Tigerair Mandala
Tigerair Mandala (sebelumnya bernama Mandala Airlines) adalah maskapai penerbangan bertarif rendah Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Pada saat ini Tigerair Mandala memiliki bandar udara penghubung di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dan Bandar Udara Internasional Juanda. SejarahMandala Airlines berdiri tahun 1969 oleh para perwira TNI yaitu Kolonel Sofjar, Mayjen Raden Soerjo, Mayor Soegandi Partosoegondo, Mayor Kasbi Indradjanoe, dan Mayor Darwin Ramli. Maskapai ini dimiliki PT Dharma Kencana Sakti, yang terafliasi dengan Yayasan Dharma Putra Kostrad. Maskapai ini masih terus eksis hingga 1992. Skandal keuangan dan utang yang terus membengkak membuat Mandala mulai oleng sehingga dibeli oleh Indigo Partners dan Cardig International pada tahun 2006. Pembelian Mandala didasarkan pada pertimbangan bahwa potensi yang bisa diraih terkait dengan peluang pertumbuhan bisnis penerbangan di dunia ketiga, setelah China dan India. Dengan pasar domestik yang lebih besar dari India, investasi melalui Mandala, memberi peluang bagi Mandala untuk memanfaatkan jaringan rute penerbangan yang luas dengan merek nasional yang kuat serta memungkinkan menjadikan Mandala sebagai maskapai penerbangan modern yang menawarkan keamanan, dapat diandalkan, dengan harga terjangkau. Pada 2007, Mandala telah memesan 30 pesawat airbus baru senilai 2,3 miliar dolar AS, Mandala dikelola jajaran manajemen berpengalaman internasional. Mandala juga telah menghentikan penggunaan semua Pesawat Boeingnya dan menjalin kerja sama dengan Singapore Airlines Engineering Company untuk perawatan pesawat. Tigerair Mandala kini menawarkan jaringan pelayanan yang luas untuk 17 tujuan penerbangan, dengan menggunakan pesawat yang aman dan armada Airbus A320 dan A319 dengan ketepatan jadwal, kebersihan pesawat terjaga serta penawaran harga yang sangat terjangkau. Prioritas utama Tigerair Mandala adalah menjadi maskapai penerbangan dengan standar keselamatan penerbangan internasional. Untuk mencapai itu, Mandala telah menjalani audit guna mendapatkan sertifikasi IOSA dari IATA. Selain itu, Mandala juga telah menjalani audit dari Airbus, Boeing dan sejumlah perusahaan di bidang perminyakan yang telah memberikan persetujuan untuk terbang bersama Mandala. Karena masalah utang, maskapai ini berhenti beroperasi pada tanggal 12 Januari 2011 ini.[1] Maskapai ini kemudian meminta penjadwalan ulang pembayaran utangnya ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Utang Mandala saat itu sebesar 800 miliar rupiah kepada 271 kreditur, terutama kepada penyewa (lessor) pesawat-pesawatnya.[2] Akhir Februari 2011, para kreditur menyetujui untuk merestrukturisasi utang Mandala menjadi saham. 70.58 persen kreditur menyetujui merestrukurisasi utang maskapai ini sebesar 2,4 triliun rupiah. Pada April 2011, tim kurator menyatakan bahwa Mandala akan menjalankan operasinya kembali pada bulan Mei 2011.[3] Maskapai ini kemudian memastikan diri kembali beroperasi pada bulan Juni 2011.[4] Sebagai bagian restrukturisasinya, maskapai ini pun mengalami pergantian kepemilikan saham. Pemegang saham mayoritas adalah PT Saratoga Investment Group sebesar 51%, diikuti oleh Tiger Airways dari Singapura sebesar 33%, dan 16% sisanya dimiliki oleh pemegang saham lama dan para kreditor.[5] ArmadaTigerair Mandala menerapkan kebijakan pesawat tunggal (kebijakan pengoperasian satu jenis pesawat), yaitu hanya dengan mengoperasikan armada Airbus. Pada 16 Januari 2009, Mandala meng-ground seluruh armada Boeing nya dan mulai menerapkan kebijakan pengoperasian satu jenis pesawat tersebut. Saat ini, Tigerair Mandala mengoperasikan jenis pesawat Airbus A320 dengan kapasitas kursi 180. Selain pesawatnya yang canggih, Tigerair Mandala memilih Airbus karena teknologinya yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan bahan bakar. Jenis armada
Tigerair Mandala sebelumnya juga mengoperasikan armada seperti:
Jalur penerbanganSebelum mengajukan restrukturasi perusahaan, Tigerair Mandala sangat kuat di rute-rute bagian Barat. Di akhir tahun 2008, Tigerair Mandala memiliki 17 rute dan berkonstrasi pada jalur penerbangan utama seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Pangkalpinang, Jambi, Bengkulu, Semarang, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Kupang, Yogyakarta, dan Tarakan. Setelah restrukturasi perusahaan, Tigerair Mandala untuk tahap awal menerbangi jalur penerbangan utama seperti Medan, Kuala Lumpur, Singapura, Denpasar. Saat sekarang telah meliputi 72 rute domestik dan internasional. TujuanBerikut ini adalah daftar bandar udara tujuan Tigerair Mandala: Sumatra
Jawa
Bali dan Nusa TenggaraKalimantan
Referensi
|