Bahasa Afrikaans dikategorikan sebagai C1 National menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini menjadi bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara
Alle menslike wesens word vry, met gelyke waardigheid en regte, gebore. Hulle het rede en gewete en behoort in die gees van broederskap teenoor mekaar op te tree.
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan.
Peta yang menunjukkan persebaran penutur bahasa Afrikaans dengan area yang mayoritasnya menggunakan bahasa Afrikaans ditandai dengan biru sedangkan minoritas sebagai biru muda
Penelitian oleh J. A. Heese menunjukan bahwa sampai tahun 1807, 39,8% nenek moyang dari penutur bahasa Afrikaans berkulit putih adalah orang Belanda, 35% Jerman, 14,6% Prancis, dan 7,2 persen orang berkulit nonputih. Dialek tersebut dikenal sebagai cape Dutch. Kemudian, bahasa Afrikaans juga dikenal sebagai "bahasa Belanda Afrika". Afrikaans dianggap sebagai DialekBahasa Belanda sampai dengan awal Abad 20 ketika bahasa tersebut mulai dikenal sebagai bahasa yang berbeda. Nama Afrikaans sebenarnya adalah istilah Bahasa Belanda untuk "Orang Afrika" atau "Bahasa Afrika".
Etimologi
Istilah "Afrikaans" diturunkan dari dalam bahasa Belanda, yaitu Afrikaansch (sekarang dieja Afrikaans)[8], berarti "bahasa Afrika".[9] Sebelumnya dikenal sebagai "bahasa Belanda Tanjung" (istilah yang juga digunakan untuk merujuk secara kelompok ke pemukim Tanjung awal) atau "Belanda Dapur" (istilah menghina yang digunakan untuk merujuk ke Afrikaans pada hari-hari sebelumnya). Namun, itu juga telah banyak digambarkan sebagai bahasa kreol berbasis Belanda atau kreol sebagian.[10]
Sejarah
Bahasa Afrikaans secara linguistik berhubungan dekat dengan Bahasa Belanda abad ke-17, dan Bahasa Belanda modern. Penutur kedua bahasa tersebut dapat saling mengerti tanpa kesulitan. Bahasa lain yang berhubungan dengan Bahasa Afrikaans adalah Bahasa Saksen Rendah yang dituturkan di Jerman utara dan Belanda, Bahasa Jerman, dan Bahasa Inggris. Kosakata Cape Dutch semakin berbeda dengan kosakata Bahasa Belanda seiring waktu berjalan, karena kata-kata serapan yang diambil dari para pendatang Eropa lainnya, budak-budak India Timur, dan bahasa daerah Afrika. Materi tercetak pada kalangan Afrikaner pada awalnya hanya menggunakan bahasa Belanda Eropa. Menjelang pertengahan abad ke-19, makin banyak terbitan yang muncul dalam Bahssa Afrikaans, yang masih dianggap sebagai dialek pada waktu itu. Buku tata bahasa dan kamus Bahasa Afrikaans pertama diterbitkan pada tahun 1875 oleh Genootskap vir Regte Afrikaners (Perkumpulan Afrikaner Asli) di Cape Town. Pada tahun 1925 Afrikaans diproklamasikan sebagai bahasa yang berbeda dari bahasa Belanda. Sampai tanggal tersebut bahasa resmi di Uni Afrika Selatan adalah Bahasa Inggris dan Belanda. setelah itu, bahasa Belanda digantikan dengan bahasa Afrikaans.
Di samping kosakata, perbedaan paling mendasar bahasa ini dari bahasa Belanda adalah tata bahasanya yang lebih teratur, yang mungkin adalah hasil dari interferensi mutual oleh Bahasa Kreol Belanda yang dituturkan sejumlah besar penutur non-Belanda pada periode formasi bahasa tersebut pada pertengahan kedua abad ke-17. Pada 1710, jumlah budak melebihi pendatang baru, dan bahasa tersebut berkembang di antara penutur yang tidak mencatat atau mempelajari lebih lanjut dialek baru mereka.
Ada beberapa teori tentang bagaimana Bahasa Afrikaans tercipta. Banyak ahli linguistik yakin bahwa Bahasa Afrikaans dipengaruhi oleh Bahasa Kreol yang didasarkan dari Dialek Belanda Selatan. Sangat susah namun untuk mencari tahu bagaimana pengaruh ini berlangsung mengingat hampir tidak ada materi tertulis dalam Bahasa Kreol Belanda, hanya beberapa kalimat ditemukan pada buku yang tidak berhubungan yang biasanya bukan ditulis oleh penutur Bahasa Afrikaans.
Walaupun banyak dari Kosakata Bahasa Afrikaans diambil dari Bahasa Belanda dialek Holland Selatan, Bahasa Afrikans juga mengandung kata yang diambil dari Bahasa MelayuHindia Belanda, Bahasa Portugis, Bahasa Prancis, Bahasa Khoisan, Bahasa Inggris, Bahasa Xhosa dan banyak bahasa lainnya. Dengan itu banyak kata dalam Bahasa Afrikaans berbeda dari Bahasa Belanda, seperti contoh di bawah ini:
^Aarons & Reynolds, "South African Sign Language" in Monaghan (ed.), Many Ways to be Deaf: International Variation in Deaf Communities (2003).
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Afrikaans". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
Bowerman, Sean (2004), "White South African English: phonology", dalam Schneider, Edgar W.; Burridge, Kate; Kortmann, Bernd; Mesthrie, Rajend; Upton, Clive, A handbook of varieties of English, 1: Phonology, Mouton de Gruyter, hlm. 931–942, ISBN3-11-017532-0
Brook Napier, Diane (2007), "Languages, language learning, and nationalism in South Africa", dalam Schuster, Katherine; Witkosky, David, Language of the land: policy, politics, identity, Studies in the history of education, Information Age Publishing, ISBN9781593116170, diakses tanggal 19 May 2010
Den Besten, Hans (2012), "Speculations of [χ]-elision and intersonorantic [ʋ] in Afrikaans", dalam van der Wouden, Ton, Roots of Afrikaans: Selected Writings of Hans Den Besten, John Benjamins Publishing Company, hlm. 79–93, ISBN978-90-272-5267-8
Kamwangamalu, Nkonko M. (2004), "The language planning situation in South Africa", dalam Baldauf, Richard B.; Kaplan, Robert B., Language planning and policy in Africa, Multilingual Matters Ltd., ISBN9781853597251, diakses tanggal 31 May 2010
Thomason, Sarah Grey; Kaufman, Terrence (1988), Language Contact, Creolization, and Genetic Linguistics, University of California Press (dipublikasikan tanggal 1991), ISBN0-520-07893-4
Namibian Population Census (2001), Languages Spoken in Namibia, Government of Namibia, diarsipkan dari versi asli tanggal 16 May 2010, diakses tanggal 28 May 2010Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)