Lambang Papua Tengah
Lambang Papua Tengah berbentuk perisai bersudut 5 (lima) dengan garis warna merah dan putih serta terdapat tulisan Papua Tengah, Motto berwarna hitam dengan latar belakang kuning, dan tulisan 2022 berwarna putih. Lambang ini mengandung lukisan yang terdiri dari bintang, langit biru muda, gunung salju, noken, kampak batu, tokok sagu, padi dan kapas, hamparan tanah lapang yang hijau dan laut biru yang bergelombang putih.[1] SemboyanBagian bawah perisai terdapat pita kuning dengan tulisan Gerbang Cenderawasih yang merupakan akronim dari Gerakan Pembangunan yang Cepat, Nasionalis, Damai, Sejahtera, Wibawa dan Kasih. Motto ini dipandang sebagai pedoman segenap aparatur Provinsi Papua Tengah dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan bagi masyarakat Papua Tengah.[1] MaknaMakna unsur-unsur pada lambang terdiri dari:[1]
SejarahSayembara lambang provinsi ini dilaksanakan pada Februari 2023 dengan juri berasal dari perwakilan setiap kabupaten. Peserta berasal dari masyarakat Papua Tengah dengan jumlah peserta sekitar 400 orang. Lima pemenang dipilih oleh juri pada Maret 2023 dengan juara pertamanya yaitu Stevanus Degei dari Dogiyai mendapatkan uang 50 juta rupiah. Stevanus adalah sarjana hukum yang bekerja sebagai ASN di Dogiyai.[2][3] Logo pemenang sayembara diklaim merupakan hasil plagiat dari gambar yang ada di internet. Salah satunya adalah gambar cenderawasih yang diketahui merupakan karya Charles Roring, seorang pemandu wisata asal Manokwari. Beliau tidak menggugat karya pemenang tetapi menyayangkan kecerobohan Pemprov yang memilih logo tersebut karena lukisan burungnya merupakan cenderawasih merah (Paradisaea rubra), yaitu burung endemik Raja Ampat, Papua Barat sehingga tidak cocok dipakai sebagai lambang Papua Tengah.[4] Lambang Provinsi Papua Tengah pada bulan April 2023 dipresentasikan di depan Menteri Dalam Negeri dan selanjutnya diresmikan dalam Peraturan Gubernur No. 15 Tahun 2023. Lambang yang diresmikan sudah dilakukan revisi lebih lanjut termasuk dihilangkannya unsur cenderawasih.[1][5] Referensi
|