Pratiwi Sudarmono
Pratiwi Pujilestari Sudarmono (lahir 31 Juli 1952) adalah seorang ilmuwan Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai profesor mikrobiologi di Universitas Indonesia, Jakarta. Pratiwi berkeinginan untuk bergabung dengan Index Space Experiment (INSPEX) pada saat duduk dikelas 2 SD lalu selesai mengeyam di bangku SD, SMP di Bandung. Dia melanjutkan masa studi SMA nya di Jakarta.[2] Pratiwi Sudarmono menerima gelar Master dan Ph.D dari Universitas Indonesia pada 1977, dalam bidang Biologi Molekuler dari Universitas Osaka, Jepang pada 1984. Ia kemudian memulai karier ilmiahnya sebagai penerima beasiswa WHO untuk meneliti biologi molekuler Salmonella typhi. Sejak 1994 hingga 2000, ia menjabat sebagai ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Medis Universitas Indonesia. Sejak 2001 hingga 2002, ia menjadi peserta Program Sarjana Fulbright New Century. PendidikanTahun 1976, Pratiwi memperoleh gelar kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.[3] Tahun 1985, Pratiwi memperoleh gelar Ph.D. penelitian di bidang Biologi Molekuler dari Osaka University, Jepang. Setelah kembali dari Jepang, pada tahun 1985 ia pergi ke Johnson Space Center, AS untuk mengikuti pelatihan dan mendapatkan Sertifikat Astronot Spesialis muatan. Pada tahun 1992 ia memperoleh pengakuan sebagai Spesialis Mikrobiologi Klinis.[3] Saat ini pratiwi menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan aktif sebagai dosen Departemen Mikrobiologi FKUI.[3] Pada Februari 2008 diangkat sebagai Guru Besar Kehormatan Ilmu Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan minat utama Pratiwi adalah mikrobiologi klinis dan mengembangkan penelitian di bidang mikrobiologi klinis.[3] Misi Wahana Antariksa STS-61-HBulan Oktober 1985, ia terpilih untuk ambil bagian dalam misi Wahana Antariksa NASA STS-61-H sebagai Spesialis Muatan. Taufik Akbar adalah cadangannya dalam misi ini. Namun, setelah bencana Challenger, pengiriman satelit komersial seperti Palapa B-3 milik Indonesia yang direncanakan pada misi STS-61-H ini dibatalkan, sehingga misi ini tidak pernah dijalankan. Satelit tersebut kemudian diluncurkan dengan sebuah roket Delta. Pada tahun 1994 sampai dengan 2000, Pratiwi menjabat sebagai Ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. PenghargaanPada tahun 2019, Pratiwi mendapatkan penghargaan recognition for Inspiring Women in STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Catatan kaki
Pranala luar
|