Sistem Angkutan Massal Terpadu Lembah Klang
Sistem Angkutan Massal Terpadu Lembah Klang (TRANSIT) (bahasa Melayu: Sistem Transit Bersepadu Lembah Klang; bahasa Inggris: Klang Valley Integrated Transit System) adalah jaringan kereta api yang melayani kawasan Lembah Klang dan Kuala Lumpur Raya. Sistem saat ini terdiri dari 11 rute kereta yang beroperasi penuh; dua rute kereta komuter, lima rute transit cepat, satu rute bus rapid transit dan dua rute kereta api bandar udara ke Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur dan Bandar Udara Subang. SejarahAwalnya, berbagai perusahaan yang bersaing telah mengoperasikan berbagai sistem dan telah mengembangkan sistem kereta api ini secara terpisah dan pada waktu yang berbeda. Akibatnya, banyak jalur kereta api ini tidak terintegrasi dengan baik dengan yang lain atau dengan seluruh sistem kereta itu sendiri, membuat transfer dari sistem ke sistem tidak nyaman bagi penumpang. Perpindahan dari satu sistem kereta ke sistem yang lain dilakukan dengan berjalan kaki jauh, menaiki tangga, dan menggunakan eskalator. Tiket terintegrasi untuk semua sistem berbasis kereta api, seperti kartu TnG, akan membantu kelancaran transfer penumpang di semua stasiun dalam sistem kereta api. IntegrasiSejak 28 November 2011, area pembayaran sistem Rapid KL untuk LRT Kelana Jaya, LRT Ampang dan Sri Petaling, serta KL Monorail yang mulai dioperasikan pada 1 Maret 2012, telah terintegrasi secara fisik di bawah sistem tiket normal. Hal ini memungkinkan penumpang untuk berpindah antar rute di stasiun pertukaran tertentu tanpa membeli tiket baru setiap kali, asalkan mereka tidak keluar dari wilayah berbayar. Saat ini, sistem ini terdapat di Titiwangsa, Hang Tuah, Putra Heights dan Masjid Jamek. Dengan penambahan rute transit terbaru pada 17 Juli 2017, Rute Sungai Buloh–Kajang, sistem telah diperluas pada Pasar Seni, Merdeka-Plaza Rakyat dan Maluri. Saldo yang tersimpan dalam kartu Touch 'n Go diterima sebagai metode pembayaran untuk rute Rapid Bus (Bus Cepat), LRT, MRT, dan monorel, serta KTM Komuter, mengurangi kerumitan dalam membeli tiket terpisah untuk perjalanan di jaringan yang berbeda. Namun, integrasi tarif untuk sistem Rapid KL tidak termasuk sistem kereta api lain seperti KTM Komuter dan Express Rail Link. Rapid Rail, operator dari tiga rute LRT dan Bus Cepat (yang terdiri dari sekitar 70% dari jaringan bus di Lembah Klang), telah meluncurkan tiket bus harian serendah RM1 dan tiket transit harian terintegrasi yang dapat digunakan pada kedua layanan kereta api dan bus seharga RM7. Sistem Pembayaran Non-Tunai Terpadu (ICPS)Setelah diterapkan, ICPS (bahasa Inggris: Integrated Cashless Payment System; bahasa Melayu: Sistem Pembayaran Tanpa Tunai Bersepadu) akan memberi operator pengalaman perjalanan yang lancar dan mudah. Manfaat dari solusi ICPS adalah:
Penumpang juga akan menghemat banyak uang pada transportasi umum setelah solusi ICPS selesai, karena:
Solusi ICPS sedang dikembangkan dan diperkirakan akan digunakan oleh sekitar 1 juta penumpang per hari selama tahun pertama operasi. Sistem jaringanKTM Komuter diperkenalkan pada tahun 1995 sebagai sistem transit rel pertama yang menyediakan layanan kereta di Kuala Lumpur dan di sekitar kawasan pinggiran Lembah Klang. Kereta ringan dan monorel diperkenalkan kemudian untuk melayani kawasan perkotaan Kuala Lumpur dan kota-kota satelit, seperti Ampang, Petaling Jaya, Gombak, dan lainnya. Sementara itu, rute Moda Raya Terpadu (MRT) Sungai Buloh-Kajang (SBK) disediakan untuk menghubungkan kawasan barat laut Kuala Lumpur, seperti Sungai Buloh, Damansara kawasan tenggara Kuala Lumpur, seperti Cheras, Kajang melalui jantung kota Kuala Lumpur City Centre.
Rute rencanaPembangunan rute MRT kedua, Rute Sungai Buloh–Serdang–Putrajaya dimulai pada November 2015.[10] Rute lintas rel terpadu ketiga, Rute Bandar Utama–Klang juga tengah dalam fase konstruksi.[11] GaleriCatatan
Referensi
Pranala luar
|