Sistem Saluran Pipa Trans-AlaskaSistem Saluran Pipa Trans-Alaska (Trans-Alaska Pipeline System atau disingkat TAPS) merupakan sistem penyaluran pipa terbesar yang ada di dunia. Sistem Saluran Pipa Trans-Alaska menghubungkan ladang minyak yang berada di Teluk Prudhoe Alaska utara, dengan pelabuhan yang berada di Valdez.[1] Teluk Purdhoe tesebut telah lama menjadi pusat pengeboran sejak pada tahun 1968. Teluk Prudhoe dijadikan pusat pengeboran minyak ketika terjadinya penemuan besar deposit minyak bumi di Lereng Utara Alaska.[2] Pipa trans-Alaska menghubungkan daerah teluk itu ke Valdez,[3] yang berada di Prince William Sound, atau yang berlokasi sekitar 490 km di sebelah timur Anchorage, daerah tersebut merupakan pelabuhan paling utara yang ada di Amerika Utara.[4] Saluran pipa Trans-Alaska melewati berbagai wilayah, termasuk Sagavanirktok atau pelabuhan Prudhoe, Deadhorse, Fairbanks, Fox, Glennallen, dan Kutub Utara. Selain itu, Pipa trans-Alaska juga melewati jalur yang ada di Jalan Raya James W. Dalton, jalan raya Richardson, dan jalan raya Elliott.[5][6][7] SejarahPipa trans-Alaska dengan panjang mencapai 800 mil ini mulai dibangun pada tahun 1974 hingga tahun 1977(mulai beroperasi). Pada proses pembangunan pipa trans-Alaska memakan biaya sebesar 8 miliar US dollar pada proses pembangunannya.[8] Tujuan dari pembangunan pipa trans-Alaska adalah sebagai bentuk upaya dalam menghadapi krisis minyak yang terjadi pada tahun 1973.[9] Akan tetapi, bersamaan dengan dibangunnya sistem saluran pipa tersebut melahirkan serangkaian masalah teknis, lingkungan, politik, hukum, keamanan bagi sekitar, keuangan dan aspek lain.[10][11] Pada tanggal 20 Juni 1977, Minyak pertama dari Pelabuhan Prudhoe dikirim melalui pipa sepanjang 800 mil tersebut menuju ke Valdez.[12] Ukuran dan BentukSistem Saluran pipa Trans-Alaska memiliki panjang sekitar 800 mil atau 1.287 km, dengan diameter ukuran 48 inci (1,22 m). Awalnya TAPS dibangun dengan 11 stasiun pompa dan diperkirakan saluran pipa ini dapat mengangkut lebih dari dua juta barel per hari. Namun, pada tahun 2003 pipa tersebut hanya dapat mengangkut sekitar 1 juta barel perhari, dan pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 509.000 barel per hari.[13] Akibat dari volume minyak yang dikirim lebih rendah, menyebabkan adanya pembentukan es dan penumpukan lilin yang ada pada minyak di dinding pipa, sehingga membuat minyak bergerak lebih lambat di dalam pipa. Sehingga proses tersebut menghasilkan minyak yang lebih Saat ini proses pengiriman membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk mengirim satu barel minyak, dari pelabuhan Prudhoe ke Valdez, Alaska. Kendala tersebut menjadi tantangan bagi operator pipa trans-Alaska. Masalah tersebut juga membuat waktu pengiriman yang dibutuhkan dalam mengangkut minyak melalui pipa dari Lereng Utara ke pelabuhan Valdez lebih lama, yang sebelumnya hanya 4,5 hari pada tahun 1988 menjadi 18 hari pada tahun 2018.[14] Pipa trans-alaska telah menjadi ikon dan telah menetapkan standar desain sejak dulu dan masih bertahan hingga saat ini. Bentuk pipa yang zig-zag membuat pipa dapat melentur jika terjadi gempa bumi. Selain itu, lebih dari setengah pipa tersebut berada di atas tanah sehingga minyak yang panas tidak melelehkan lapisan es yang ada di sepanjang rute saluran pipa. Dahulu ketika proses pembuatan pipa tersebut, melibatkan sebanyak 78.000 orang anggota dalam membangun saluran pipa trans-Alaska. Konstruksi proyek pipa dimulai pada bulan April 1974 dan selesai pada bulan Juni 1977.[8] PemilikConocoPhillips merupakan perusahaan energi yang yang saat ini memiliki 29% saham dari TAPS. Namun, TAPS itu sendiri dioperasikan oleh Alyeska Pipeline Service Company (Alyeska). Selain itu, Alyeska juga mengoperasikan Sistem Kapal Pengawal atau Respons Kapal (SERVS), dengan membantu mengangkut tanker secara aman dan selalu siap melakukan respons apabila terdapat tumpahan dalam cakupan yang luas.[8] TumpahanPada tahun 1989 terjadi tumpahan minyak di garis pantai Prince William Sound sebanyak 10.800.000 - 32,000,000 US gallon minyak ke 1.200 mil di garis pantai tersebut. Tumpahan minyak tersebut terjadi setelah kapal tangki Exxon Valdez mengisi di terminal selatan pipa itu.[15] Kejadian tersebut tentunya berdampak pada lingkungan, ekonomi, maupun secara hukum. Terlepas dari masalah tersebut, sarana dan prasarana pipa trans-Alaska menurut para kritikus memang sudah tua dan menjadi sangat berbahaya. Bahkan di beberapa tempat pada dinding pipa telah menipis sekitar 80%, hal tersebut terjadi akibat adanya korosi yang terjadi pada pipa. Tantangan utama dari pipa trans-Alaska yaitu pada faktor lingkungan dan pada desain atau bentuk pipa. Karena sistem saluran pipa tersebut melewati lebih dari 800 aliran atau sungai, tiga pegunungan, dan tiga sesar aktif.[16] Tiga perempat dari jalur yang dilewati merupakan daerah lapisan es yang sangat rapuh. Oleh karena itu, bentuk dari pipa didesain menjadi zig-zag. Bentuk zig-zag tersebut memungkinkan pipa mengalami ekspansi atau melentur selama terjadinya perubahan suhu serta kemungkinan terjadinya gempa bumi.[17] Pipa sepanjang 800 mil tersebut mengalami tumpahan setiap tahunnya, serta dalam beberapa tahun terakhir pernah terjadi sebanyak 500 tumpahan minyak terjadi di ladang minyak Teluk Prudhoe. Referensi
|