Attang Salo, Marioriawa, Soppeng
Attang Salo adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kelurahan Attang Salo sebelum menjadi Kelurahan, Attang Salo merupakan Lembaga Peradilah Perdata dan Pidana dengan sebutan Pabbicara Attang Salo dan dipimpin oleh seorang Petta Pabbicara. Sebelum kedatangan Belanda di Jazirah Sulawesi Selatan, Kerajaan Marioriawa mempunyai tiga Lembaga Peradilah Perdata dan Pidana yang mengurusi perkara Perdata dan Pidana, lembaga-lembaga tersebut antara lain:
Wilayah kerja Pabbicara Attang Salo meliputi beberapa kampung :
Pada masa pemerintahan La Mappe Arung Padali Datu Marioriawa, Kampung Padali di bagi/dipecah menjadi tiga kampung, yaitu Kampung Padali di pimpin oleh Isa Arung Padali Arung Padali (Putri La Mappe dengan We Besse), Kampung Lompoe di pimpin oleh La Mori Daeng Baji (Andi Baji) Matoa Lompoe Putra (La Mappe dengan I Cingkang) dan Kampung Taluma Kaca di pimpin oleh Matoa Kaca. Dengan adanya pemecahan/pemekaran Kampung Padali tersebut maka wilayah kerja Pabbicara Attang Salo bertambah menjadi lima kampung yang meliputi beberapa kampung :
Pada tahun 1906, Belanda melakukan pembatasan kekuasan kepada Datu dan dewan hadat Kedatuan Soppeng. Campur tangannya terhadap pemerintahan di Kerajaan Soppeng dengan memaksa Datu Soppeng Sultana Zainab untuk mengeluarkan Balusu dari Wilayah Yang Dikuasai Langsung Oleh Soppeng (Wilayah Soppeng Yang Tidak Termasuk Anggota Konfaderasi Soppeng) menjadi Kerajaan Mandiri dan berdiri sendiri, selain itu pihak Belanda menjadikan Kedatuan Soppeng menjadi bagian dari pada Afdeling Bone dengan status Onderafdelling Soppeng. Pada tahun 1923 pada masa A.J.L Couvreur menjadi Gubernur di Sulawesi Selatan, Gubernurmen Hindia Belanda melakukan penataan kekuasaan di wilayah Onderafdeling Bone, Soppeng, dan Wajo diberikan kekuasaan zelfbestuur (Swapraja) kepada Raja Bone, Raja Soppeng, dan Raja Wajo yang membawahi beberapa distrik dan onderdistrik. Maka Khusus pada Onderafdelling Soppeng wilayahnya dibagi menjadi 7 persekutuan adat dengan status distrik, yaitu:
Dalam penataan ini Kerajaan Marioriawa ikut mengalami perubahan. Kerajaan Marioriawa yang dahulu merupakan anggota Kofedarasi / Persekutuan Kedatuan Soppeng berubah menjadi Wilayah Kesatuan Kerajaan dengan status Distrik. Wilayah daerah yang diperintah langsung oleh Kerajaan Marioriawa juga mengalami perubahan. Kekuasaan ke tiga Pabbicara yang sebelumnya merupakan institusi Peradilan di Wilayah Kerajaan Marioriawa berubah fungsi menjadi lembaga struktur wilayah kekuasaan dengan status Onderdistrik/Kepala Desa dan kepalai oleh seorang Petta Pabbicara. Kampung Padali di pimpin oleh Arung Paddali, pada masa pemerintahan La Mappe Datu Marioriawa Kampung Padali di bagi menjadi tiga kampung, yaitu Kampung Padali di pimpin oleh Arung Padali, Kampung Lompoe di pimpin oleh Matoa Lompoe dan Kampung Taluma Kaca di pimpin oleh Matoa Kaca Adapun wilayah-wilayah Pabbicara/Onderdistrik/Kepala Desa sebagai berikut:
Kampung Bunne ditiadakan dan dilebur kedalam Kampung Penre begitu juga Kampung Tamapning juga ditiadakan dan dimasukkan kedalam Kerajaan / Onderdistrik/Kepala Desa Panincong. Berikut daftar nama-nama yang pernah menjadi Pabbicara di Attang Salo:
Berikut daftar nama-nama yang pernah menjadi Arung Padali:
Berikut daftar nama-nama yang pernah menjadi Matoa Lompoe Marioriawa:
Yang pernah menjadi Matoa di Kampung Taluma Kaca adalah La Ma'gangka (Putra Sullewatang Padali terakhir Lacammu) dan ia merupakan Matoa terahir di Kampung Taluma Kaca. Dan pada erah kemerdekaan Republik indonesia bersamaan dengan meleburnya Kerajaan Soppeng dan Kerajaan Marioriawa bergabung dengan Republik Indonesia status Pabbicara Attang Solo berubah status menjadi Desa Attang Salo kemudian berubah menjadi Kelurahan Attangsalo. Pada Era Reformasi Kelurahan Attangsalo dimekarkan menjadi du kelurahan dan satu Desa Kelurahan Attang Salo, sehinggan menjadi Kelurahan Attang Salo, Kelurahan Kaca dan Desa Patampanua. Di Attang Salo Pernah berdiri beberapa Istana Raja (Saoraja) Datu Marioriawa diantaranya :
Ada beberapa situs yang terdapat di Kelurahan Attang Salo, di antaranya Komplek Pekuburan Raja Marioriawa dan bangsawan lainnya di Jerak'e Madining. |