Holokaus dan Nakba dianggap sebagai peristiwa yang saling terkait dalam diskusi tentang konflik Israel-Palestina. Baik secara historis maupun dalam cara kedua tragedi ini memengaruhi persepsi kedua belah pihak tentang konflik tersebut.[1] Di Israel, semua orang Yahudi Israel dianggap sebagai penyintas Holokaus yang harus melaksanakan keharusan untuk tidak pernah lagi menjadi korban Yahudi.[2]Keunikan Holokaus ditekankan dan setiap hubungan antara Holokaus dan Nakba ditolak.[3][4] Buku The Holocaust and the Nakba yang terbit pada tahun 2018 berpendapat bahwa "kecuali kita dapat menyimpan kedua momen ini di hati dan pikiran kita sebagai bagian dari cerita yang sama, tidak akan ada kemajuan dalam konflik yang tampaknya tidak dapat digoyahkan yaitu Israel-Palestina".[4]
Hubungan historis
Sebelum Holokaus, banyak Zionis yang menentang pendirian negara entosentris Yahudi, tapi pendapat mereka berubah setelah tahun 1940-an, setelah mereka mulai melihat skala kerusakan yang terhadap budaya dan agama mereka saat Holokaus.[5]David Ben-Gurion mengubah perspektifnya terhadap penentuan nasib Arab, ia memutuskan bahwa hal tersebut tidak boleh terjadi di negara Yahudi.[6] Pada salah satu pidatonya tentang Program Biltmore, ia menyatakan bahwa setelah Holokaus, mereka berhak untuk menuntut perbaikan atas perusakan sejarah, diskriminasi, dan mendapat status yang sama terhadap bangsa-bangsa lain.[7] Pada tahun 1947 dan 1948, 700.000 orang Palestina (80% dari populasi Arab di teritori tersebut) pindah atau dipindahkan dari teritori yang selanjutnya menjadi Israel.[8][9] Saat Holokaus dan Nakba, terjadi penjarahan properti besar milik korban.[10]
Pada tahun 1949, penyintas Holokaus Polandia-Yahudi, Genya dan Henryk Kowalski sampai di Israel. Mereka ditarawi rumah yang sebelumnya milik warga Palestina di Jaffa, tapi mereka menolak pindah. Genya Kowalski selanjutnya menjelaskan, "itu mengingatkan kami bagaimana kami dulu meninggalkan rumah dan semuanya saat orang Jerman datang dan memasukkan kami ke ghetto... Saya tidak ingin melakukan hal yang sama yang orang Jerman dulu lakukan."[11] Keputusan mereka untuk menolak menjarah properti orang Palestina luar biasa.[12]
Dalam diskusi tentang Konflik Israel–Palestina, Holokaus dan Nakba disebutkan sebagai peristiwa yang saling berhubungan. Hal ini terjadi karena dua tragedi tersebut telah memengaruhi perspektif mereka tentang konflik Israel–Palestina.[1]Omer Bartov mengatakan "Holokaus dan Nakba adalah peristiwa yang sejajar dan tidak dapat dimaafkan."[13] Namun, berbeda dengan Holokaus yang terbukti telah selesai, Nakba dikatakan secara kerangka konseptual masih berlanjut.[14]
Bartov, Omer (2019). "The Return of the Displaced: Ironies of the Jewish-Palestinian Nexus, 1939–49". Jewish Social Studies. 24 (3): 26. doi:10.2979/jewisocistud.24.3.02.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Bartov, Omer (2023). Genocide, the Holocaust, and Israel-Palestine. Bloomsbury Publishing. ISBN978-1-3503-3234-8.
Bashir, Bashir; Goldberg, Amos (2014). "Deliberating the Holocaust and the Nakba: disruptive empathy and binationalism in Israel/Palestine". Journal of Genocide Research. 16 (1): 77–99. doi:10.1080/14623528.2014.878114.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Bergen, Doris L.; Eley, Geoff; Jockusch, Laura; Ther, Philipp; Tusan, Michelle; Beck, Teresa Koloma; Bashir, Bashir; Goldberg, Amos (2021). "Bashir Bashir and Amos Goldberg, eds., The Holocaust and the Nakba: A New Grammar of Trauma and History". Central European History. 54 (1): 112–179. doi:10.1017/S0008938921000078.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Confino, Alon (2018). "When Genya and Henryk Kowalski Challenged History–Jaffa, 1949: Between the Holocaust and the Nakba". The Holocaust and the Nakba. Columbia University Press. ISBN978-0-231-54448-1.
Fierke, K.M. (2014). "Who is my neighbour? Memories of the Holocaust/ al Nakba and a global ethic of care". European Journal of International Relations. 20 (3): 787–809. doi:10.1177/1354066113497490.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Fischer, Nina (2020). "Entangled suffering and disruptive empathy: The Holocaust, the Nakba and the Israeli–Palestinian conflict in Susan Abulhawa's Mornings in Jenin". Memory Studies. 15 (4): 695–712. doi:10.1177/1750698019896850.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Ghanim, Honaida (2019). "When Yaffa Met (J)Yaffa: Intersections Between the Holocaust and the Nakba in the Shadow of Zionism". The Holocaust and the Nakba: A New Grammar of Trauma and History. Columbia University Press. hlm. 92–113. doi:10.7312/bash18296-006. ISBN978-0-231-54448-1.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Goldberg, Amos (2016). "Interventions: Narrative, Testimony, and Trauma". International Journal of Postcolonial Studies. 18 (3): 335–358. doi:10.1080/1369801X.2015.1042396.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Khoury, Nadim (2020). "Postnational memory: Narrating the Holocaust and the Nakba". Philosophy & Social Criticism. 46 (1): 91–110. doi:10.1177/0191453719839448.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Lustick, Ian S. (2006). "Negotiating Truth: The Holocaust, "Lehavdil", and "Al-Nakba"". Journal of International Affairs. 60 (1): 51–77. ISSN0022-197X. JSTOR24358013.
Shumsky, Dmitry (2018). Beyond the Nation-State: The Zionist Political Imagination from Pinsker to Ben-Gurion. Yale University Press. ISBN978-0-300-24109-9.
Stav, Shira (2012). "Nakba and Holocaust: Mechanisms of Comparison and Denial in the Israeli Literary Imagination". Jewish Social Studies. 18 (3): 85. doi:10.2979/jewisocistud.18.3.85.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Wermenbol, Grace (2021). A Tale of Two Narratives: The Holocaust, the Nakba, and the Israeli-Palestinian Battle of Memories. Cambridge University Press. ISBN978-1-108-89021-2.
Musolff, Andreas (2017). "Instrumentalisation of Holocaust Memory and False Historical Analogies". The Holocaust in the Twenty-First Century. Routledge. ISBN978-1-315-64796-8.
Webman, Esther (2017). ""Stealing the Holocaust from the Jews"? The Holocaust as Metaphor in Public Discourse". Antisemitism Before and Since the Holocaust. Cham: Springer International Publishing. hlm. 279–304. doi:10.1007/978-3-319-48866-0_12. ISBN978-3-319-48865-3.