Trigana Air (terdaftar sebagai Trigana Air Service) adalah sebuah maskapai penerbangan yang berbasis di Jakarta, Indonesia.[1]
Sejarah
Perusahaan ini mulai beroperasi pada awal tahun 1991 dengan dua pesawat sayap tetap Beechcraft King Air 200, dan pada akhir tahun tersebut telah menambahkan dua helikopter Bell 412SP yang dibuat dengan lisensi. Mereka juga mengoperasikan dua pesawat ATR untuk Hainan Airlines dari Sanya ke Haikou dan Hanoi hingga tahun 2016.[2]
Meskipun maskapai ini tidak pernah terbang ke Uni Eropa, namun kawasan tersebut memberlakukan larangan terbang bagi semua maskapai Indonesia di wilayah udaranya pada tahun 2007 setelah jatuhnya pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 200, yang juga termasuk Trigana Air.[3] Larangan tersebut dicabut pada tahun 2018.
Pada bulan Maret 2021, perusahaan mengumumkan kemitraan dengan J&T Express. Disebutkan juga bahwa J&T Express akan menggunakan beberapa pesawat yang dimiliki oleh Trigana Air untuk operasinya.
Tujuan
Trigana Air terbang ke 20 destinasi di seluruh Indonesia, dengan fokus utama ke Papua.[4]
Pesawat yang dioperasikan oleh Trigana Air telah terlibat dalam 14 insiden serius, 10 di antaranya mengakibatkan kehilangan lambung pesawat.[7]
Pada tanggal 21 April 2002, sebuah pesawat Trigana Air Antonov An-72, yang terdaftar sebagai ES-NOP, sedang melaksanakan layanan kargo carteran dari Bandara Sentani, Jayapura ke Bandara Wamena. Pesawat tersebut membawa empat orang: pilot berkewarganegaraan Lituania, co-pilot berkewarganegaraan Estonia, teknisi penerbangan berkewarganegaraan Rusia, dan seorang petugas kargo (kewarganegaraan belum diketahui). Saat mendarat di Wamena, kompartemen depan pesawat Antonov An-72 tiba-tiba terbakar. Semua orang yang berada di dalam pesawat dievakuasi dengan selamat dari pesawat.[8]
Pada tanggal 25 Mei 2002, sebuah pesawat de Havilland Canada DHC-6 Twin Otter dengan nomor registrasi PK-YPZ jatuh di tengah hujan lebat ketika sedang mengangkut pasokan untuk kota setempat. Keempat penumpang dan kedua awak pesawat tewas.[9]
Pada tanggal 11 Februari 2010, Trigana Air Penerbangan 162, yang dioperasikan oleh pesawat ATR 42-300 dengan registrasi PK-YRP, mendarat darurat di area persawahan di dekat Balikpapan setelah kedua mesin pesawat mengalami kerusakan saat terbang. Semua 52 penumpang dan awak pesawat selamat.[10]
Pada tanggal 8 April 2012, sebuah pesawat DHC-6 Twin Otter yang membawa delapan penumpang dan kru ditembaki beberapa kali ketika mendarat di Bandara Mulia di provinsi Papua dalam penerbangan dari Nabire. Kedua pilot mengalami luka-luka yang membuat mereka kehilangan kendali atas pesawat, yang kemudian berbelok dan menabrak sebuah bangunan bandara. Dari delapan penumpang dan kru pesawat, satu orang tewas dan empat lainnya terluka.[11]
Pada tanggal 16 Agustus 2015, Trigana Air Penerbangan 267, yang dioperasikan oleh pesawat ATR 42-300 dengan registrasi PK-YRN, hilang kontak sebelum pukul 15.00 WIT setelah lepas landas dari bandara Sentani di ibukota Papua, Jayapura, dalam penerbangan menuju Oksibil. Puing-puing pesawat ditemukan oleh penduduk desa di wilayah dataran tinggi Bintang, Oksibil.[12] Seluruh 49 penumpang dan lima awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut.[13][14] KNKT merilis laporan mereka 2 tahun dan 5 bulan setelah kecelakaan tersebut, dan menyatakan bahwa kesalahan pilot dan kegagalan sistem peringatan jarak dekat di darat adalah penyebabnya.[15]
Pada tanggal 13 September 2016, Trigana Air dengan nomor penerbangan IL-7321 dengan registrasi PK-YSY yang melakukan penerbangan dari Bandara Sentani, Jayapura, melakukan pendaratan darurat di landasan pacu 15 Bandara Wamena, sehingga kedua roda pesawat mengalami kerusakan. Pesawat meluncur hingga berhenti di landasan pacu, dan beristirahat sebagian di atas rumput. Tidak ada yang terluka.[16]
Pada tanggal 20 Maret 2021, sebuah pesawat Boeing 737-400 dengan registrasi PK-YSF mengalami masalah pada roda pendaratan saat berangkat dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma. Saat mencoba melakukan pendaratan darurat, roda pendaratan runtuh, menyebabkan kerusakan yang signifikan, dan pesawat tergelincir keluar dari landasan pacu.[17]
^"ContactDiarsipkan 2010-10-03 di Wayback Machine.." Trigana Air Service. Retrieved on 29 June 2010. "Head Office Komplek Puri Sentra Niaga Jl. Wiraloka Blok D 68-69-70. Kalimalang. Jakarta 13620. INDONESIA"
^"Archived copy"(PDF). Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2013-07-17. Diakses tanggal 2012-12-05.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)