Sutrisno
Dr. H. Sutrisno, S.E., M.Si. (lahir 17 Juli 1949) adalah politisi dan Bupati Majalengka dua periode yakni 2008–2013 dan 2013–2018. Kehidupan awalSutrisno lahir di Majalengka, pada 17 Juli 1949. Dia mengawali pendidikannya di SR Ligung dan lulus tahun 1963, kemudian dia masuk ke SMPN Jatiwangi (lulus 1966), SMAN 1 Manado (lulus 1969). Dia lalu melanjutkan pendidikan tingginya di Fakultas Ekonomi Universitas Nasional (S-1) di Jakarta (lulus 1990), kemudian melanjutkan untuk gelar magister di Universitas Satyagama (lulus 2002). Sampai gelar Doktor di Universitas Pasundan (lulus 2017).[1][2] KarirMengawali karir sebagai pegawai dan bankir di Bank Indonesia pada periode 1970–1987. Kemudian juga bekerja sebagai staf ahli di BTN (1986–1987). Lalu menjadi supervisor pemasaran di NEC Indonesia (1988–1989). Sutrisno juga mendirikan beberapa perusahaan seperti PT. Jatayu, PT. Dwiko dan CV. Lawang Anugerah serta menjadi pimpinannya. Karir politikDi ranah politik, dia ambil bagian menjadi anggota PDI Pro-Mega pada tahun 1998. Setelah itu, dia memegang beberapa jabatan di PDI-P seperti Dewan Pertimbangan Cabang (1999–2001), Wakil Ketua DPC (2001–2003), dan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Majalengka dari 2003 hingga kini. Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Bidang Ekonomi & Keuangan Daerah APKASI. Menjadi bupatiDia berhasil memenangi Pilkada Majalengka yang digelar 26 Oktober 2008 dengan perolehan suara sebesar 31,20%, disusul pasangan Suharja–Ateng Sutisna memperoleh 15,60%, Uu Saepudin–Abun Bunyamin 4,47%, Yunus Sanusi–Dedi Supriadi 16,14%, Tio Indra Setiadi–Ending Suhendi 9,46%, Nazar Hidayat–M Iqbal MI Baik 16,73%, Eman Sulaeman–Fuad Abdul Azid 6,41% (CA-31/A-26). Jumlah suara sah sebanyak 623.143, jumlah suara tidak sah mencapai 35.282 suara. Sedangkan jumlah pemilih di Kabupaten Majalengka sendiri mencapai 897.790 pemilih atau 73,34 % pemilik hak pilih memilih.[3] Sedangkan dia bersama Karna Sobahi maju lagi dalam Pilkada 2013, dan berhasil memenangi kembali. Kali ini, pasangan ini memperoleh 374.548 suara (56,34%), mengalahkan 3 calon lainnya Nazar Hidayat–Tio Indra Setiadi (didukung PKS dan Partai Patriot) yang memperoleh 172.865 suara (26%), pasangan Apang Sopandi–Nasir yang didukung Golkar, PAN, PKB, PPP, PBB, PKPB, PKPI dan PKNU memperoleh 85.197 suara (12,82%) dan pasangan independen Yeyet Rohaeti–Sudirman yang hanya memperoleh 32.145 suara (4,84%). Referensi
Pranala luar
|