluas di partainya yang menghalanginya, demikian pernyataannya dalam wawancara yang diterbitkan pada 1 September. Royal mengumumkan pembentukan tim resmi untuk mempromosikan kampanyenya pada 30 Agustus. Sebuah jajak pendapat pada 29-30 Agustus memperlihatkan bahwa 47% responden lebih memilihnya sebagai kandidat Partai Sosialis. Meskipun hal ini menandai penurunan kecil dari jajak pendapat seminggu sebelumnya, Royal tetap unggul dibandingkan para calon lainnya. Saingan terdekatnya, bekas Perdana Menteri Lionel Jospin (yang belakangan mengundurkan diri dari pertarungan) memperoleh 21%, Dominique Straus-Kahn 16%, Jack Lang 12% Laurent Fabius 9% dan François Hollande 8%. Di antara para anggota aktif Partai Sosialis yang bertemu dalam sebuah "acara musim panas" 57% memilihnya sebagai kandidat mereka, 15% memilih Jospin, 11% Strauss Kahn dan 9% Jack Lang. Andaikata ada putaran kedua, ia akan memperoleh 69% suara dalam melawan Jospin dan 73% melawan Jack Lang. Sebagian di sayap kiri partai mengkritik posisinya terlalu "liberal" atau moderat, dan ia dipandang lebih sebagai seorang kandidat pragmatis, ketimbang kiri. Statusnya sebagai kandidat presiden menjadi lebih pasti pada 28 September 2006, ketika Lionel Jospin mengumumkan pengundran dirinya dari pencalonannya. Royal sengaja mengangkat topik-topik yang tidak disukai oleh kaum Kiri Prancis, terutama tentang kenakalan remaja. Ia bahkan menganjurkan agar para remaja yang bermasalah itu ditempatkan di bawah sebuah program pembaruan yang "berdimensi militer" [5], sehingga timbul kehebohan di kalangan partainya sendiridan menyerang Nicolas Sarkozy di lapangannya sendiri. Royal juga tidak segan-segan mengkritik beberapa dampak sampingan dari 35 jam kerja seminggu yang dijadikan undang-undang oleh Lionel Jospin ketika ia menjabat sebagai Perdana Menteri. Kebijakan dan karier politikPolitik lokalDalam kariernya sebagai seorang politikus pemerintah lokal, Royal mula-mula menjadi terkenal lewat sebuah kontroversi mengenai pengakuan terhadap keju Poitevin chabichou, di bawah undang-undang Appellations d'Origine Contrôlée [6] Diarsipkan 2006-11-24 di Wayback Machine.. Sebuah masalah lingkungan yang besar yang di dalamnya ia telibat dan yang menarik perhatian internasional di antara berbagai aktivis lingkungan, adalah restorasi rawa-rawa Poitevin [7] Diarsipkan 2006-11-16 di Wayback Machine.. Royal juga mensponsori sejumlah proyek terkait di Rawa-rawa Poitevin, termasuk penanaman 10.000 pohon di sana [8] Diarsipkan 2006-11-16 di Wayback Machine.. Di Poitou Royal telah banyak muncul dalam usaha-usaha untuk mendukung pertanian setempat, seperti misalnya mempromosikan jenis sapi parthenaise dan maraîchine[9] Diarsipkan 2006-11-16 di Wayback Machine.[10] Diarsipkan 2006-11-16 di Wayback Machine.. Politik nasionalLingkungan hidupSelama masa jabatannya sebagai Menteri Lingkungan Hidup, 1992-1993, Royal aktif berkampanye dan berhasil menggolkan Undang-undang tentang penanganan dan pendaur-ulangan sampah (La loi sur le traitement et le recyclage des déchets) [11] Diarsipkan 2006-11-16 di Wayback Machine., Undang-undang untuk melestarikan daerah pedesaan (La loi sur la reconquête des paysages), kampanye Selamatkan desa kita, nikmati produk mereka untuk memberikan label yang tepat untuk produk-produk dari 100 wilayah lokal (opération «Sauvons nos paysages, savourons leurs produits» ) [12] Diarsipkan 2006-11-16 di Wayback Machine., dan Undang-undang untuk mengatasi polusi suara (La loi de lutte contre le bruit) [13] Diarsipkan 2006-11-16 di Wayback Machine.. PendidikanPada masa jabatannya sebagai Wakil Menteri untuk Urusan Keluarga, Anak-anak, dan Penderita Cacat, 2000-2002 [14] Diarsipkan 2006-11-16 di Wayback Machine., Royal aktif dalam meluncurkan kembali program Zona Pendidikan Prioritas (ZEP / zone d'éducation prioritaire), pembentukan program pemerintah untuk makan siang siswa, penerapan pengajaran bahasa sebagai prioritas di SD, pembentukan program kelas tambahan di rumah untuk tingkat nasional, Heures de Soutien Scolaire [15] Diarsipkan 2009-08-03 di Wayback Machine., dan pembentukan program keterlibatan orang tua di sekolah, "la Semaine des parents à l'école", serta kampanye nasional untuk pemilihan wakil-wakil orang tua. Ia juga berkampanye untuk pembentukan pendidikan lokal, dan kontrak pendidikan kewarganegaraan, program-program "Initiatives citoyennes" untuk mengajarkan anak-anak bagaimana hidup bersama, undang-undang tentang Pembelaan hak-hak anak dan kampanye melawan kekerasan di sekolah (Loi de juin 1998 relative à la prévention et à la répression des infractions sexuelles ainsi qu'à la protection des mineurs), Kampanye melawan "hazing" di kalangan anak-anak (Loi de juin 1998 contre le bizutage), Kampanye melawan kekerasan dan pemerasan yang mencakup implementasi nomor telepon "SOS Kekerasan", dan implementasi pengajaran kewarganegaraan yang diwajibkan di sekolah-sekolah menengah. Keluarga dan urusan sosialRoyal mendukung, dan telah banyak terlibat dalam menyusun Undang-undang tentang hak-hak dan kewajiban orang tua (loi sur l'autorité parentale), undang-undang tetang Reformasi hak-hak kaum perempuan dan kelahiran yang anonim ("l'accouchement sous X") [16], penciptaan cuti kelahiran bagi ayah (paternity leave), pembentukan 40.000 tempat baru di sekolah-sekolah Pra-TK di Prancis, dan Pembaruan perumahan sosial [17]. Ia telah aktif dalam berkampanye untuk Cuti orang tua dan bantuan keuangan untuk pemeliharaan anak yang sakit [18], Dukungan pendidikan khusus ("parents d'enfants handicapés"), Dukungan pendidikan untuk mereka yang kembali ke sekolah ("Allocation de rentrée scolaire"), dan Undang-undang menentang pelacuran anak-anak (Loi contre la prostitution des mineurs) yang memberikan ganjaran hukuman bagi kliennya. Royal telah mendukung Undang-undang menentang pornografi anak-anak, pembentukan perhimpunan "Masa Kanak-kanak dan Media" ("Enfance et média") menentang kekerasan di dalam media, pembentukan "Plan Handiscole" untuk pendidikan aka-anak dan remaja yang cacat dan integarsi mereka ke dalam kehidupan di sekolah, program untuk transportasi massal dan individu, dan pembentuk program Pariwisata untuk kaum Cacat ("Tourisme et handicap")[19] Diarsipkan 2006-11-26 di Wayback Machine.. Masalah gay dan lesbianPada 2000, Royal, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Urusan Keluarga dan Anak berbicara menentang sikap melecehkan kaum gay dan lesbian di sekolah-sekolah. Katanya, “Sekolah haruslah menjadi tempat toleransi, tempat yang menyambut. Terlalu banyak orang muda yang diganggu, dikucilkan secara sosial karena orientasi seksual mereka. Sebagian orang lari ke obat bius, mencoba bunuh diri. Inilah waktunya kita bangkit menentang sikap bermusuhan yang diperlihatkan terhadap homoseksualitas.” Ia kemudian memperkenalkan sebuah paket pendidikan di SMA dan perguruan tinggi yang disebut “Kebahagiaan Cinta”, yang dirancang khususnya untuk para guru dan perawat. Paket ini terdiri dari video, informasi pendidikan dan bahan-bahan cetak untuk siswa yang berbicara tentang berbagai masalah tentang homoseksualitas dan homofobia. Isianya termasuk informasi tentang rancangan Kemitraan Sipil, situasi kaum homoseksual dan diskriminasi yang mereka hadapi di luar. Royal mengomentari lebih jauh masalah ini belakangan tahun itu, “Saya pikir kita perlu meningkatkan perlawanan terhadap homofobia, dan sebaliknya mengakui dan menghormati satu sama lain, dengan perbedaan-perbedaan kita” Sebuah undang-undang disahkan pada Februari 2002, yang diajukan oleh Royal atas nama pemerintahan Jospin, memberikan pengakuan hukum, untuk pertama kalinya, terhadap keluarga-keluarga yang mempunyai orang tua gay, bagian dari objek hokum. Pasal 7 dari Undang-undang itu mengamendemen Pasal 337 dari Hukum Sipil yang mengizinkan orang tua untuk “[mendelegasikan] seluruhnya atau sebagian dari otoritasnya sebagai orang tua kepada orang ketiga, anggota keluarga [atau] seorang kerabat dekat lainnya yang dapat dipercaya.” Pasal 337-1, yang ditambahkan oleh hokum, menjamin bahasa “pendelegasian dapat mengatur, demi kebutuhan pendidikan si anak bahwa si ayah dan si ibu, atau salah satu adri keduanya, berbagi keseluruhan atau sebagian dari pelaksanaan otoritas orang tua itu kepada orang ketiga yang didelegasikan." Pada sebuah wawancara Juni 2006 dengan penerbitan LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) Têtu, Royal mengatakan "membuka pernikahan terhadap pasangan sejenis dibutuhkan demi kesetaraan, pemberian kesempatan untuk tampil dan menghargai" dan mengatakan bahwa bila partainya membentuk pemerintahan yang akan datang, ia akan mengajukan usulan undang-undang untuk melegalkan pernikahan sejenis dan adopsi.[20] Karier sebagai menteri
Jabatan terpilih
BibliografiArtikel-artikel mutakhir
BukuDitulis oleh S. Royal kecuali disebutkan lain:
Pranala luar
|