Palongaan, Tobadak, Mamuju Tengah
DemografiJumlah penduduk desa ini tahun 2020 berjumlah 3.046 jiwa, dimana laki-laki sebanyak 1.611 jiwa dan perempuan sebanyak 1.435 jiwa. Desa ini terbagi menjadi 4 dusun, 7 Rukun Warga (RW) dan 21 Rukun Tetangga (RT).[2] Penduduk asli Sulawesi Barat ialah suku Mandar. Karena provinsi Sulawesi Barat merupakan pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan, maka suku asli Sulawesi Selatan juga banyak tinggal di Sulawesi Barat, dan tiga suku paling banyak ialah suku Toraja, Bugis dan Makassar.[3] Ada juga suku pendatang lainnya yang tinggal di daerah transmigrasi, seperti suku Jawa, Bali dan suku lainnya.[3] Salah satu tradisi yang dikenal dari daerah ini ialah "Mamose". Dalam acara Mamose, para tokoh adat akan unjuk kebolehan dan keberanian mereka dengan cara menebas tubuh mereka dengan parang panjang di hadapan raja atau ketua adat. Tradisi Mamose terus dilestarikan tokoh adat dan pemerintah setempat, sebagai identitas serta bertujuan untuk menyatukan kekuatan dan kebersamaan masyarakat.[4] Kecamatan Tobadak memiliki keberagaman Suku, Agama, Ras dan Adat Istiadat (SARA). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Mamuju Tengah tahun 2020 mencatat data keberagaman keagamaan di kecamatan Tobadak, dan desa Palongaan termasuk paling beragam baik suku dan agama. Adapun persentasi keagamaan di desa ini, yakni; pemeluk agama Kekristenan sebanyak 41,54% (Protestan 26,14% dan Katolik 15,39%), kemudian Islam 35,24% dan Hindu 23,23%.[2] PekerjaanData usia kerja penduduk memiliki beragam macam atau jenis pekerjaan. Data tahun 2020 mencatat bahwa pada umumnya penduduk bekerja sebagai petani, dan sebahagian merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru, kemudian pensiunan, TNI/Polisi, buruh dan pekerjaan lainnya.[2] Referensi
|