Skadron Udara 5/Intai Strategis adalah Skadron udara operasional yang berada dibawah jajaran Wing Udara 5Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar yang bertugas menyiapkan dan mengoperasikan pesawat intai yang terdiri dari pesawat jenis Boeing 737–200 untuk melaksanakan operasi dukungan udara yaitu operasi pengintaian udara, SAR terbatas dan kodal udara.[1][2]
Tugas Pokok
Tugas pokok Skadron Udara 5 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin adalah sebagai berikut:
Pengintaian udara strategis.
Pengawasan / pengamanan ZEE dan jalur lintas laut damai di seluruh Indonesia.
Dalam penjabaran tugas tersebut, Skadron Udara 5 menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
Menyelenggarakan pembinaan dan penyiapan flight-flight (flight latihan, flight operasi, flight pemeliharaan dan flight FGS) untuk tugas-tugas latihan dan operasional.
Menyelenggarakan rencana penggunaan pesawat/jam terbang dan personel (awak pesawat dan nonawak pesawat) serta peralatan lain untuk menjamin # kelancaran pembinaan dan penyiapan kegiatan operasi dan latihan
Menyelenggarakan pengumpulan dan perekaman data-data untuk penyempurnaan taktik dan teknik operasi serta latihan.
Melaksanakan kegiatan penerbangan komando dan pengendalian udara dalam rangka operasi dan latihan.
Menyelenggarakan pemeliharaan pesawat sampai dengan tingkat ringan.
Sejarah
Skadron Udara 5 dilahirkan pada saat bangsa dan negara masih diliputi suasana perjuangan untuk menegakkan Negara kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Para perintis dan penegak kemerdekaan membangun Skadron Udara 5 dilatarbelakangi oleh pemikiran yang rasional dan sesuai tuntutan zaman serta sangat tepat dengan konsep wawasan nusantara. Derap langkah Skadron Udara 5 dalam keikutsertaannya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah menghiasi semaraknya episode perjuangan dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1960.
Pada tanggal 1 April 1951 didirikan Skadron Transisi PBY di Cililitan Jakarta yang merupakan cikal bakal Skadron Udara 5 dengan Komandan pertama Kapten Udara Wiryo Saputro. Kekuatan pesawat yang dimiliki adalah 6 (enam) buah PBY-5A Catalina, 1 (satu) buah C-47 Dakota dan 4 (empat) buah AT-6 Harvard.
Pada tanggal 23 Mei 1953 Skadron Transisi PBY diganti menjadi Skadron Udara 5 / Pengintai Laut dipangkalan Udara 8 Husein Sastranegara. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Skadron Udara 5.
Tanggal 24 April 1954 Skadron Udara 5 pindah ke Pangkalan Udara 11 Abdul Rahman Saleh, Malang.
Tahun 1957 Skadron Udara 5 mendapat tambahan 3 (tiga) buah pesawat UF-1 Albatros dari pabrik Grumman USA dan 2 (dua) buah pesawat Grumman Goose dari perusahaan minyak Inggris.
Tahun 1976 Skadron Udara 5 mendapat tambahan 4 (empat) buah pesawat UF-2 Albatros.
Tanggal 22 Agustus 1982 Skadron Udara 5 mendapat 1 (satu) buah pesawat PC-130 Hercules maritim Patrol.
Sejak tanggal 1 Juni 1982 Skadron Udara 5 mengoperasikan 3 (tiga) buah pesawat Boeing 737-200 Maritim Patrol. Pesawat ini dilengkapi dengan alat sensor yang disebut SLAMMR (Side Looking Airborne Modular Multimission Radar), peralatan navigasi INS (Inertial navigation System) dan Omega Navigation System serta peralatan komunikasi modern.
Tanggal 22 Februari 1983 Skadron Udara 5 pindah tempat dari Lanud Abd. Saleh Malang ke Lanud Hasanuddin, makassar.
Tanggal 14 September 1993 pesawat Boeing 737-200 Skadron Udara 5 dimodifikasi dan ditingkatkan kemampuannya yaitu SLAMMR Real time, Infra Red, Search Radar, System Navigasi dan Komunikasi yang terintegrasi dengan DPDS (Data Processing Display System).
Tanggal 05 Agustus 2009 Skadron Udara 5 mendapat tambahan pesawat CN 235-220 MPA.