Jarno Trulli
Jarno Trulli (lahir 13 Juli 1974) adalah seorang pembalap Formula 1 dari Italia yang terakhir kali membalap di F1 bersama tim Lotus pada musim 2011. Sampai akhir kariernya di F1, Trulli hanya satu kali memenangi balapan yaitu di GP Monaco 2004. Nama Jarno Trulli sendiri menurut Jarno diambil dari nama pembalap motor Finlandia yang tewas di balapan MotoGP Monza pada era 1970-an, Jarno Saarinen. Julukan yang melekat erat pada diri Trulli adalah "spesialis kualifikasi" karena ia kerap kali mencatat waktu yang bagus saat kualifikasi tetapi selalu gagal dalam lomba dan "lokomotif" karena kerap kali ia membuat barisan panjang rombongan mobil F1 dalam beberapa kali balapan sehingga membuat pembalap-pembalap yang ada di belakangnya frustrasi. ProfilSiapa bilang orang Italia identik dengan sepak bola? Contohnya Jarno Trulli yang terang-terangan mengaku tidak suka sepak bola dan tidak mau untuk bermain sepak bola, kecuali dalam pertandingan amal. Sejak Piala Eropa 2000 yang dilanjutkan di dua Piala Eropa lainnya (2004 dan 2008) juga di tiga Piala Dunia (2002, 2006, dan 2010) Trulli sama sekali tidak mendukung atau menjadi bagian dari tifosi tim nasional sepak bola Italia. Di luar F1, Trulli adalah seorang pengusaha. Ia mempunyai sebuah pabrik minuman wine.[1] Trulli mengaku bahwa ia suka wine adalah berkat pengaruh dari Jean Alesi. Selain wine, bidang usaha Trulli yang lain adalah sebuah bisnis rental gokart. Ia bahkan mempunyai tim gokart amatir bernama The Trulli Kart.[2] Satu lagi bidang usaha dari Trulli adalah restoran pizza. Ia dikabarkan mempunyai sebuah restoran pizza di kota Roma. Trulli menikah dengan Barbara pada tahun 2006, mereka lantas dikaruniai dua orang putra bernama Enzo dan Marco. Sejak tahun 2007 pasangan ini berdomisili di St. Moriz, Swiss. Sebelumnya mereka tinggal di Monte Carlo, Monaco, dan London, Inggris. Pra Formula 1Karier balap Jarno Trulli dimulai sejak ia berusia 8 tahun di ajang gokart. Pembalap kelahiran Pescara, Italia, ini memulai debut balap gokartnya pada tahun 1983. Prestasi pertamanya dicatat pada tahun 1987 dengan menjuarai kelas kadet dalam ajang gokart Giochi della Gioventu. Kemudian selama tiga musim berturut-turut (1988-1990) Trulli berhasil menjadi juara nasional gokart Italia dan menjadi runner-up kejuaraan dunia gokart untuk pertama kalinya pada tahun 1990. Sejak turun penuh di kejuaraan dunia gokart pada 1991, Trulli akhirnya menjadi juara dunia gokart pada tahun 1991, dan disusul dua kali runner up pada 1992 dan 1993. Setelah "puas" memenangi beragam ajang gokart, Truli beralih ke Formula 3 Italia di musim 1993. Dari enam balapan yang ia ikuti, ia gagal mencatat satu angka pun. Musim 1994 ia juga sempat mencoba F3 Inggris, tetapi hanya satu balapan saja dan ia kembali lebih fokus di ajang gokart. Musim 1995 Trulli turun di ajang F3 Jerman, dan dengan hasil enam kali menang, ia berada di P4 klasemen akhir. Trulli juga turun di ajang F3 GP Macau, dan berhasil finish di posisi kedua.[3] Di musim 1996, akhirnya Trulli berhasil menjadi juara F3 Jerman dengan hasil 6 kali menang dari 15 lomba. Hasil ini kemudian membuatnya dilirik tim F1 Minardi untuk disiapkan masuk F1 di musim 1997. Formula 11997: MinardiDebut F1 Trulli terjadi di GP Australia 1997 dengan tim asal Italia, Minardi. Sebelum resmi masuk Minardi, Jarno sebenarnya sudah punya rencana untuk turun di F3 Jepang. Debut balapannya di Melbourne berakhir dengan bagus saat ia finish di P9.[4] Ia juga bahkan berhasil finish selama empat balapan berturut-turut. Total bersama Minardi, Trulli turun tujuh kali dengan prestasi terbilang lumayan baik.[5] 1997–1999: ProstMemasuki pertengahan musim, pembalap kelahiran 1974 ini digaet tim Prost untuk menggantikan posisi Olivier Panis yang mengalami kecelakaan hebat di Kanada. Catatannya di Prost cukup lumayan, terutama di GP Austria saat ia memimpin selama 37 lap sebelum mesin Mugen-Honda yang ada di mobil Prost-nya ngadat.[6] Trulli juga berhasil finis keempat di Jerman setelah sempat mengecoh pembalap Williams Jacques Villeneuve. Musim 1998, atas dasar prestasi Trulli yang cukup baik, ia kemudian dikontrak penuh oleh Alain Prost untuk mendampingi Olivier Panis. Sayangnya selama 1998 mobil Prost yang didukung oleh pabrikan Peugeot terbilang biasa-biasa saja. Satu-satunya poin yang diraih Trulli di 1998 adalah saat ia berhasil finish P6 di Spa, Belgia.[7] Musim 1999 Trulli dan Panis masih dipertahankan oleh tim Prost. Tetapi masih seperti biasa, penampilan mobil Prost dan mesin Peugeot masih tetap mengecewakan, karena beberapa kali Trulli gagal finish akibat reliabilitas mesin Peugeot yang buruk. Keberuntungan berhasil Trulli raih di GP Eropa 1999 saat ia secara tidak terduga berhasil finish sebagai runner-up di belakang Johnny Herbert[8] yang juga secara tidak disangka mampu memenangi balapan.[9] 2000–2001: JordanMenginjak tahun 2000, pria penyuka pizza ini pindah ke Jordan karena Prost tidak menyediakan mobil yang kompetitif. Bersama rekan setimnya yang baru, Heinz-Harald Frentzen, Trulli masih saja tetap kesulitan mengembangkan performa maksimal di 2000. Satu-satunya posisi finish tertinggi bagi Trulli di 2000 adalah saat ia naik ke P4 di Brazil setelah David Coulthard yang sedianya finish di P2 didiskualifikasi akibat kesalahan pada bagian sayap depan. Di beberapa balapan lain seperti di Monako dan Belgia, Trulli berhasil menempati posisi start P2, yang sayangnya gagal dimanfaatkan dengan baik setelah terlibat beberapa insiden dengan Jenson Button. Di akhir musim 2000, Trulli finish di P10 dengan raihan 6 pts Musim 2001 Jordan diperkuat mesin Honda, sayangnya Trulli masih saja kesulitan meraih angka maupun kemenangan dengan mobil Jordan-Honda tersebut. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk hengkang di akhir 2001 dan menerima tawaran manajernya, Flavio Briatore untuk membalap bagi Renault di 2002 dengan cara bertukar tempat dengan Giancarlo Fisichella.[10] Musim 2001 memberi Trulli P9 dengan raihan 12 poin. 2002–2004: RenaultMusim 2002, Trulli bertandem bersama Jenson Button di Renault. Namun ia tampak terkalahkan oleh rekan setimnya yang masih muda tersebut. Sekalipun Jenson tampil bagus sepanjang 2002, Flavio Briatore memutuskan untuk melepas Jenson ke tim British American Racing dan menggantinya dengan test driver Fernando Alonso untuk musim 2003.[11] Musim 2003, duet Trulli dan Alonso dikenal dengan spesialisasi "start kilat" karena aplikasi launch control dan kontrol traksi yang dimiliki mobil Renault sangat bagus. Meskipun kerap tampil biasa saja, dan kalah oleh Fernando Alonso yang mampu memenangi balapan di Hungaria,[12] Trulli masih bisa berbangga hati karena ia turut membantu tim Renault menempati posisi empat klasemen konstruktor. Pada 2004 Trulli akhirnya mampu memenangi lomba di GP Monaco yang terkenal sulit dan angker bagi para pembalap tersebut. Walaupun boleh dibilang sedikit berbau keberuntungan karena dua lawannya, yaitu Michael Schumacher dan Juan Pablo Montoya saling bertabrakan dan posisi dua yang diduduki Jenson Button mengalami masalah saat pit. Memasuki pertengahan musim, Trulli kembali tampil angin-anginan dan kerap kali gagal finish dengan poin. Hal ini membuat bos Renault, Flavio Briatore secara mendadak memutuskan kontrak dengan Trulli di tiga balapan terakhir penutup musim dan menggantikannya dengan Jacques Villeneuve. 2004–2009: ToyotaPada tahun 2005, Trulli berpasangan dengan Ralf Schumacher di Toyota. Ia langsung mempersembahkan pole pertama bagi Toyota di AS.[13] Namun ternyata posisi pole Trulli dicurigai dengan bahan bakar ringan yang bukan untuk lomba, dan besoknya ternyata seluruh pemakai ban Michelin (termasuk Toyota) mundur dari balapan dengan alasan keamanan.[14] Di paruh pertama musim 2005, Trulli mempersembahkan podium untuk Toyota, tepatnya di Malaysia dan Bahrain namun kembali memasuki paruh musim kedua, Trulli kalah dari Ralf Schumacher yang hanya mempersembahkan podium di Hungaria. Pada tahun 2006, Trulli mengalami musim dengan buruk. Pada putaran pertama di Australia, ia mengalami insiden dengan David Coulthard. Trulli sendiri tampak mulai dikalahkan oleh Ralf Schumacher, tetapi ia mulai bangkit saat finish ke-6 di Kanada yang disusul dengan P4 di AS. Dari sini ia kemudian hanya tampil tiga kali meraih angka, yaitu finish P7 di Jerman dan Italia, dan juga P6 di Jepang. Pada balapan penutup musim di Brasil, Trulli gagal finish setelah berlomba sebanyak 10 lap. Trulli mengakhiri musim dengan berada di P12 klasemen akhir. Trulli mencetak poin pertama tahun 2007 di Malaysia, dengan finish di posisi 7. Poin lain ia raih di Bahrain, tetapi ia mengalami mogok di grid Spanyol dan tersingkir pada lap awal karena kerusakan mesin. Monaco tidak membawa keberuntungan yang lebih baik bagi Trulli, saat ia finish di P15, tepat di depan rekan satu timnya Ralf Schumacher, sebelumnya di kualifikasi, ia meraih posisi start terburuk di musim 2007 yaitu di P14. Trulli lantas menyebut hasil tersebut sebagai hasil yang "tidak dapat dipercaya".[15] Trulli kemudian meraih poin lagi di AS setelah finish di P6. Masuk ke Grand Prix Prancis ia meraih posisi kualifikasi yang baik, tetapi saat lomba ia malah bertabrakan dengan mobil Renault dari Heikki Kovalainen di lap pertama. Kembali lagi Trulli mengalami angin-anginan setiap kali paruh musim kedua datang, dan ia hanya meraih poin di Brazil. Di akhir musim santer diberitakan posisi Trulli di Toyota akan digantikan Heikki Kovalainen.[16] Namun akhirnya Kovalainen lebih dipilih oleh tim McLaren untuk menggantikan Fernando Alonso.[17][18][19] Sepanjang 2008 Trulli bisa dibilang tampil konsisten, bersama rekan setimnya, Timo Glock,[20] Trulli tampil menawan dibeberapa balapan. Puncaknya saat ia meraih podium ketiga di Prancis setelah bertarung ketat dengan Heikki Kovalainen sampai beberapa meter sebelum garis finish, ironisnya juga pada tahun 2004 ia kehilangan podium ketiganya juga beberapa meter sebelum finish saat disalip oleh Rubens Barrichello. Trulli finish di P9 klasemen akhir dengan raihan 31 pts. Memasuki musim 2009, Trulli merupakan salah satu pembalap yang merasakan dampak positif pemakaian KERS pada mobilnya.[21] Walaupun begitu, tim Toyota kerap kali tidak memasang KERS pada beberapa balapan, menyusul beban berat yang juga memengaruhi mobil. Di paruh musim pertama, Jarno berhasil finish di posisi podium dua kali, yaitu saat ia finish di P3 di Australia[22] dan Bahrain.[23] Tetapi di pertengahan musim, Trulli banyak kehilangan kesempatan untuk meraih angka. Di akhir musim, Trulli kembali bias tersenyum ketika ia bisa finish podium di P2 di Jepang. Di balapan berikutnya di Brazil, Trulli terlibat insiden dengan Adrian Sutil. Sesaat setelah keduanya tersingkir, Trulli tampak marah-marah pada Sutil, dan sebagai akibatnya ia kemudian didenda $10.000.[24] Pada balapan penutup musim di Abu Dhabi, Trulli hanya finish P7, dan sekaligus pula menjadi balapan terakhir Toyota di ajang F1. 2010–2011: LotusMulai musim 2010, Trulli membalap untuk tim Lotus asal Malaysia. Sebelumnya ia sempat bimbang setelah Toyota mundur dari ajang F1. Sempat dihubung-hubungkan dengan beberapa tim lainnya, akhirnya Lotus yang beruntung bisa mendapatkan pembalap asal Pescara ini. Rekan Trulli untuk musim 2010 adalah Heikki Kovalainen, yang juga terdepak dari tim lamanya, McLaren-Mercedes.[25] Dalam 19 balapan di musim 2010, Trulli gagal mencetak satu poin pun, dan hasil finish terbaiknya hanyalah P13 di Jepang. Trulli sendiri masih menyatakan komitmennya dengan tim Lotus untuk musim 2011. Untuk musim 2011 Trulli mencoba berbuat lebih baik lagi bersama Lotus yang kali ini bermesin Renault. Sayangnya tim Lotus masih kesulitan mengembangkan diri dengan sumberdaya yang ada. Trulli sendiri kerap kali merasakan frustrasi terlebih masalah utama yang ia sering hadapi di musim 2011 adalah masalah setir mobil yang kurang tangguh dan kerap kali oversteer atau understeer dengan sendirinya. Posisi Trulli sempat digantikan oleh Karun Chandhok untuk satu kali lomba di Jerman. 2012: CaterhamPada GP Italia, tim Lotus mengumumkan Trulli akan tetap membalap bersama mereka pada musim 2012. Di musim 2012 tim Lotus kembali berganti nama menjadi Team Caterham, tetapi posisi Trulli sebagai pembalap ternyata tidak pasti seiring berkembangnya rumor yangt menyatakan bahwa ia akan digantikan Vitaly Petrov yang membawa uang besar dan didukung Bernie Ecclestone. Akhirnya pada 17 Februari 2012, bos tim Caterham Tony Fernandes mengumumkan penggantian Jarno Trulli oleh pembalap Rusia Vitaly Petrov. Formula ETrulli mencoba peruntungan barunya dengan membalap di ajang Formula E pada musim 2014-15. Ia mendirikan tim Trulli GP yang berkolaborasi dengan Drayson Racing Technologies dan Super Nova Racing. Pada musim 2015-16 setelah gagal melewati tes drivetrain, tim ini kemudian ditutup dan Trulli memutuskan mengundurkan diri dari ajang balap.[26] StatistikMusim ke musim
Penghargaan
Catatan kaki
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Jarno Trulli.
|