Daftar pahlawan nasional Indonesia yang beragama Islam

Daftar Pahlawan Nasional Indonesia (per 2014)

Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia.[1] Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara".[2]

Sebanyak 190 pria dan 16 wanita telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional, yang paling terbaru adalah Ida Dewa Agung Jambe, Bataha Santiago, M Tabrani, Ratu Kalinyamat, Abdul Chalim dan Ahmad Hanafiah, pada tahun 2023.[3] Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai Papua di bagian timur; Untuk kali pertama Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah memiliki Pahlawan Nasional pada tahun 2021, sementara Kalimantan Utara, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan sama sekali belum memiliki Pahlawan Nasional. Mereka berasal dari berbagai etnis, meliputi pribumi-Indonesia, peranakan Arab, Tionghoa, India, dan orang Eurasia. Mereka meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis, tokoh keagamaan, pendidik dan seorang uskup.

Pemberian

Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang individu, yakni:[2]

  • Warga Negara Indonesia[a] yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya:
    • Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/perjuangan dalam bidang lain mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.[4]
    • Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
    • Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
  • Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.
  • Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
  • Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.
  • Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
  • Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.
  • Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.

Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap tingkatan. Sebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada wali kota atau bupati, yang kemudian harus membuat permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial, yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar;[2] dewan tersebut terdiri dari dua akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan atau gelar.[1] Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi gelar tersebut pada sebuah upacara di ibu kota Indonesia Jakarta.[2] Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.[5]

Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekret Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang meninggal dunia pada bulan sebelumnya.[6][7][8] Gelar ini digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960-an, gelar tersebut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun 1965 oleh Presiden Soekarno (dalam kapasitasnya sebagai Panglima Komando Operasi Tertinggi/KOTI) kepada sepuluh korban peristiwa Gerakan 30 September, sementara Sukarno dan mantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.[5][6][8]


Daftar

Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Keterangan Penetapan Ref.
Abdul Halim 1911 1988 Aktivis kemerdekaan dan politisi, Perdana Menteri Indonesia 2008 [5][9]
Abdul Halim Majalengka 1887 1962 Aktivis kemerdekaan dan Ulama, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 2008 [10] [11][9]
Abdul Haris Nasution 1918 2000 Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat 2002 [5][12]
Abdul Kadir 1771 1875 Bangsawan dari Melawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1999 [5][13]
Abdul Malik Karim Amrullah 1908 1981 Sarjana Islam dan penulis sekaligus tokoh Muhammadiyah. 2011 [14]
Abdul Muis 1883 1959 Politisi, kemudian penulis 1959 [b][6][15]
Abdul Rahman Saleh 1909 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda 1974 [6][16]
Abdul Wahab Hasbullah 1888 1971 Tokoh Islam, salah seorang pendiri Nadhlatul Ulama 2014 [17]
Abdullah Bau Massepe, AndiAndi Abdullah Bau Massepe 1918 1947 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selama Revolusi Nasional, seorang putra dari Andi Mappanyukki 2005 [5][18]
Abdurrahman Baswedan 1908 1986 Nasionalis dan mubaligh yang meyakinkan Mesir untuk mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto 2018 [19]
Achmad Subarjo 1896 1978 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2009 [5][20]
Adam Malik 1917 1984 Jurnalis dan aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia ketiga 1998 [5][21]
Adnan Kapau Gani 1905 1968 Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukung Revolusi Nasional 2007 [5][22]
Ageng Serang, NyiNyi Ageng Serang 1752 1828 Pemimpin gerilyawan Jawa yang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan 1974 [5][23]
Agus Salim 1884 1954 Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang 1961 [6][24]
KH. Ahmad Dahlan 1868 1934 Pemimpin Islam Jawa, mendirikan Muhammadiyah; suami Siti Walidah 1961 [6][25]
Ahmad Rifa'i 1786 1870 Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya 2004 [5][26]
Ahmad Yani 1922 1965 Pemimpin Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [6][27]
Alimin 1889 1964 Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokoh Partai Komunis Indonesia 1964 [6][28]
Amir Hamzah 1911 1946 Penyair dan nasionalis 1975 [5][29]
Andi Depu 1907 1985 Pejuang dan aktivis yang berhasil mempertahankan pengibaran bendera nasional di Mandar pada 1944, padahal dilarang keras 2018 [19]
Antasari 1809 1862 Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar 1968 [6][30]
As'ad Syamsul Arifin 1897 1990 Ulama, tokoh Nahdlatul Ulama 2016 [31]
Bagindo Azizchan 1910 1947 Wali kota Padang, melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional 2005 [5][32]
Basuki Rahmat 1921 1969 Jenderal, saksi dari Supersemar 1969 [6][33]
Chik di Tiro, TeungkuTeungku Chik di Tiro 1836 1891 Tokoh Islam Aceh dan pemimpin gerilyawan yang melakukan perlawanan pasukan kolonial Belanda 1973 [6][34]
Cipto Mangunkusumo 1886 1943 Politisi Jawa, mentor Sukarno 1964 [6][35]
Cokroaminoto 1883 1934 Politisi, pemimpin Sarekat Islam, mentor Sukarno 1961 [6][36]
Depati Amir 1805 1869 Pejuang yang mempersatukan suku Melayu dengan Tionghoa untuk melawan Belanda 2018 [19]
Dewi Sartika 1884 1947 Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di negara tersebut 1966 [6][37]
Dhien, Cut NyakCut Nyak Dhien 1850 1908 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial belanda; istri Teuku Umar 1964 [6][38]
Diponegoro 1785 1855 Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkan perang lima tahun melawan pasukan kolonial Belanda 1973 [6][39]
Eddy Martadinata 1921 1966 Laksamana Angkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter 1966 [6][40]
Fakhruddin 1890 1929 Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah haji Indonesia; tokoh Muhammadiyah. 1964 [6][41]
Fatmawati 1923 1980 Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istri Sukarno 2000 [5][42]
Gatot Mangkupraja 1896 1968 Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukan Pembela Tanah Air 2004 [5][43]
Halim Perdanakusuma 1922 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional 1975 [5][44]
Hamengkubuwono I 1717 1792 Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikan Yogyakarta 2006 [5][45]
Hamengkubuwono IX 1912 1988 Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, dan politisi; Wakil Presiden Indonesia kedua 1990 [5][46]
Harun Bin Said 1947 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia 1968 [c][6][47]
Hasan Basri 1923 1984 Prajurit selama Revolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasi Kalimantan (Borneo) di Indonesia 2001 [5][48]
Hasanuddin 1631 1670 Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 [6][49]
Hasyim Asy'ari 1875 1947 Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama 1964 [6][50]
Hazairin 1906 1975 Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar 1999 [5][51]
Himayatuddin Muhammad Saidi Abad ke-18 1776 Sultan Buton 2019 [52]
Idham Chalid 1921 2010 Pemimpin Nahdlatul Ulama, politisi 2011 [14][53]
Ilyas Yakoub 1903 1958 Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukan gerilyawan 1999 [5][54]
Imam Bonjol, TuankuTuanku Imam Bonjol 1772 1864 Tokoh Islam dari Sumatera Barat yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Padri 1973 [6][55]
Inten II, RadinRadin Inten II 1834 1856 Bangsawan dari Lampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda 1986 [5][56]
Iskandar Muda 1593 1636 Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara 1993 [d][5][57]
Ismail Marzuki 1914 1958 Komposer yang membuat sejumlah lagu kebangsaan (lagu patriotik) 2004 [5][58]
Iswahyudi 1918 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional 1975 [5][59]
Iwa Kusumasumantri 1899 1971 Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi 2002 [5][60]
Janatin 1943 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia 1968 [e][6][61]
Jatikusumo 1917 1992 Jenderal Angkatan Darat dan politisi 2002 [5][62]
Jemma, AndiAndi Jemma 1935 1965 Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saar Revolusi Nasional 2002 [5][63]
Juanda Kartawijaya 1911 1963 Politisi Sunda, Perdana Menteri Indonesia terakhir 1963 [6][64]
Kartini 1879 1904 Tokoh hak asasi perempuan Jawa 1964 [6][65]
Kasman Singodimedjo 1904 1982 Jaksa yang merupakan ketua KNIP pertama dan menghapus tujuh kata yang berpotensi memecah umat pada Piagam Jakarta 2018 [19]
Katamso Darmokusumo 1923 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [6][66]
Ki Bagus Hadikusumo 1890 1954 Tokoh Muhammadiyah, aktivis kemerdekaan, tokoh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 2015 [67]
Ki Hajar Dewantara 1889 1959 Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudara Suryopranoto 1959 [6][68]
Ki Sarmidi Mangunsarkoro 1904 1957 Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan 2011 [14][69]
Kusumah Atmaja 1898 1952 Ketua Kehakiman Mahkamah Agung Pertama 1965 [6][70]
La Maddukelleng 1700 1765 Bangsawan dari Kesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dari Kerajaan Wajo 1998 [5][71]
Lafran Pane 1922 1991 Pendiri Himpunan Mahasiswa Islam 2017 [72]
Mahmud Badaruddin II 1767 1852 Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda 1984 [5][73]
Mahmud Riayat Syah, SultanSultan Mahmud Riayat Syah 1760 1812 Sultan Johor-Pahang-Riau-Lingga, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda 2017 [72]
Malahayati 1550 1604 Pejuang dan bangsawan, melawan pasukan Cornelis de Houtman 2017 [72]
Mangkunegara I 1725 1795 Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah 1988 [5][74]
Mappanyukki, AndiAndi Mappanyukki 1885 1967 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada 1920an dan 30an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe 2004 [5][75]
Mas Isman 1924 1982 Pejuang kemerdekaan 2015 [67]
Mas Mansur 1896 1946 Sarjana Islam, pemimpin Muhammadiyah 1964 [6][76]
Masykur 1904 1994 2019 [52]
Mas Tirtodarmo Haryono 1924 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [6][77]
Maskun Sumadireja 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2004 [5][78]
Meutia, Cut NyakCut Nyak Meutia 1870 1910 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1964 [6][79]
Mohammad Hatta 1902 1980 Aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia Pertama Perdana Menteri Indonesia 2012 [f][80][81]
Mohammad Husni Thamrin 1894 1941 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1960 [6][82]
Mohammad Natsir 1908 1993 Sarjana Islam dan politisi, Perdana Menteri Indonesia kelima 2008 [5][83]
Muhammad Hasan, TeukuTeuku Muhammad Hasan 1906 1997 Aktivis kemerdekaan, gubernur Sumatra pertama 2006 [5][84]
Muhammad Mangundiprojo 1905 1988 Pejuang kemerdekaan, pemimpin Pertempuran Surabaya 2014 [17]
Muhammad Yamin 1903 1962 Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 [6][85]
Mohammad Yasin 1920 2012 Bapak Brimob Kepolisian RI 2015 [67]
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1898 1997 Ulama pendiri Nahdlatul Wathan 2017 [72]
Mustopo 1913 1986 Pemimpin saat Pertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr. Moestopo 2007 [5][86]
Muwardi 1907 1948 Menangani keamanan saat Proklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat di Surakarta 1964 [6][87]
Nani Wartabone 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi, membantu memadamkan pemberontakan Permesta 2003 [5][88]
Nuku Muhammad Amiruddin 1738 1805 Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan kolonial Belanda 1995 [5][89]
Noer Alie 1914 1992 Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional 2006 [5][90]
Nyak Arif, TeukuTeuku Nyak Arif 1899 1946 Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Aceh pertama 1974 [91]
Opu Daeng Risaju 1880 1964 Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional 2006 [5][92]
Oto Iskandar di Nata 1897 1945 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 [6][93]
Pajonga Daeng Ngalie 1901 1958 Mengkoordinasikan penyerangan di Sulawesi Selatan saat Revolusi Nasional, menawarkan integrasi nasional 2006 [5][94]
Pakubuwono VI 1807 1849 Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda 1964 [6][95]
Pakubuwono X 1866 1939 Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentingan Pribumi Indonesia 2011 [14][96]
Pangeran Muhammad Noor 1901 1979 Menteri Pekerjaan Umum yang mencanangkan proyek Waduk Riam Kanan, Waduk Karangkates, dan proyek pasang-surut di Sumatra dan Kalimantan sebagai lahan penyedia pangan 2018 [19]
Raja Ali Haji 1809 ca 1870 Sejarawan dan penyair dari Riau 2004 [5][97]
Raja Haji Fisabilillah 1727 1784 Pejuang dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1997 [5][98]
Rajiman Wediodiningrat 1879 1952 Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pertama 2013 [99]
Ranggong Daeng Romo 1915 1947 Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional 2001 [5][100]
Rasuna Said 1910 1965 Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis 1974 [5][101]
Ruhana Kuddus 1884 1972 Wartawati Indonesia pertama 2019 [52]
Saharjo 1909 1963 Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut 1963 [6][102]
Samanhudi 1878 1956 Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam 1961 [6][103]
Sarjito 1889 1970 2019 [52]
Siswondo Parman 1918 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [6][104]
Siti Hartinah 1923 1996 Istri presiden Suharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah 1996 [5][105]
Siti Walidah 1872 1946 Pendiri Aisyiyah, tokoh Muhammadiyah, istri Ahmad Dahlan, 1971 [g][6][106]
Sudirman 1916 1950 Komandan Ketua Tentara Nasional Indonesia pada saat Revolusi Nasional. 1964 [h][6][107]
Suharso 1912 1971 Pelopor pengobatan prostesis 1973 [6][108]
Sukarjo Wiryopranoto 1903 1962 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 1962 [6][109]
Sukarni 1916 1971 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 2014 [17]
Sukarno 1901 1970 Aktivis kemerdekaan yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan, Presiden Indonesia pertama 2012 [f][80][81]
Sultan Agung 1591 1645 Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC 1975 [5][110]
Sultan Daeng Radja, AndiAndi Sultan Daeng Radja 1894 1963 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2006 [5][111]
Supeno 1916 1949 Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional 1970 [6][112]
Supomo 1903 1958 Menteri Kehakiman Pertama, membantu penulisan Konstitusi 1965 [6][113]
Suprapto 1920 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [6][114]
Supriyadi 1925 1945 Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar 1975 [i][5][115]
Suroso 1893 1981 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1986 [5][116]
Suryo 1896 1948 Gubernur Jawa Timur saat Revolusi Nasional 1964 [6][117]
Suryopranoto 1871 1959 Pengajar dan tokoh hak-hak buruh, saudara Ki Hajar Dewantara 1959 [6][118]
Sutan Syahrir 1909 1966 Politisi, Perdana Menteri Indonesia pertama 1966 [6][119]
Soetomo 1888 1938 pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo 1961 [j][6][120]
Sutomo 1920 1981 Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalam Pertempuran Surabaya 2008 [k][5][121]
Sutoyo Siswomiharjo 1922 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [6][122]
Syafruddin Prawiranegara 1911 1989 Gubernur Bank Indonesia pertama 2011 [14]
Syam'un 1894 1949 Pejuang yang pernah bergabung dalam PETA dan BKR, serta menentang pemerintahan Hindia Belanda di Banten. Pendiri Pesantren Al-Khairiyah Cilegon, Banten 2018 [19]
Syarif Kasim II 1893 1968 Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan di Sumatra Timur 1998 [5][112]
Tambusai, TuankuTuanku Tambusai 1784 1882 Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda saat Perang Padri 1995 [5][123]
Tan Malaka 1884 1949 Politisi dan intelektual asal Minang. Ia menyumbangkan gagasannya dalam beberapa karya, terutama Madilog (Materialistik, Dialog, dan Logika) 1963 [6][124]
Thaha Syaifuddin 1816 1904 Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda 1977 [5][125]
Tirtayasa 1631 1683 Gerilyawan dari Banten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda 1970 [6][126]
Tirto Adhi Suryo 1880 1918 Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya 2006 [5][127]
Umar, TeukuTeuku Umar 1854 1899 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda; suami Cut Nyak Dhien 1973 [6][128]
Wahid Hasyim 1914 1953 Pemimpin Nahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama 1964 [6][129]
Wahidin Sudirohusodo 1852 1917 Doktor dan pemimpin di Budi Utomo 1973 [6][130]
Yusuf Tajul Khalwati 1626 1699 Pemimpin Isla, memimpin pemberontakan gerilyawan melawan VOC 1995 [5][131]
Zainal Mustafa 1907 1944 Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang 1972 [6][132]
Zainul Arifin 1909 1963 Politisi dan gerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang ditargetkan kepada Sukarno 1963 [6][133]

Dipersengketakan

Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Keterangan Penetapan Ref.
Untung Surapati[l] 1660 1706 Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC 1975 [5][134]
Wage Rudolf Supratman[m] 1903 1938 Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya" 1971 [6][135]

Pahlawan Nasional yang berpindah agama ke Islam

Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Keterangan Penetapan Ref.
Dekker, Ernest DouwesErnest Douwes Dekker 1879 1950 Jurnalis dan politisi Indo yang membantu kemerdekaan Indonesia 1961 [n][6][136]

Catatan penjelas

  1. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 memberikan ketentuan pada orang-orang yang meninggal dunia sebelum kemerdekaan Indonesia pada 1945, memungkinkan mereka yang "berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia" untuk menerima gelar tersebut.
  2. ^ Beberapa sumber menyatakan bahwa tahun kelahirannya adalah 1886 atau 1890.
  3. ^ Dikenal juga sebagai Harun Tahir
  4. ^ Tanggal kelahiran tidak diketahui. Beberapa sumber seperti Encyclopedia Britannica menyatakan bahwa tahun kelahirannya adalah 1590.
  5. ^ Dikenal juga sebagai Usman bin Haji Muhammad Ali.
  6. ^ a b Sebelumnya digelari sebagai Pahlawan Proklamator pada tahun 1986
  7. ^ Umumnya disebut sebagai Nyai Ahmad Dahlan, yang berarti "istri Ahmad Dahlan"
  8. ^ 1916 adalah tahun pengakuan dari pemerintahan Indonesia. Tanggal sebenarnya mungkin berbeda. Contohnya, sejumlah sumber menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1912 (Said 1991, hlm. 80).
  9. ^ Tanggal kematian tidak diketahui; ia menghilang pada tahun 1945.
  10. ^ Paling sering disebut sebagai Dr. Sutomo
  11. ^ Dikenal juga sebagai Bung Tomo
  12. ^ Juga diklaim beragama Hindu.
  13. ^ Juga diklaim beragama Nasrani
  14. ^ Juga dikenal dalam bahasa Sunda dengan nama Danudirja Setiabudi


  1. ^ a b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009.
  2. ^ a b c d Sekretariat Negara Indonesia, Prosedur.
  3. ^ Pikiran Rakyat, 6 Tokoh di Indonesia Bakal Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ada KH Ahmad Hanafiah asal Lampung.
  4. ^ "Berita Pahlawan Nasional Terkini dan Terbaru Hari Ini - SINDOnews". www.sindonews.com. Diakses tanggal 2022-11-04. 
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be Sekretariat Negara Indonesia, Daftar Nama Pahlawan (2).
  6. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh Sekretariat Negara Indonesia, Daftar Nama Pahlawan (1).
  7. ^ JCG, Abdul Muis.
  8. ^ a b Artaria 2002, hlm. 539.
  9. ^ a b Mirnawati 2012, hlm. 254.
  10. ^ https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-2
  11. ^ Kementerian Sosial RI, Daftar Nama Pahlawan (143).
  12. ^ Mirnawati 2012, hlm. 251–252.
  13. ^ Mirnawati 2012, hlm. 2–3.
  14. ^ a b c d e The Jakarta Post 2011, Govt Gives.
  15. ^ Mirnawati 2012, hlm. 64–66.
  16. ^ Mirnawati 2012, hlm. 185–187.
  17. ^ a b c Tribunnews, Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan.
  18. ^ Mirnawati 2012, hlm. 229–230.
  19. ^ a b c d e f Tempo.co, Enam Tokoh Bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional.
  20. ^ Mirnawati 2012, hlm. 264.
  21. ^ Mirnawati 2012, hlm. 227–228.
  22. ^ Mirnawati 2012, hlm. 265–266.
  23. ^ Mirnawati 2012, hlm. 20–21.
  24. ^ Mirnawati 2012, hlm. 80–81.
  25. ^ Mirnawati 2012, hlm. 90–93.
  26. ^ Mirnawati 2012, hlm. 255.
  27. ^ Mirnawati 2012, hlm. 206–207.
  28. ^ Sudarmanto 2007, hlm. 90–91.
  29. ^ Mirnawati 2012, hlm. 143–144.
  30. ^ Mirnawati 2012, hlm. 22–23.
  31. ^ Kompas.com, As'ad Syamsul Arifin Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional.
  32. ^ Mirnawati 2012, hlm. 234.
  33. ^ Mirnawati 2012, hlm. 168–169.
  34. ^ Mirnawati 2012, hlm. 52–53.
  35. ^ Mirnawati 2012, hlm. 68–70.
  36. ^ Mirnawati 2012, hlm. 82–83.
  37. ^ Mirnawati 2012, hlm. 123–124.
  38. ^ Mirnawati 2012, hlm. 4–5.
  39. ^ Mirnawati 2012, hlm. 24–25.
  40. ^ Mirnawati 2012, hlm. 181–182.
  41. ^ Mirnawati 2012, hlm. 93–94.
  42. ^ Mirnawati 2012, hlm. 237–238.
  43. ^ Mirnawati 2012, hlm. 239–240.
  44. ^ Mirnawati 2012, hlm. 201–202.
  45. ^ Mirnawati 2012, hlm. 26–27.
  46. ^ Mirnawati 2012, hlm. 197–198.
  47. ^ Mirnawati 2012, hlm. 178.
  48. ^ Mirnawati 2012, hlm. 235–236.
  49. ^ Mirnawati 2012, hlm. 42–43.
  50. ^ Mirnawati 2012, hlm. 95–96.
  51. ^ Mirnawati 2012, hlm. 271–272.
  52. ^ a b c d BeritaSatu.com, Enam Tokoh Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional.
  53. ^ Mirnawati 2012, hlm. 292–293.
  54. ^ Mirnawati 2012, hlm. 244–245.
  55. ^ Mirnawati 2012, hlm. 56–57.
  56. ^ Mirnawati 2012, hlm. 30–31.
  57. ^ Mirnawati 2012, hlm. 44–45.
  58. ^ Mirnawati 2012, hlm. 249.
  59. ^ Mirnawati 2012, hlm. 191–192.
  60. ^ Mirnawati 2012, hlm. 276–277.
  61. ^ Mirnawati 2012, hlm. 187.
  62. ^ Mirnawati 2012, hlm. 253.
  63. ^ Mirnawati 2012, hlm. 66–67.
  64. ^ Mirnawati 2012, hlm. 86–87.
  65. ^ Mirnawati 2012, hlm. 121–122.
  66. ^ Mirnawati 2012, hlm. 212–213.
  67. ^ a b c CNN Indonesia, Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional.
  68. ^ Mirnawati 2012, hlm. 105–107.
  69. ^ Mirnawati 2012, hlm. 296–297.
  70. ^ Mirnawati 2012, hlm. 183–184.
  71. ^ Mirnawati 2012, hlm. 14–15.
  72. ^ a b c d Tribunnews.com, Ini 4 Tokoh yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Mahmoed Marzuki dari Riau Batal.
  73. ^ Mirnawati 2012, hlm. 46–47.
  74. ^ Mirnawati 2012, hlm. 12–14.
  75. ^ Mirnawati 2012, hlm. 231.
  76. ^ Mirnawati 2012, hlm. 97–98.
  77. ^ Mirnawati 2012, hlm. 208–209.
  78. ^ Mirnawati 2012, hlm. 261.
  79. ^ Mirnawati 2012, hlm. 6–7.
  80. ^ a b Aritonang 2012, Sukarno, Hatta.
  81. ^ a b The Jakarta Post 2012, Respect Thy Heroes.
  82. ^ Mirnawati 2012, hlm. 110–111.
  83. ^ Mirnawati 2012, hlm. 262–263.
  84. ^ Mirnawati 2012, hlm. 286–287.
  85. ^ Mirnawati 2012, hlm. 119–120.
  86. ^ Mirnawati 2012, hlm. 273–274.
  87. ^ Mirnawati 2012, hlm. 73.
  88. ^ Mirnawati 2012, hlm. 243.
  89. ^ Mirnawati 2012, hlm. 18–19.
  90. ^ Mirnawati 2012, hlm. 256.
  91. ^ Kamajaya 1981, hlm. 50–57.
  92. ^ Mirnawati 2012, hlm. 268.
  93. ^ Mirnawati 2012, hlm. 131–132.
  94. ^ Mirnawati 2012, hlm. 269–270.
  95. ^ Mirnawati 2012, hlm. 36–37.
  96. ^ Mirnawati 2012, hlm. 299.
  97. ^ Mirnawati 2012, hlm. 32–33.
  98. ^ Mirnawati 2012, hlm. 34–35.
  99. ^ Parlina 2013, Govt names three new national heroes.
  100. ^ Mirnawati 2012, hlm. 280.
  101. ^ Mirnawati 2012, hlm. 84–85.
  102. ^ Mirnawati 2012, hlm. 74–75.
  103. ^ Mirnawati 2012, hlm. 99–100.
  104. ^ Mirnawati 2012, hlm. 216–217.
  105. ^ Mirnawati 2012, hlm. 246–247.
  106. ^ Mirnawati 2012, hlm. 112–113.
  107. ^ Mirnawati 2012, hlm. 172–173.
  108. ^ Mirnawati 2012, hlm. 116–117.
  109. ^ Mirnawati 2012, hlm. 136–137.
  110. ^ Mirnawati 2012, hlm. 40–41.
  111. ^ Mirnawati 2012, hlm. 232–233.
  112. ^ a b Mirnawati 2012, hlm. 138.
  113. ^ Mirnawati 2012, hlm. 114–115.
  114. ^ Mirnawati 2012, hlm. 218–219.
  115. ^ Mirnawati 2012, hlm. 134–135.
  116. ^ Mirnawati 2012, hlm. 133.
  117. ^ Mirnawati 2012, hlm. 127–128.
  118. ^ Mirnawati 2012, hlm. 125–126.
  119. ^ Mirnawati 2012, hlm. 139–140.
  120. ^ Mirnawati 2012, hlm. 76–77.
  121. ^ Mirnawati 2012, hlm. 284–285.
  122. ^ Mirnawati 2012, hlm. 220–221.
  123. ^ Mirnawati 2012, hlm. 58–59.
  124. ^ Mirnawati 2012, hlm. 141–142.
  125. ^ Mirnawati 2012, hlm. 48–49.
  126. ^ Mirnawati 2012, hlm. 38–39.
  127. ^ Mirnawati 2012, hlm. 129–130.
  128. ^ Mirnawati 2012, hlm. 54–55.
  129. ^ Mirnawati 2012, hlm. 88–89.
  130. ^ Mirnawati 2012, hlm. 78–79.
  131. ^ Mirnawati 2012, hlm. 50–51.
  132. ^ Mirnawati 2012, hlm. 101–102.
  133. ^ Mirnawati 2012, hlm. 103–104.
  134. ^ Mirnawati 2012, hlm. 60–62.
  135. ^ Mirnawati 2012, hlm. 147–148.
  136. ^ Mirnawati 2012, hlm. 71–72.
Kembali kehalaman sebelumnya