FIA Super LicenceFIA Super Licence merupakan sebuah persyaratan yang memungkinkan seorang pemegang lisensi untuk mengambil bagian di ajang Formula Satu sebagai pembalap. Lisensi dikeluarkan oleh FIA atas permintaan pembalap atau tim yang mengajukan nama pembalap tersebut. PersyaratanSuper LicenceAgar memenuhi syarat untuk mendapatkan Super Licence dari FIA, seorang pembalap harus memenuhi persyaratan dari Kode Olahraga Internasional FIA, Lampiran L, Artikel 5,[1] Yang mana pada 2019 berisi:
Jika sebelumnya seorang pembalap sudah pernah mengantongi atau memiliki Super Licence, mereka tidak harus memenuhi persyaratan ini dari awal lagi. Pembalap yang telah memegang Super Licence yang valid untuk satu dari batas rentang waktu tiga musim sebelumnya memenuhi syarat untuk mendapatkan lisensi baru. Jika pembalap sebelumnya memiliki Super Licence tetapi sudah tidak lagi memegang lisensi tersebut yang valid dalam tiga tahun sebelumnya maka akan dikenakan subjek tes uji mengemudikan mobil F1 dalam jarak 300 km dengan catatan tes tersebut tidak boleh dilakukan lebih dari dua hari, baik sebagai bagian dari tes yang disertifikasi oleh otoritas balap nasional atau sebagai bagian dari sesi tes F1 resmi. Tes ini sendiri harus diselesaikan tidak lebih dari 180 hari sebelum pengajuan ulang Super Licence mereka.[1] Pada tahun 2020 sebagai tanggapan terhadap pandemi COVID-19, poin terakhir telah diubah dimana jika tiga musim terakhir termasuk tahun 2020, maka tiga musim dengan raihan poin klasemen tertinggi dari empat musim masuk dihitung. Jika pembalap telah mengumpulkan setidaknya 30 poin dan saat ini berkompetisi di kejuaraan mana pun yang dilaporkan dalam Suplemen 1 dan tidak dapat mengumpulkan 40 poin karena "keadaan di luar kendali mereka atau alasan force majeure", lisensi dapat diberikan atas kebijaksanaan FIA.[2][3] Pada tahun 2020, poin Super Licence Supplemen 1, yang juga memenuhi syarat untuk aturan 80%, diberikan sesuai dengan tabel berikut: Pada tahun 2019, agar suatu kejuaraan dapat memberikan poin Super Licence, musim kejuaraan berjalan harus memiliki setidaknya lima lomba dan dalam lima lomba tersebut setidaknya digelar di tiga sirkuit berbeda, dengan konfigurasi sirkuit alternatif yang dianggap sebagai sirkuit terpisah. Selain itu, sebuah kejuaraan harus memiliki setidaknya 12 pembalap yang bersaing di acara apa pun dan minimal 16 pembalap penuh waktu yang bersaing sepanjang musim untuk memenuhi kriteria poin penuh - kejuaraan dengan 12 pembalap atau lebih per acara dan antara 12-15 selama musim berjalan akan memberikan 75% poin sementara kejuaraan dengan daftar entri 11 pembalap atau lebih rendah tidak akan memenuhi syarat untuk pemberian poin. Seorang pembalap bisa mendapatkan poin dari 1 atau 2 seri dalam satu tahun kalender. Kejuaraan tertentu, seperti Seri F3 Musim Dingin Asia 2019 contohnya, dapat menyisihkan poin tetapi tidak dapat diberikan jika musim kejuaraan tidak memenuhi kriteria ini.[5] Untuk musim apa pun yang berakhir pada tahun 2020, kriterianya telah diturunkan dari lima perlombaan menjadi tiga dan dari tiga sirkuit menjadi dua serta dari 16 pembalap pada lomba pertama menjadi 10. Pembalap juga dapat memperoleh poin Super Licence dengan perincian:
Jika beberapa pembalap menyelesaikan musim berkompetisi di mobil yang sama, mereka akan mendapatkan sebagian kecil dari poin mereka sesuai dengan Kategorisasi Pengemudi FIA mereka:
Super Licence Latihan BebasMulai musim 2019, FIA memperkenalkan persyaratan bagi pembalap yang berpartisipasi dalam sesi latihan bebas resmi untuk memiliki Super Licence Latihan Bebas yang berdiri sendiri dengan pembalap yang memegang Super Licence standar yang tidak secara otomatis bisa mendapatkan Super Licence Latihan Bebas. Kriterianya adalah sebagai berikut:
Pembaruan, pembebanan dan biayaMasa percobaan dan pembaruanPenerbitan lisensei membalap FIA tunduk pada masa percobaan 12 bulan setelah terbitan pertama yang berlaku untuk lisensi lomba penuh maupun sesi latihan bebas saja. Kapan pun selama 12 bulan pertama FIA dapat meninjau dan mencabut Super Licence jika standar untuk mempertahankan lisensi tidak terpenuhi. Super Licence diterbitkan berdasarkan tahun kalender tahunan dan harus diperbarui setiap akhir tahun.[1] PembebananFIA memiliki sederet pembebanan yang bisa diberikan pada pembalap yang memegang Super Licence berupa teguran dan poin hukuman. Jika seorang pembalap mendapatkan tiga teguran selama satu musim, FIA dapat memberikan poin penalti. Jika pembalap mengumpulkan 12 poin penalti atau lebih dalam periode 12 bulan, mereka akan menerima larangan mengikuti satu lomba untuk acara berikutnya yang dijadwalkan untuk mereka ikuti. Penerbitan poin penalti tidak tunduk pada teguran yang dikeluarkan sebagai prasyarat.[1] BiayaFIA mengenakan biaya tahunan kepada seluruh pembalap pemegang lisensi. Menurut sebuah laporan di BBC, biaya Super Licence naik rata-rata £8.700 pada tahun 2009 dan ada biaya tambahan sebesar €2.100 per poin yang diperoleh pada tahun 2008 — naik dari €447 per poin pada tahun 2007.[6] Sebagai contoh pada 2009, Lewis Hamilton wajib membayar £242.000 untuk lisensinya pada musim itu. Mengurangi biaya Super Licence mewakili perubahan kebijakan yang signifikan dalam masa pemerintahaan Presiden FIA saat itu, Max Mosley, yang menulis catatan kepada seluruh pembalap Formula 1 pada Februari 2009 dengan menyarankan bahwa mereka "sebaiknya berlomba di tempat lain jika mereka tidak mampu membayar biaya untuk Super Licence".[7] Setelah Mosley bertemu dengan perwakilan dari Grand Prix Drivers' Association (GPDA) pada tanggal 23 Maret 2009, FIA mengeluarkan pernyataan: "Menyusul pertemuan yang sangat positif antara Presiden FIA Max Mosley dan perwakilan dari Grand Prix Drivers' Association (GPDA), sebuah proposal akan dibuat kepada Dewan Olahraga Motor Dunia untuk merevisi biaya Super Licence untuk pembalap di musim 2010".[8] Namun pada November 2012, FIA mengumumkan akan kembali menaikkan biaya Super Licence.[9] Menurut prinsipal tim McLaren Martin Whitmarsh, kenaikan yang diusulkan akan menyebabkan biaya dasar €10.000 ($12.800) untuk Super Licence ditambah €1.000 ($1.280) untuk setiap poin kejuaraan dunia.[10] Juara dunia musim 2009 Jenson Button keberatan dan menyatakan posisinya bahwa semua pembalap F1 saat ini harus membayar biaya tetap yang sama untuk Super Licence mereka:
Total biaya Super Licence Button untuk musim 2010, berdasarkan hasil tahun 2009, dilaporkan secara beragam sebagai lebih dari seperempat juta Euro[12] oleh satu sumber dan sekitar €1 juta ($1,28 juta) oleh sumber lainnya.[13][14] Kebangsaan pembalapKewarganegaraan yang tertera pada izin membalap sama persis dengan identitas paspor pembalap tersebut. Tetapi ini belum tentu sama dengan negara yang mengeluarkan izin balap. Orang Prancis yang tinggal di Jerman akan menerima lisensi yang dikeluarkan oleh otoritas olahraga motor Jerman, tetapi kewarganegaraan yang ditampilkan di lisensi tetaplah orang Prancis. Untuk balapan dengan lisensi yang bertuliskan bahasa Jerman, pengemudi juga harus memiliki paspor Jerman. Pembalap yang memiliki paspor ganda atau kewarganegaraan ganda dapat memilih kewarganegaraan "resmi" mereka dengan catatan harus diajukan di awal tahun untuk negara mana yang akan mereka pakai.[15] Dalam ajang lainnyaFormula EFormula E memiliki peraturan lisensi pembalap yang dinamakan e-Licence yang skemanya mirip dan sebagian mengadopsi aturan yang dipakai di Super Licence untuk F1. Lisensi ini harus dipegang oleh seorang pembalap sebelum diizinkan untuk bisa membalap resmi di Formula E.[16] Ide di balik e-Licence adalah untuk memastikan bahwa pembalap dilatih secara efektif tentang cara mengemudikan mobil bertenaga listrik yang menjadi basis Formula E. Dalam hal ini, sesi pelatihan FIA dapat dianggap sebagai elemen penting untuk seorang pembalap agar bisa kompetitif di kejuaraan karena pembalap saat ini harus menyesuaikan gaya mengemudi mereka sepanjang musim untuk lebih mengontrol penggunaan energi listrik di mobil mereka. e-Licence juga harus memastikan bahwa pembalap yang mahir dalam balapan dalam kondisi ketat, seperti yang berada di pusat kota, mengisi grid Formula E dan memiliki tingkat pengalaman yang baik. PersyaratanSeorang pembalap yang ingin berkompetisi di Formula E harus memenuhi semua kriteria di bawah ini:
Berdasarkan aturan yang disepakati pada pertemuan World Motor Sport Council di Mexico City pada Juli 2015, pembalap juara musim Formula E secara otomatis akan lolos kualifikasi untuk mendapatkan Super Licence F1 secara penuh.[17] Jika poin-poin diatad tidak bisa terpenuhi, pembalap yang dinilai oleh FIA secara konsisten mampu menunjukkan kemampuan luar biasa dalam kategori mobil balap kursi tunggal, tetapi dengan sedikit atau tanpa peluang untuk memenuhi syarat diatas, tetap dapat berpartisipasi. IndyCarMulai musim 2019, ajang IndyCar juga menerapkan persyaratan lisensi khusus bagi semua pembalap yang ingin berlaga di ajang tersebut. Secara teknis persyaratannya lebih sederhana dan lebih simpel dari skema Super Licence yang diterapkan di F1 yaitu sebagai berikut:
Syarat lainnya untuk masuk ke IndyCar diluar dua poin diatas juga bisa lewat kejuaraan Formula 2, Formula 3 atau NASCAR Seri Xfinity tapi dengan catatan di ajang-ajang tersebut seorang pembalap mengantongi hasil bagus yang konsisten dalam dua musim beruntun. Juara musim IndyCar secara otomatis akan mendapatkan poin Super Licence yang memenuhi syarat untuk bisa membalap di F1. ReferensiCatatan kaki
^1 Tergantung pada perlombaan di sirkuit jalanan yang digelar di sirkuit yang sudah dihomologasi oleh FIA. Situs web dan jurnal lainnya
Pranala luar
|