Bunuh diri di GuyanaBunuh diri di Guyana merupakan masalah sosial yang serius,[1] karena Guyana menduduki peringkat terburuk dalam kasus bunuh diri per kapita di seluruh dunia di antara negara-negara berdaulat.[2] Sekitar 40% dari orang-orang yang bunuh diri di Guyana meracuni diri mereka sendiri dengan mengonsumsi pestisida pertanian.[3] Guyana merupakan negara terkecil di kawasan Amerika Selatan, dengan penduduknya multiagama dari agama Kristen, Hindu, Islam, Rastafara, dan Baha'i.[4] StatistikData domestik tentang bunuh diri di Guyana terbatas, karena literatur kesehatan yang tersedia di negara tersebut difokuskan terutama pada penyakit menular tropis.[5] Laporan Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2012 menunjukkan bahwa Guyana memiliki tingkat bunuh diri 44,2 per 100.000 orang, dan untuk setiap bunuh diri perempuan, ada 3,2 laki-laki yang bunuh diri. Sebagai perbandingan, negara tetangga Suriname memiliki tingkat bunuh diri 27,8 per 100.000, dan Venezuela 2,6 per 100.000. Masalah hukumUpaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini terhalang oleh perpecahan politik. Sebuah RUU ditolak pada tahun 2016 yang akan mengubah undang-undang negara untuk mendekriminalisasi bunuh diri, menerapkan Rencana Strategis Kesehatan Mental 2014, dan Rencana Pencegahan Bunuh Diri Nasional 5 tahun yang dibuat oleh pemerintah sebelumnya, dan mengalokasikan dana untuk mengobati kesehatan mental dan bunuh diri sebagai prioritas nasional. Ketua mayoritas parlemen berpendapat bahwa cara pembuatan undang-undang tersebut mempolitisasi dan meremehkan masalah tersebut.[6] Pembunuhan-Bunuh diri JonestownKasus bunuh diri paling terkenal di Guyana adalah bunuh diri massal 909 pengikut Kenisah Rakyat milik James Jones. Referensi
|