Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Melayu Cocos (Bahasa Inggris: Cocos Islands Malay) atau Melayu Cocos adalah sebuah dialek dari Bahasa Melayu yang dituturkan oleh masyarakat Melayu yang mayoritas mendiami wilayah Kepulauan Cocos (Keeling) dan Pulau Natal yang merupakan wilayah bagian/teritori dari negara Australia. Selain di Australia, Bahasa ini juga dituturkan oleh diaspora masyarakat keturunan Melayu Cocos di Sabah, Malaysia. Jumlah penutur Bahasa ini mencapai sekitar 5.100 jiwa[4] dengan 1.100 jiwa penutur pada tahun 1987 di Australia khususnya di Kepulauan Cocos & Pulau Natal/Pulau Christmas, sedangkan di Sabah, Malaysia jumlah penutur Bahasa ini memiliki populasi sekitar 4.000 jiwa pada tahun 2000[5]
Secara linguistik, Bahasa Melayu Cocos dihasilkan dari kreol yang bersumber dari Bahasa Melayu Baku[6] dengan beberapa kosakata tambahan/pengaruh Bahasa Jawa dan Bahasa Betawi, hal ini tidak terlepas dari sejarah penduduk Kepulauan Cocos (Keeling). Bahasa ini digunakan sebagai bahasa pengantar kedua di sekolah setelah Bahasa Inggris. Bahasa Indonesia juga memiliki status yang dihargai dan juga memberikan pengaruh ragam Bahasa pada Bahasa Melayu Cocos dikarenakan Bahasa Indonesia merupakan sebuah bagian dialek dari Bahasa Melayu dalam bentuk baku yang secara resmi dipakai menjadi Bahasa pemersatu dan Bahasa Nasional masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia juga memang berasal dari Bahasa Melayu dan berakar dari Bahasa Melayu (Melayu Baku).[7][8] Pada tahun 2009, Bahasa Melayu Cocos sempat dilarang penggunaannya dalam bidang pendidikan di Kepulauan Cocos (Keeling) karena dianggap kurang sesuai dengan kaidah kesopanan berbahasa, dan justru menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar yang dianggap oleh orang Melayu sebagai varian baku dari Bahasa Melayu.[9] Walaupun demikian, pelarangan penggunaan bahasa Melayu Cocos ini tidak berlangsung lama dan akhirnya dapat digunakan secara normal kembali pada tahun 2011.[10]
Kosakata
Bahasa Melayu Cocos memiliki pengaruh kuat dari ketiga bahasa, yakni Bahasa Melayu, Bahasa Jawa, dan Bahasa Betawi. Sebagian contoh perkataan dalam Bahasa Melayu Cocos dapat meliputi:
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Cocos Islands Malay". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
^Bunce, Pauline (2012). Out of Sight, Out of Mind… and Out of Line: Language Education in the Australian Indian Ocean Territory of the Cocos (Keeling) Islands. Multilingual Matters. hlm. 37–59. ISBN978-1-84769-749-3.