George I dari Britania Raya
George I (George Louis; 28 Mei 1660 – 11 Juni 1727) adalah Raja Britania Raya dan Irlandia dari 1 Agustus 1714 hingga wafatnya pada 1727. Ia adalah penguasa pertama dari Wangsa Hanover yang memerintah Britania Raya setelah kematian Ratu Anne, raja terakhir dari Wangsa Stuart. Selain itu, George I juga menjabat sebagai Elektor Hanover di Kekaisaran Romawi Suci sepanjang hidupnya. George naik takhta Britania Raya berdasarkan Undang-Undang Pewarisan 1701 yang membatasi suksesi takhta Inggris kepada keturunan Protestan dari Sophia, Elektor Palatinate, yang adalah cucu James I dari Inggris. Hal ini bertujuan mencegah pewarisan oleh penganut Katolik Roma. Meskipun ia adalah penerus sah terdekat yang memenuhi syarat, George naik takhta dengan dukungan yang lemah, terutama di Skotlandia dan Irlandia, di mana Wangsa Stuart masih memiliki pendukung yang kuat. Kehidupan Awal dan Latar BelakangGeorge Louis lahir pada 28 Mei 1660 di Istana Herrenhausen, Hanover, sebagai anak tertua dari Ernst Augustus, Adipati Brunswick-Lüneburg, dan Sophia dari Hanover. Melalui ibunya, ia adalah cicit Raja James I dari Inggris. Sebagai anak tertua, George menerima pendidikan militer dan politik yang sesuai dengan statusnya sebagai pewaris adipati. Pada usia muda, ia terlibat dalam politik Jerman dan memainkan peran dalam konflik-konflik regional, termasuk Perang Suksesi Spanyol. Pernikahan dan KeluargaPada tahun 1682, George menikahi sepupunya, Sophia Dorothea dari Celle, untuk memperkuat aliansi antara dua cabang Wangsa Brunswick-Lüneburg. Mereka memiliki dua anak:
Namun, pernikahan mereka memburuk akibat perselingkuhan Sophia Dorothea dengan Philip Christoph von Königsmarck. Skandal ini berujung pada perceraian dan pengurungan Sophia Dorothea di Kastil Ahlden hingga akhir hayatnya. Naik Takhta Britania RayaSetelah kematian Ratu Anne pada 1714 tanpa keturunan, George menjadi pewaris berdasarkan Undang-Undang Pewarisan 1701. Meskipun ada lebih dari 50 kerabat Stuart yang memiliki klaim lebih dekat, mereka didiskualifikasi karena menganut Katolik Roma. Penobatannya pada 20 Oktober 1714 di Westminster Abbey menandai dimulainya era baru dalam sejarah monarki Britania. Kedatangannya di Inggris disambut dengan skeptisisme oleh rakyat yang menganggapnya sebagai orang asing karena ia berbicara bahasa Inggris dengan buruk dan lebih menyukai bahasa Jerman. PemerintahanAwal PemerintahanGeorge I memulai pemerintahannya dalam suasana politik yang penuh ketegangan. Partai Whig mendukungnya, sedangkan Partai Tory menunjukkan simpati kepada Wangsa Stuart. Ini memuncak dalam Pemberontakan Jacobite 1715, yang berusaha mengembalikan James Francis Edward Stuart ("Pretender Tua") ke takhta. Pemberontakan ini gagal, tetapi ketegangan politik terus berlangsung sepanjang pemerintahannya. Peran sebagai Raja KonstitusionalSebagai raja yang lebih memilih urusan Hanover dibandingkan Britania, George menyerahkan sebagian besar kekuasaan eksekutif kepada para menteri, terutama Perdana Menteri Sir Robert Walpole. Hal ini mengokohkan tradisi pemerintahan parlementer di Britania Raya, di mana kekuasaan raja menjadi semakin seremonial. Hubungan Luar NegeriKebijakan luar negeri George berfokus pada keamanan Hanover. Ia mendukung aliansi dengan Austria dan Prusia serta terlibat dalam berbagai konflik Eropa untuk melindungi kepentingannya di Jerman. KematianGeorge I meninggal mendadak akibat stroke saat dalam perjalanan ke Hanover pada 11 Juni 1727. Ia dimakamkan di kapel keluarga di Istana Leineschloss, Hanover. Putranya, George II, menggantikannya sebagai raja. Referensi
Lihat pula
|