Putri Wales
Putri Wales (bahasa Inggris: Princess of Wales, bahasa Wales: Tywysoges Cymru) adalah padanan wanita dari gelar Pangeran Wales. Selama ini, gelar Putri Wales selalu disandang oleh istri Pangeran Wales, sehingga kedudukannya hanya sebatas istri putra mahkota. Belum pernah gelar Putri Wales secara resmi disandang oleh putri mahkota, karena dulunya Inggris dan Britania Raya hanya memberikan kesempatan perempuan duduk di takhta bila penguasa sebelumnya tidak memiliki pewaris pria. Hal ini menjadikan para perempuan yang menjadi pewaris hanya berstatus sebagai pewaris sementara dan bukan pewaris tetap, dalam artian bahwa kedudukan sang wanita sebagai pewaris dapat tergeser sewaktu-waktu bila penguasa memiliki putra. Latar belakangSecara historis, beberapa istri pangeran asli Wales secara teoritis adalah putri Wales saat suami mereka berkuasa. Joan (atau Siwan), Isabella de Braose dan Elizabeth Ferrers semuanya menikah dengan pangeran Wales, tetapi tidak diketahui apakah mereka mengambil gelar berdasarkan status suami mereka. Sebelum 'putri' (Welsh: tywysoges) gelar 'ratu' (Welsh: brenhines) digunakan oleh beberapa pasangan penguasa Wales. Contohnya adalah Angharad ferch Owain, istri Gruffudd ap Cynan, dan Cristin verch Goronwy, putra istri Gruffudd, Owain Gwynedd (khususnya, dia dikenal sebagai 'janda ratu').[1] Eleanor de Montfort adalah permaisuri pertama yang terbukti menggunakan gelar tersebut. Dia menikah dengan Llywelyn ap Gruffydd, salah satu pangeran asli Wales yang terakhir. Eleanor meninggal tak lama setelah melahirkan anak tunggal mereka, Gwenllian, yang ditawan sebagai bayi setelah kematian ayahnya. Sejak 1301, pangeran Wales telah menjadi pewaris takhta Inggris dan, setelah 1707, takhta Inggris. Gelar 'putri Wales' tidak pernah dipegang oleh seorang wanita dengan haknya sendiri (suo jure), tetapi selalu sebagai istri pangeran Wales. Gelar di Independen WalesJoan (Siwan)Joan, Lady of Wales dan Lady of Snowdon, juga dikenal sebagai Siwan (nama Wales-nya), adalah putri tidak sah Raja John dari Inggris. Dia adalah istri Llywelyn the Great (awalnya raja Gwynedd), penguasa efektif seluruh Wales.[2] Istri Penerus Takhta Britania (Inggris)Cecily Neville, istri Richard, Adipati York ke-3, dihilangkan dari daftar. Walaupun suaminya secara singkat telah diberikan gelar lain, termasuk Pangeran Wales, oleh peraturan parlemen sebagai bagian dari pengaturannya untuk kenaikan takhta Henry VI, dia secara umum tidak diakui dan tidak disebutkan dalam ringkasan topik yang diterbitkan. Walaupun tidak diberikan gelar atas haknya sendiri, calon ratu Mary I diberikan, ketika masih muda, diberi gelar oleh ayahnya, Henry VIII, dengan banyak hak dan properti yang secara tradisional diberikan kepada Pangeran Wales, termasuk penggunaan stempel resmi Wales untuk korespondensi. Selama masa kecilnya, Mary satu-satunya putri yang tidak sah, dan karena alasan ini, dia sering disebut sebagai Putri Wales, meskipun Henry tidak pernah secara resmi menciptakannya seperti itu. Sebagai contoh, sarjana kontemporer Juan Luis Vives mendedikasikan Satellitium Animi ke "Dominæ Mariæ Cambriæ Principi, Henrici Octavi Angliæ Regis Filiæ" ("Lady Mary, Prince of Wales, Daughter of Henry VIII, King of England") ("Lady Mary, Pangeran Wales, Putri dari Henry VIII, Raja Inggris).[3] Politisi Wales menyarankan putri sulung George VI, Putri Elizabeth (kelak Elizabeth II), diberikan gelar tersebut pada ulang tahunnya ke-18, namun ia menolak gagasan tersebut karena ia merasa gelar tersebut hanya milik istri Pangeran Wales dan Pangeran Wales akan selalu menjadi penerus takhta.[4] Camilla, istri kedua Charles III, adalah Putri Wales dari 2005 sampai menjadi ratu permaisuri pada 2022, tetapi tidak menggunakan gelar tersebut sebab lebih melekat pada istri pertama suaminya, Diana.[5] Pada 9 September 2022, sehari setelah kenaikan takhta, Charles III memberikan gelar "Pangeran Wales" kepada putra sulungnya, Pangeran William, otomatis menjadikan istrinya, Catherine, Putri Wales.[6] Daftar
Lihat pula
Catatan
Bibliografi
Bacaan lebih lanjut
|