Putri Christina dari Belanda
Putri Christina dari Belanda (Maria Christina; 18 Februari 1947 – 16 Agustus 2019)[1][2] adalah putri bungsu (putri keempat) dari Ratu Juliana dari Belanda dan Pangeran Bernhard dari Lippe-Biesterfeld. KelahiranIa terlahir dengan nama Maria Christina (Marijke) di Istana Soestdijk, Belanda. Orang tua baptisnya adalah Winston Churchill. Ibunya mengalami gabakan selama kehamilannya dan akibatnya, Putri Christina lahir dengan keadaan nyaris buta. Akhirnya, dengan pengobatan dan perawatan secara intensif ia dapat tertolong dan dapat menjalani kehidupan dengan relatif normal. Meskipun dengan keadaan yang kurang, Putri Christina adalah seseorang yang berbakat di bidang musik dan fasih berbicara dalam beberapa bahasa. Hal ini pernah membuat kagum Presiden Prancis, René Coty saat berbincang-bincang dengannya menggunakan bahasa Prancis. PernikahanPada tahun 1963, Putri Marijke mengubah namanya menjadi nama keduanya, Christina. Dalam memupuk bakatnya pada bidang musik, saat usianya 21 tahun ia pindah ke Kanada untuk belajar musik klasik di Montreal. Setelah beberapa tahun, ia menjadi salah seorang staf pengajar di Montessori school di New York, AS. Disana, dengan menyandang nama Christina van Oranje, ia bertemu dan mulai menjalani hubungan dengan pria Kuba bernama Jorge Pérez y Guillermo, ia adalah guru di Addie May Collins Shelter di Harlem dan mantan manajer hotel. Guillermo lahir di Havana pada 1 Agustus 1946. Ia adalah putra dari Federico Gilberto Pérez y Castillo dan istrinya Edenia Mercedes Guillermo y Marrero, yang meninggal di Florida pada tahun 2002. Muncul masalah baru dikarenakan Guillermo adalajh seseorang beragama Katolik. Hal tersebut juga terjadi pada kakaknya, Putri Irene menikah dengan Carlos Hugo, Adipati Parma yang juga beragama Katolik. Maka dari itu, Putri Christina, yang pada saat itu berada dalam posisi kesembilan dalam garis suksesi takhta, melepaskan hak suksesinya beserta keturunannya. Ia lalu berpindah agama menjadi seorang Katolik dan melakukan pertunangan pada Hari Valentine 1975. Ia menikah pada 28 Juni 1975, di sebuah Katedral di Utrecht. Setelah itu diadakan arak-arakan yang dipadati oleh warga Belanda. Mereka tinggal di New York, namun kemudian pindah ke sebuah rumah perkebunan di Wassenaar, dekat The Hague. Pernikahannya dikaruniai 3 anak:
Mereka bercerai pada tahun 1996, Putri Christina bersama anak-anaknya pindah ke Amerika Serikat. Dan setelah kematian ibunya, ia tinggal di London lalu pindah lagi ke Monte Argentario, Italia. Ia pernah melakukan beberapa rekaman CD dan memiliki yayasan yang bergerak dibidang musik di Belanda. Ia menyanyi saat pemakaman ayah dan ibunya dan menghadiri konser penghormatan terhadap Ratu Juliana di Italia yang digagas Jorge Chaminé. Kesehatan dan kematianSelama kehamilan, ibunya terjangkit rubella dan akibatnya, Christina dilahirkan hampir buta. Seiring waktu, kemajuan dalam pengobatan memungkinkan untuk perawatan yang, dengan bantuan kacamata khusus, membawa peningkatan dalam penglihatannya sehingga ia dapat bersekolah dan menjalani kehidupan yang relatif normal.[3] Ketika perawatan mata Christina berlanjut, Pangeran Bernhard memperkenalkan Putri Juliana kepada penyembuh iman Greet Hofmans, yang kemudian memiliki pengaruh besar pada Juliana, sehingga memunculkan krisis istana Kerajaan Belanda 1948–1956.[4] Pada Juni 2018, diumumkan bahwa Putri Christina telah didiagnosis mengidap kanker tulang.[5] Putri Christina meninggal dunia pada tanggal 16 Agustus 2019, dalam usia 72 tahun.[6] Jenazahnya dibawa ke Paviliun Taman Fagel di Istana Noordeinde untuk upacara pribadi dan jenazahnya dikremasi.[7] Referensi
|