Sherlock (seri televisi)
Sherlock adalah serial televisi drama kriminal Britania Raya yang mengadaptasi kisah petualangan Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle secara kontemporer. Serial drama yang dibuat atas prakarsa Steven Moffat dan Mark Gatiss ini dibintangi oleh Benedict Cumberbatch sebagai Sherlock Holmes dan Martin Freeman sebagai dr. Watson. Hingga kini, sembilan episode telah diproduksi, tiga episode seri pertama ditayangkan pada tahun 2010, tiga episode seri kedua pada tahun 2012, dan tiga episode seri ketiga pada tahun 2014. Seri ketiganya menjadi serial drama yang paling banyak ditonton di Britania Raya sejak 2001.[1] Sue Vertue dan Elaine Cameron dari Hartswood Films memproduksi serial drama ini untuk BBC dan bekerja sama dengan WGBH Boston untuk memproduksi serial antologi Masterpiece yang ditayangkan PBS. Pengambilan gambar Sherlock sebagian besar dilakukan di Cardiff, Wales. North Gower Street di London dipakai sebagai latar bagian luar kediaman Holmes dan Watson di Baker Street 221B. Pada bulan Januari 2014, Steven Moffat menyatakan bahwa produksi seri keempat telah disetujui dan sedang dalam tahap merencanakan naskah.[2] Serial drama ini mendapat sambutan sangat positif dari para pengamat dengan penekanan pada aspek kualitas penulisan naskah, pemeranan, dan penyutradaraan. Sherlock telah dinominasikan dalam berbagai penghargaan, antara lain BAFTA, Emmy, dan Golden Globe. Semua seri telah diluncurkan dalam format DVD dan Blu-ray. Dasar PemikiranSherlock digambarkan sebagai "detektif konsultan" Sherlock Holmes (Benedict Cumberbatch) yang memecahkan beberapa misteri dengan latar waktu London modern. Holmes dibantu oleh teman sekamarnya, Dr. John Watson (Martin Freeman), yang baru saja kembali dari dinas militer di Afghanistan bersama Royal Army Medical Corps. Meskipun Detektif Inspektur Greg Lestrade dari Kepolisian London (Rupert Graves) dan rekan-rekannya mencurigai Holmes pada awalnya, seiring waktu berjalan, kemampuannya yang luar biasa membuatnya diterima. Dengan blog yang dibuat oleh Watson berisi mengenai petualangan pemecahan misteri mereka, Holmes menjadi selebritis dan para wartawan mewawancarainya mengenai kehidupan eksentriknya atau kasus-kasus yang ia tangani. Baik orang-orang biasa maupun Pemerintah Inggris meminta pertolongannya. Meskipun serial ini menunjukkan bahwa ia berhadapan dengan berbagai tindak kejahatan dan tokoh kejahatannya, konflik Holmes dengan musuh besar nya, Jim Moriarty (Andrew Scott) muncul berulang-ulang. Molly Hooper (Louise Brealey), seorang ahli patologi di Rumah Sakit St. Bart, beberapa kali membantu Holmes dalam kasus-kasus yang ia tangani. Peran yang lain dan sering muncul antara lain, Una Stubbs sebagai Mrs. Hudson, induk semang Holmes dan Watson, dan salah satu pembuat serial Mark Gatiss sebagai kakak Sherlock, Mycroft. ProduksiKonsep dan perkembanganSteven Moffat dan Mark Gatiss, adalah penggemar dari Sherlock Holmes dengan pengalaman mengadaptasi sastra era Victoria untuk ditampilkan dalam televisi, membuat konsep yang berbeda dalam cerita Sherlock.[3][4] Moffat sebelumnya pernah mengadaptasi Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde menjadi serial Jekyll yang tayang pada 2007,[5] sedangkan Gatiss pernah menulis skenario Doctor Who episode "The Unquiet Dead" yang diadaptasi dari karya Charles Dickens.[6] Moffat dan Gatiss, yang saat itu sama-sama penulis Doctor Who, mendiskusikan rencana untuk adptasi Sherlock Holmes dalam perjalanan kereta api ke Cardiff dimana produksi Doctor Who juga dilakukan disana.[7] Saat mereka ada di Monte Carlo dalam sebuah acara penghargaan, seorang produser bernama Sue Vertue, yang merupakan istri dari Moffat, mendorong Moffat dan Gatiss segera mewujudkan proyek ini sebelum yang lain memiliki ide yang sama.[8] Moffat dan Gatiss mengajak Stephen Thompson untuk melakukan penulisan untuk serial tersebut pada September 2008.[9] Gatiss mengkritik adaptasi televisi terhadap karya-karya Conan Doyle sebagai "terlalu persis (dengan maksud menghormati penulis) dan terlalu lambat (mengenai adaptasi eranya)", bukannya bermaksud menjelekkan edisikanonik seperti pada serial Sherlock 1930-an dan 1940-an yang dibintangi Basil Rathbone dan Nigel Bruce, yang mengambil latar waktu periode antarperang.[3] Sherlock yang diperankan Benedict Cumberbatch adalah Sherlock yang modern, menggunakan teknologi masa kini seperti SMS, internet dan GPS untuk memecahkan kasus misterinya.[3] Paul McGuigan, yang menyutradarai dua episode Sherlock, mengatakan bahwa ia berpegang teguh pada penggambaran tokoh seperti yang dilakukan Conan Doyle yaitu "Sherlock hanya menggunakan alat-alat yang tersedia dan ia selalu di laboratorium melakukan eksperimen. Serial ini hanyalah versi modern dari cerita aslinya. Ia akan menggunakan alat yang bisa ia pakai untuk memecahkan masalah-masalah tersebut."[10] Beberapa elemen cerita juga dipertahankan, seperti alamat mereka di Baker Street dan musuh Holmes, Moriarty.[11] Beberapa elemen juga disesuaikan dengan cerita saat ini: contohnya, Dr. Watson yang diperankan Martin Freeman diceritakan baru saja pulang dari Afghanistan.[12] Saat mendiskusikan bahwa cerita Watson yang asli adalah tentara yang mengalami kecacatan setelah bertempur dalam Perang Inggris-Afganistan Kedua (1878–1880), Gatiss merasa bahwa "ini (Perang di Afganistan (2001–sekarang)) adalah perang yang kurang lebih sama, kupikir. Perang yang sulit dimenangkan yang sama."[3] Sherlock diumumkan sebagai enam drama sepanjang 60 menit di Edinburgh International Television Festival pada Agustus 2008, dengan penayangan sekitar pertengahan atau akhir 2009.[11] Niatan untuk memproduksi enam episode sepanjang 60 menit adalah patokan percontohan bagi mereka untuk menganggap serial ini menuai sukses atau tidak.[8][11] Proyek percontohan awal ini menghabiskan hampir £800,000 yang mengakibatkan rumor dari BBC dan media lainnya bahwa Sherlock berpotensi berakhir dengan bencana.[13][14] BBC lalu memutuskan tidak menayangkan versi percontohan ini, meminta pengambilan gambar ulang dan dijadikan 3 episode sepanjang 90 menit.[13][14] Edisi percontohan yang gagal rilis lalu disertakan dalam DVD serial musim pertama. Dalam komentar audio, tim kreatif mengatakan bahwa BBC "sangat senang" dengan edisi percontohan namun menyuruh mereka untuk mengubah formatnya.[8] Kritikus Mark Lawson melihat bahwa edisi percontohan ini "sudah secara substansial berkembang dan diperbaiki penulisannya, serta sepenuhnya memainkan aspek imajinasi dalam tampilan, kecepatan gambar, dan suaranya".[14] Pada Juli 2009, departemen drama BBC mengumumkan rencana penayangan episode 90 menit ini akan dilakukan pada 2010.[15] Moffat berkata sebelumnya jika serial Sherlock tayang, Gatiss akan mengambil alih tugas produser eksekutif agar Moffat mampu berkonsentrasi dalam produksi Doctor Who.[4] Peran dan karakterMoffat dan Vertue tertarik untuk mengaudisi Cumberbatch sebagai pemeran utama setelah melihat penampilannya dalam film Atonement (2007). Ia diaudisi setelah pembacaan skrip untuk tim kreatif.[16] Cumberbatch, berdasarkan keterangan The Guardian, "memiliki reputasi dalam memerankan peran orang aneh, orang yang brilian, dan (nantinya) peran Holmes yang ia perankan akan menjadi Holmes yang dingin, gila teknologi, dan sedikit terlihat memiliki Sindrom Asperger."[17] Cumberbatch berkata, "Ada timbal balik hebat yang kau dapat dari memerankannya (Sherlock) karena kepalamu akan dipenuhi kata-kata dan berpikirmu akan lebih cepat sehingga kamu perlu membuat dirimu menjadi lebih cepat. Ia adalah sosok dengan satu langkah lebih maju dibanding para penonton dan seseorang di sekitarnya karena mereka tidak mampu mengerti akan dibawa ke mana dengan lompatan-lompatan itu."[17] Piers Wenger, direktur drama di BBC Cymru Wales, menggambarkan serial ini membuat tokoh Sherlock sebagai "superhero yang dinamis dalam dunia modern, dengan sikap arogan dan kejeniusan yang didorong oleh pembuktian diri lebih cerdik dari para penjahat, polisi—semua orang sebenarnya".[11] Untuk penyesuaian dengan keadaan sosial dan aturan penyiaran, tokoh Sherlock tidak merokok dengan pipa, namun digantikan dengan nicotine patch.[10] Para penulis cerita merasa bahwa Sherlock tidak perlu berbicara seperti "sepenuhnya orang modern", kata Moffat, namun pada awalnya dimaksudkan agar "tidak berbicara seperti sedang memberi kuliah". Moffat lalu mengubah karakter tersebut menjadi "lebih Victorian" di seri kedua, dengan memanfaatkan suara Cumberbatch agar membuatnya terlihat seperti "memberikan kuliah".[18] Dalam sebuah wawancara yang diadakan The Observer, ko-kreator Mark Gatiss mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan saat mencari aktor yang cocok untuk memerankan Dr. John Watson.[3] Sue Vertue berkata, "Benedict adalah sosok satu-satunya yang kami lihat untuk memerankan Sherlock... Begitu Benedict ada disana kami yakin akan membuat tokoh John [Watson]—dan aku pikir begitu mereka masuk ke ruangan, anda dapat melihat bahwa mereka akan bekerja dengan baik".[19] Beberapa aktor diaudisi untuk peran Watson,[8] dan lalu keputusan jatuh ke Martin Freeman. Steven Moffat berkata bahwa Matt Smith adalah salah satu yang diaudisi. Ia ditolak karena dinilai terlalu "idiotik", sedangkan produser membutuhkan sosok yang lebih "lurus" untuk peran Watson.[20] Walaupun akhirnya setelah itu, Moffat mengaudisi Smith sebagai Eleventh Doctor di Doctor Who.[20] Penulis mengatakan bahwa terpilihnya Freeman berpengaruh kepada cara Cumberbatch memerankan Holmes.[8] Tema persahabatan dinilai menarik bagi Gatiss dan Moffat.[21] Gatiss menekankan pentingnya pendefinisian para karakter. "Watson bukanlah seorang idiot, walaupun memang benar Conan Doyle selalu membuat olokan mengenainya," kata Gatiss. "Namun hanya seorang idiot yang mau dikelilingi dengan para idiot yang lain."[3] Moffat berkata bahwa Freeman adalah "kebalikan Benedict dalam hal apapun kecuali bakatnya... Martin menemukan semacam puisi pada manusia biasa. Aku suka realisme dari semua yang ia kerjakan."[8] Freeman menggambarkan perannya sebagai "kompas moral" untuk Sherlock, yang tidak selalu mempertimbangkan moralitas dan etika dari tindakannya sendiri.[16] Selanjutnya, Rupert Graves memerankan Detektif Inspektur Greg Lestrade. Para penulis awalnya menyebut tokoh in sebagai "Inspektur Lestrade" dalam pengembangan karakter hingga Gatiss menyadari dalam Inggris masa kini maka karakter tersebut akan disebut "Detektif Inspektur". Moffat dan Gatiss mengatakan bahwa Lestrade tidak sering muncul dalam cerita dan digambarkan secara tidak konsisten di dalam penampilannya. Mereka memutuskan untuk membuat Lestrade versi "The Adventure of the Six Napoleons": pria yang frustasi dengan Holmes namun mengaguminya, dan Holmes menganggapnya sebagai orang terbaik Scotland Yard.[8] Beberapa kandidat Lestrade menunjukkan sikap komedik dalam audisi mereka, namun tim kreatif menyukai kesan serius yang Graves bawa dalam perannya.[8] Nama depannya, Greg dimunculkan dalam episode "The Hounds of Baskerville".[22] Andrew Scott muncul pertama kali sebagai Jim Moriarty pada episode "The Great Game". Moffat berkata, "Kita sudah tahu sejak awal apa yang akan kita lakukan dengan tokoh Moriarty. Moriarty biasanya digambarkan sebagai penjahat yang membosankan, maka dibandingkan gambaran penjahat dengan kesan elegan kami berfikir untuk memunculkan seseorang yang benar-benar menakutkan. Seseorang yang benar-benar psikopat."[19] Moffat dan Gatiss awalnya tidak akan menaruh konfrontasi antara Moriarty dan Holmes dalam tiga episode awal, namun setelah melihat akting Scott dalam audisi[23] mereka menyadari bahwa adegan konfrontasi ini harus dibuat. Kami membuat ini dalam adegan seperti versi 'The Final Problem' dimana dua tokoh yang saling bermusuhan ini bertemu satu sama lain."[24] Pemeran lainnya adalah Una Stubbs (yang mengenal Cumberbatch sejak usianya 4 tahun, karena bekerja bersama ibu Cumberbatch, Wanda Ventham)[25] sebagai Mrs. Hudson dan ko-kreator Mark Gatiss sebagai Mycroft Holmes.[26] Vinette Robinson, Jonathan Aris dan Louise Brealey memerankan Sersan Sally Donovan, Philip Anderson dan Molly Hooper, secara berurutan. Amanda Abbington, mantan istri Freeman dalam dunia nyata, memerankan Mary Morstan, pacar Watson yang kemudian menjadi istrinya. Dalam Musim ke-3, Wanda Ventham dan Timothy Carlton, orang tua asli Cumberbatch, memerankan orang tua Sherlock dan Mycroft. Para pemeran tamu yang ada dalam serial ini antara lain, Phil Davis sebagai Jefferson Hope,[27] Paul Chequer sebagai Detektif Inspektur Dimmock,[28] Zoe Telford sebagai Sarah,[28] Gemma Chan sebagai Soo Lin Yao,[28] John Sessions sebagai Kenny Prince,[29] Haydn Gwynne sebagai Nona Wenceslas,[29] Deborah Moore[24] sebagai salah satu korban Moriarty dan Peter Davison sebagai pengisi suara di planetarium.[24] Episode "A Scandal in Belgravia" menampilkan Lara Pulver sebagai Irene Adler,[30] dan pada episode "The Hounds of Baskerville" menampilkan Russell Tovey sebagai Henry Knight.[31] Pada episode akhir musim ke-2, peran Rufus Bruhl dimainkan oleh Edward Holtom, sedangkan Katherine Parkinson memerankan seorang jurnalis bernama Kitty Riley. Episode awal musim ke-3 menampilkan Derren Brown. Desain produksi dan pengambilan gambarSerial ini diproduksi oleh Hartswood Films untuk BBC Wales, sedangkan BBC Worldwide menyediakan dana untuk aspek sampingan produksi.[4][32] Produksi serial ini juga melibatkan PBS, sebuah kanal layanan masyarakat Amerika Serikat, yang juga memproduksi Masterpiece Mystery! di WGBH-TV.[33][34] Pengambilan gambar untuk episode percontohan, ditulis oleh Moffat dan disutradarai oleh Coky Giedroyc, dimulai dari Januari 2009.[35] Selanjutnya pada January 2010, tiga episode selanjutnya mulai digarap. Paul McGuigan menjadi sutradara episode pertama dan ketiga, sedangkan Euros Lyn menyutradarai episode kedua.[36][37] Syuting tiga episode ini dilakukan terbalik dari urutan episodenya.[24] Gatiss mengatakan bahwa ia ingin menampilkan suasana London modern namun tidak meninggalkan kesan London era Victoria.[16] Produksi dipusatkan di Hartswood Films yang berlokasi di Cardiff, Hartswood Films West, yang dibuka pada akhir 2009 memanfaatkan rencana BBC "desa drama" di Cardiff Bay. Produksi dua musim pertama dipusatkan di Upper Boat Studios, lokasi produksi yang sama dengan Doctor Who.[39][40] Cardiff dipilih karena lebih ekonomis daripada London, dengan suasana yang memiliki banyak kemiripan dengan London.[16] Beberapa aspek arsitektur tidak dapat dipalsukan, maka lokasi syuting di beberapa tempat di London tetap diperlukan.[16] Lokasi untuk Baker Street 221B bertempat di North Gower Street 187[38] – Baker Street yang asli tidak dipilih menjadi lokasi pengambilan gambar karena padatnya lalulintas dan banyak hal bertulis "Sherlock Holmes", yang mana tidak cocok tampil di gambar.[24] Produser eksekutif Beryl Vertue menjelaskan bahwa sangat penting memvisualisasikan tempat tinggal Sherlock mirip dengan gambaran Sherlock di karya Conan Doyle, karena hal itu akan memancarkan suasana eksentrik Sherlock. Jika tidak, maka ia akan terlihat seperti tinggal di lokasi yang terlalu suburban atau terlalu modern.[16] Speedy's, toko roti isi di bawah apa yang dipakai sebagai lokasi syuting tempat tinggal Holmes, mengaku mengalami kenaikan dratis penjualan dari pelanggan baru yang mengenali tempat tersebut dari menonton serial.[41][42] Kostum untuk episode percontohan didesain oleh perancang busana terbaik BAFTA Cymru, Ray Holman.[43] Cumberbatch memakai mantel Belstaff seharga £1,000.[44] Sarah Arthur, salah seorang perancang busana menjelaskan bagaimana ia mengeksplorasi kostum untuk tampilan detektif. "Holmes tidak memiliki ketertarikan fashion maka aku membuat setelan klasik dengan sentuhan modern: celana narrow-leg dengan dua kancing, jaket slim-cut. Aku juga membuat kemeja slim-cut dan mantel panjang untuk adegan aksi yang sangat cocok berpadu dengan suasana kota London."[44] Para penulis cerita mengatakan bahwa mereka tidak ingin memaksakan modernitas ke dalam cerita.[8] Terdapat beberapa tantangan kreatif seperti mengikutkan tanda "221B" di pintu depan. Gatiss dan Moffat melihat bahwa saat ini hunian hanya menampilkan nomor rumah dan terdapat bel di setiap unit hunian sehingga nomor unit tidak perlu dipasangkan. Nomor lengkap 221B sangat ikonik sehingga mereka merasa tidak dapat menghilangkannya.[8] Penulis cerita juga memutuskan bahwa para peran utama akan memanggil satu sama lain dengan nama depan, tidak seperti era tradisional dengan nama panggilan Holmes dan Watson.[8] Hal ini juga sejalan dengan judul serial. Sutradara Paul McGuigan datang dengan ide menampilkan pesan singkat ke layar ketimbang menampilkan pesan dengan cara mengambil gambar ponsel.[8] Para produser mengalami kesulitas untuk mengatur jadwal para pemeran utama juga Moffat dan Gatiss pada seri ke dua. Cumberbatch dan Freeman sama-sama menjadi pemeran film The Hobbit: An Unexpected Journey (2012), dan Moffat melanjutkan pekerjaan sebagai penulis utama dan showrunner Doctor Who. Menghadapi tekanan waktu, The Guardian menekankan serial ini "adalah kerja membangun kembali tiga karya Conan Doyle yang paling terkenal".[45] Gatiss mengatakan bahwa ada perbincangan untuk memproduksi serial ini dengan waktu lebiih dari tiga tahun, namun Moffat menjelaskan mereka tidak dapat melakukan "kesenangan yang tertunda".[45] Hubungan antara Holmes dan Watson berkembang selama seri ke dua, dimana Watson sudah tidak terlalu terpana dengan kemampuan deduksi Sherlock; Watson menjadi detektif di episode "The Hounds of Baskerville".[45] Tim produksi dan pemeran merasa lebih percaya diri selama pengambilan gambar kedua karena kritik dan respon yang positif terhadap seri pertama.[18][46] MusikMusik tema dan suasana dibuat oleh David Arnold dan Michael Price.[16] Arnold menjelaskan bahwa ia dan Price bekerja dengan produser untuk membuat musik yang "datang dari tema sentral dan karakter" untuk serial ini, dan menemukan bahwa hal ini "akan mendefinisikan suara dari serial ini".[16] Pieces sering menggunakan penyintesis, namun suara dalam jalannya serial menggunakan musisi asli, Arnold berkata, bahwa musik yang ia buat harus dibawa dengan "hidup".[16] Price juga berkata bahwa para musisi dapat beradaptasi dengan skor, mengisi musik dengan cara merespon gambar dari serial ini.[16] EpisodeTiga seri, setiap serinya terdiri dari tiga episode, telah dihasilkan. Seri pertamanya disiarkan pada bulan Juli dan Agustus 2010 di BBC, kemudian perdana pada Public Broadcasting Service (PBS) di Amerika Serikat pada Oktober 2010[47] A second series of three episodes was first broadcast in the UK in January 2012, and then in the U.S. during May 2012.[48] Seri ke dua pertama kali disiarkan di Inggris pada Januari 2012, kemudian di AS selama Mei 2012. Seri ke tiga pertama release di Inggris pada tanggal 1 Januari 2014 dan di AS pada 19 Januari 2014. Serial ini telah berhasil terjual ke 180 wilayah. Sebuah Episode Khusus dikeluarkan pada 1 Januari 2016 di BBC One dan PBS, uniknya episode ini dikeluarkan berbarengan di Inggris dan Amerika Serikat.[49] Seri keempat tayang di BBC One dan PBS pada 1 Januari 2017 dan berakhir pada 15 Januari 2017.[50]
Seri 1 (2010)"A Study In Pink", episode ini mengadaptasi cerita novel pertama Sherlock Holmes A Study In Scarlet, ditulis oleh Moffat dan disutradai oleh Paul McGuigan. Seri ini menggambarkan perkenalan Holmes dengan Watson, mereka menempati sebuah hunian di Baker Street di London. Di episode ini juga diperkenalkan kakak dari Sherlock, Mycroft Holmes yang diperankan oleh Mark Gatiss. Episode ini ditayangkan pertama kali pada 25 Juli 2010.[57][58] "The Blind Banker", pertama kali disiarkan pada tanggal 1 Agustus 2010. Ditulis oleh Stephen Thompson dan disutradai oleh Euro Lyn.[59] "The Great Game", pertama kali disiarkan pada tanggal 8 Agustus 2010, episode ini memperkenalkan karakter James Moriarty (Andrew Scott). Moriarty selalu memberikan sebuah kasus dengan skala waktu yang singkat kepada Holmes. Ditulis oleh Mark Gatiss dan disutradai oleh McGuigan[60] Seri 2 (2012)Setelah episode "A Study in Pink" mendapat rating yang cukup tinggi, BBC menyatakan lebih siap untuk memproduksi lebih banyak episode.[61] Pada 10 Agustus 2010, terkonfirmasi bahwa Sherlock akan berlanjut ke seri kedua.[19] Pada sebuah konvensi pada tahun 2011, Gatiss membocorkan cerita mana saja yang akan diadaptasi menjadi serial, dan para penulis cerita di seri pertama akan masing-masing mendapat kesempatan menulis cerita satu episode.[62] Melihat bahwa "A Scandal in Bohemia", "The Hound of the Baskervilles" dan "The Final Problem" adalah beberapa cerita terbaik dari seri Sherlock Holmes, Gatiss lalu menjelaskan, "Kami mengetahui setelah menuai sukses pada kesempatan pertama maka secara alami kami akan membuat tiga yang paling terkenal (cerita)."[62] "Terdapat beberapa pertanyaan bagaimana caranya terlepas dari ketergantungan dan suasana tematik yang khas dari tiga cerita tersebut, dimana kami juga berusaha membawa hubungan antara Sherlock dan John sedikit ke depan. Kau tak bisa kembali menggunakan kalimat-kalimat: "Kau tak punya emosi", atau "Aku tak peduli". Harus bergerak ke titik lain dan mengusahakan agar karakter yang lain juga berkontribusi pada perjalanan petualangan ini."[62] Paul McGuigan menyutradarai dua episode pertama,[63] dan sutradara Doctor Who, Toby Haynes menangani yang terakhir.[64] Seri kedua dengan durasi 90 menit dijadwalkan tayang pada akhir 2011,[65] namun tertunda hingga Januari 2012. "A Scandal in Belgravia", ditulis oleh Steven Moffat dan disutradarai oleh Paul McGuigan, dan pertama kali ditayangkan pada 1 Januari 2012. Episode ini adalah adaptasi dari "A Scandal in Bohemia", episode ini menceritakan misi Holmes untuk memperoleh foto seorang anggota kerajaan yang bocor dan dipegang oleh Irene Adler (Lara Pulver), seorang dominatrix yang brilian dan kejam di dalam ponselnya. Foto ini menjadi jaminan dimana ia sering menggali informasi rahasia dari para kliennya.[66] Mark Gatiss menulis "The Hounds of Baskerville", yang menginvestigasi aktivitas yang janggal di sebuah pangkalan militer. Menyadari bahwa The Hound of the Baskervilles, pertama kali diterbitkan pada 1902, adalah salah satu cerita yang paling terkenal, Gatiss merasa memiliki tanggung jawab besar untuk memasukkan unsur yang ikonik dan akrab dengan masyarakat dibanding saat ia mengadaptasi cerita-cerita yang tidak lebih terkenal.[67][68] Russell Tovey muncul sebagai Henry Knight, seseorang yang ayahnya terbunuh oleh cabikan anjing raksasa di Dartmoor 20 tahun sebelumnya. Disutradarai oleh McGuigan, episode ini tayang pertama kali pada 8 Januari 2012.[69] Seri kedua ini diakhiri dengan episode "The Reichenbach Fall". Steve Thompson menjadi penulis dari episode, yang mana disutradarai oleh Toby Haynes, yang sebelumnya menyutradarai banyak episode Doctor Who yang ditulis oleh Moffat. Episode ini pertama kali tayang pada 15 Januari 2012, episode ini terinspirasi plot Moriarty yang berupaya mencemarkan nama baik dan membunuh Sherlock Holmes, dan berakhir dengan Holmes ditemukan tewas karena bunuh diri.[70] Episode ini terinspirasi dari "The Final Problem" karya Conan Doyle, dimana Holmes dan Moriarty diperkirakan tewas setelah jatuh dari Air terjun Reichenbach di Swiss. Moffat merasa bahwa ia dan Gatiss telah mengalahkan Conan Doyle dalam versi kejatuhan Holmes dan Moffat menambahkan, dalam adegan yang lumayan banyak, masih ada "detail petunjuk yang terlewatkan oleh semua orang".[71] Episode mini Hari Natal (2013)BBC One merilis episode mini Sherlock sepanjang tujuh menit pada Natal 2013 "Many Happy Returns". Episode ini tersedia via BBC iPlayer, layanan BBC Red Button, dan kanal YouTube BBC,[72] dan dibuat sebagai prekuel seri ketiga. Sinopsis dari episode ini adalah "Sherlock sudah pergi dua tahun lalu. Namun ada seseorang tidak teryakinkan kalau ia sudah meninggal."[73] 'Seseorang' tersebut ternyata adalah Anderson, teknisi forensik di seri pertama dan kedua (yang sekarang kehilangan pekerjaannya karena terobsesi untuk membuktikan bahwa sang detektif masih hidup). Sebelumnya dikenal sebagai orang yang menyelisihi Sherlock, namun saat ini ia adalah yang mempercayai bahwa Sherlock masih hidup, dan sepanjang episode digambarkan selalu mencoba meyakinkan Lestrade. Anderson menelusuri jejaknya lewat beberapa kejadian misterius di Tibet, New Delhi hingga Jerman dimana kemungkinan ada keterlibatan Sherlock disana dan menunjukkan bahwa kejadian-kejadian tersebut memiliki kedekatan dengan London. Seri 3 (2014)Setelah episode akhir seri kedua, Moffat dan Gatiss mengumumkan di Twitter bahwa seri ketiga akan digarap pada masa yang bersamaan dengan seri kedua,[74] dan bagian dari "The Reichenbach Fall" sudah memulai syuting bersamaan dengan seri kedua.[70] Tanpa memperlihatkan apakah Moriarty memalsukan kematiannya pada seri kedua, Moffat mengatakan bahwa Moriarty tidak akan terlibat terlalu banyak dalam serial Sherlock kedepannya.[75][76] Episode "The Empty Hearse", ditulis oleh Mark Gatiss dan disutradarai oleh Jeremy Lovering, episode ini adalah episode pertama pada seri ketiga dan pertama kali tayang pada 1 Januari 2014. Episode ini terinspirasi dari cerita Conan Doyle yang lain yaitu "The Adventure of the Empty House", episode ini menampilkan Sherlock Holmes yang kembali ke London dan bersatu kembali dengan John Watson, dengan misi memecahkan pergerakan jaringan teroris bawah tanah. Episode ini memperoleh rating resmi sebesar 12,72 juta penonton,[77] membuatnya menjadi drama dengan rating tinggi di televisi Britania Raya pada tahun 2014. Episode selanjutnya, "The Sign of Three", ditulis oleh Stephen Thompson, Mark Gatiss dan Steven Moffat.[78] Dalam episode ini Watson dan Mary Morstan[79] menikah. Episode ini menampilkan pesta pernikaan John dan Mary dan cerita-cerita kilas balik. Judul episode ini terinspirasi dari The Sign of the Four[80] dan tayang pertama pada 5 Januari 2014. Episode terakhir "His Last Vow" ditayangkan pertama kali pada 12 Januari 2014, di BBC One. Episode ini ditulis oleh Steven Moffat, disutradarai Nick Hurran dan dibuat berdasarkan cerita Conan Doyle, "The Adventure of Charles Augustus Milverton". Episode ini menampilkan konflik antara Sherlock dengan Charles Augustus Magnussen (Lars Mikkelsen), seorang penjahat menakutkan yang dalam episode pertama disebutkan tanpa nama. Mary Morstan dan Sherlock Holmes menerobos masuk ke kantor Magnussen, tanpa mengetahui satu sama lain, dan terkejut ketika akhirnya bertemu, Mary lalu menembak Sherlock. Kemudian, Holmes membuat deduksi bahwa Mary adalah mantan agen rahasia, dan menunjukkannya ke Watson. Holmes dan Watson mencoba untuk membuat Magnussen tertangkap, namun usaha mereka gagal, dan akhirnya Holmes menembak Magnussen agar ia tidak bisa lagi menghantui Mary Watson. Mycroft membuat agar Sherlock diasingkan dari Inggris alih-alih diadili karena pembunuhan. Ketika pesawat Sherlock baru saja lepas landas, setiap layar video di London menyiarkan wajah Moriarty, dan Sherlock diperintahkan kembali untuk menangani suasana yang berkaitan dengan kembalinya Moriarty. Seri ketiga mulai tayang di AS dalam kanal PBS dalam tiga minggu, dimulai dari akhir Januari hingga awal Februari 2014. Referensi
|