Sinopec
China Petroleum & Chemical Corporation (中国石油化工股份有限公司), atau Sinopec (Hanzi sederhana: 中国石化; Hanzi tradisional: 中國石化; Pinyin: Zhōngguó Shíhuà), adalah sebuah perusahaan minyak dan gas yang berkantor pusat di Beijing, Tiongkok. Perusahaan ini melantai di Hong Kong Stock Exchange, serta di Shanghai Stock Exchange dan New York Stock Exchange. Induk perusahaan ini, Sinopec Group, adalah konglomerat pemurnian minyak, gas, dan petrokimia terbesar di dunia. Sinopec Group berkantor pusat di Distrik Chaoyang, Beijing.[5] Bisnis Sinopec meliputi eksplorasi, pemurnian, dan pemasaran minyak dan gas; produksi dan penjualan petrokimia, serat kimia, pupuk kimia, dan produk kimia lain; penyimpanan dan transportasi minyak mentah dan gas alam; impor, ekspor, dan keagenan impor/ekspor untuk minyak mentah, gas alam, olahan minyak, petrokimia, dan bahan kimia lain. Perusahaan ini juga memproduksi etanol dan sejumlah biofuel, seperti biodiesel dan bahan bakar jet yang terbuat dari minyak limbah sayur.[6][7][8][9] SejarahPerusahaan ini didirikan oleh China Petrochemical Corporation Group (Sinopec Group) pada bulan Februari 2000. Perusahaan ini kemudian melantai di Hong Kong, New York, dan London pada bulan Oktober 2000, serta di Shanghai pada bulan Juni 2001. Sesuai aset yang diserahkan oleh Sinopec Group kepada perusahaan ini, analis pun mengkategorikan perusahaan ini sebagai sebuah perusahaan yang lebih hilir daripada PetroChina.[10] Sinopec merupakan pemurni minyak dengan volume tahunan terbesar di Asia. Sinopec hanya memproduksi minyak mentah sekitar seperempat dari total produksi PetroChina per tahun, namun Sinopec memproduksi 60% lebih banyak olahan minyak daripada PetroChina per tahun. Pada bulan Desember 2006, Sinopec mengakuisisi aset milik Shengli Petroleum, yang terutama adalah ladang minyak domestik, untuk menstabilkan pasokan minyak mentah ke kilangnya dan meningkatkan utilisasi kilangnya. Pada bulan Maret 2013, perusahaan ini setuju untuk membeli aset produksi minyak dan gas milik Sinopec Group yang terletak di luar Tiongkok dengan harga $1,5 milyar.[11] Pada bulan Agustus 2013, Sinopec mengakuisisi 33% saham bisnis minyak dan gas milik Apache Corporation di Mesir dengan harga $3,1 milyar.[12] Pada bulan Desember 2013, MCC Holding Hong Kong Corp. Ltd. dan MCC Oil & Gas Hong Kong Corp. Ltd., mengakuisisi 18% saham bisnis minyak dan gas milik Sinopec dengan harga $9,3 milyar.[13] AfrikaSinopec meneken sebuah kesepakatan evaluasi dengan Gabon pada tahun 2004. Saat berkunjung di Afrika pada tahun yang sama, Presiden Tiongkok, Hu Jintao juga meneken serangkaian perjanjjan dagang bilateral dengan Presiden Gabon, Omar Bongo, termasuk sebuah "nota kesepahaman yang ditujukan untuk menunjukkan keinginan kedua belah pihak untuk mengembangkan aktivitas eksplorasi, pemurnian, dan ekspor olahan minyak". Tiga ladang minyak lepas pantai pun akan dieksplorasi, salah satunya adalah LT2000, yang terletak 200 kilometer (120 mi) di tenggara Port Gentil. Sementara dua ladang minyak lain, yakni DR200 dan GT2000, terletak sekitar 100 kilometer (62 mi) di timur laut Port Gentil.[14] Pada bulan November 2005, Sinopec Group mengumumkan rencananya untuk bermitra dengan CNPC guna membeli sebuah ladang minyak di Sudan, serta diberitakan telah tertarik untuk berekspansi ke Sudan.[15] Sinopec Corporation merupakan salah satu mitra di dalam Petrodar Operating Company Ltd., sebuah konsorsium yang antara lain beranggotakan China National Petroleum Corporation (CNPC, pemegang 90% saham PetroChina) dan Sudapet (BUMN Sudan). Pada bulan Agustus 2005, Petrodar mulai memproduksi minyak di blok 3 dan 7 di tenggara Sudan. Pada bulan Desember 2005, Petrodar mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengirim minyak mentah dari Sudan pada bulan Januari 2006. Petrodar pun berhasil meningkatkan jumlah produksi minyak dari Sudan secara signifikan.[16] Pada tahun 2007, di Gurun Ogaden di Ethiopia, penyerangan yang dilakukan oleh sebuah kelompok pemberontak etnis Somalia pada sebuah lokasi pengeboran Sinopec, menyebabkan 74 orang meninggal, termasuk 9 pekerja asal Tiongkok. Sebanyak 7 orang juga diculik pada tanggal 24 April 2007. Kelompok tersebut, Ogaden National Liberation Front (ONLF), kemudian melepaskan 7 orang yang diculik dan mengingatkan perusahaan asing untuk tidak beroperasi di kawasan tersebut. Sinopec kemudian menyatakan bahwa mereka tidak berencana untuk keluar dari kawasan tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Liu Jianchao juga menyatakan bahwa Tiongkok sangat mengutuk serangan yang dilakukan oleh pemberontak Somalia pada instalasi milik Sinopec di Ethiopia.[17] Pada bulan Agustus 2009, Sinopec menyelesaikan akuisisi terhadap Addax Petroleum asal Jenewa dengan harga $7,5 milyar. Pada tanggal 31 Oktober 2011, Addax mengakuisisi[18] 80% saham Pecten yang sebelumnya dipegang oleh Shell. Pecten melakukan eksplorasi dan pengeboran di sejumlah lokasi lepas pantai, termasuk di dekat Douala, Kamerun, melalui kerja sama dengan Total.[19] Pada bulan Juni 2013, Sinopec setuju untuk mengakuisisi ladang minyak dan gas milik Marathon Oil di lepas pantai Angola dengan harga $1,52 milyar.[20] LainnyaPada bulan Februari 2007, Saudi Aramco dan Exxon meneken sebuah kesepakatan dengan Sinopec untuk merevitalisasi kilang minyak Fujian dan meningkatkan kapasitasnya menjadi 240.000 barel per hari (38.000 m3/d) pada tahun 2009. Aramco, Exxon, dan Sinopec juga membentuk sebuah joint venture untuk mengelola 750 SPBU dan depot minyak di Provinsi Fujian.[21] Sebelumnya, Unipec, anak usaha Sinopec, juga meneken kontrak dengan Total Gabon pada bulan Februari 2002. Di bawah kontrak tersebut, untuk pertama kalinya, Tiongkok akan membeli minyak mentah dari Gabon.[22] Pada tanggal 13 April 2010, perusahaan ini mengumumkan akuisisi terhadap 9% saham Syncrude yang sebelumnya dipegang oleh ConocoPhillips dengan harga $4,65 milyar. Akuisisi tersebut pun disetujui oleh pemerintah Kanada pada tanggal 25 Juni 2010.[23] Walaupun disambut baik oleh dunia industri, kepemilikan Sinopec di Syncrude juga menimbulkan kekhawatiran mengenai pengaruh yang dapat diberikan oleh pemerintah Tiongkok kepada para pejabat pemerintah Kanada.[24] Pada bulan Oktober 2011, perusahaan ini mengajukan tawaran senilai C$2,2 milyar ($2,1 milyar) untuk mengakuisisi Daylight Energy.[25] Setelah resmi diakuisisi pada bulan Desember 2011, nama perusahaan tersebut pun diubah menjadi Sinopec Daylight Energy.[26] Pada tanggal 11 November 2011, Sinopec mengumumkan bahwa mereka akan berinvestasi sebesar $5,2 milyar untuk membeli 30% saham bisnis Galp Energia SGPS SA di Brazil yang berhasil menemukan cadangan minyak terbesar di belahan bumi bagian barat sejak tahun 1976.[27] Pada tanggal 15 Oktober 2012, Sinopec menyelesaikan pembelian 20 sumur minyak milik TOTAL E&P di Nigeria bagian selatan dengan harga sekitar $2,45 milyar. Perusahaan ini juga sedang mengerjakan proyek minyak dan gas di Akwa Ibom, Nigeria yang dapat memproduksi sekitar 10.000 barel minyak per hari. Pada tanggal 17 Desember 2012, Talisman Energy UK mengumumkan bahwa Sinopec telah berinvestasi sebesar $1,5 milyar untuk membeli 49% saham dari properti milik Talisman di Laut Utara.[28] Pada bulan April 2013, Sinopec setuju untuk menjual 30% saham dari sebuah blok minyak dan gas di Myanmar ke CPC Corp asal Taiwan.[29] Catatan lingkungan dan keselamatanPada tahun 2004, Sinopec mengincar minyak di lahan seluas 1.550 kilometer persegi yang terletak di dalam Taman Nasional Loango di Gabon, namun Sinopec mendapat kritik karena metode yang digunakan dianggap merusak.[30] Profesor primatologi, Christophe Boesch dari Wildlife Conservation Society (WCS), mengkritik penggunaan dinamit dan alat berat dalam proses eksplorasi dan pembangunan jalan, karena menurutnya dapat mengganggu gorila, dan dapat membuat gorila keluar dari kawasan taman nasional.[31] Peraturan di Gabon menyatakan bahwa industri dapat mengeksploitasi minyak di taman nasional, namun kemudian harus merehabilitasinya ke kondisi semula. Boesch, dan ahli internasional lain, pun menyarankan Sinopec untuk menggunakan metode lain, seperti pengeboran horizontal, untuk mengurangi dampak lingkungannya.[32] Aktivitas Sinopec di taman nasional di Gabon akhirnya dihentikan oleh dewan taman nasional Gabon pada bulan September 2006.[32] Sehingga pada tahun 2007, Sinopec melakukan studi lingkungan ulang melalui kerja sama dengan Enviropass dan World Wildlife Foundation. Tidak lama kemudian, Sinopec pun kembali melanjutkan aktivitasnya dengan metode yang lebih ramah lingkungan.[33] Referensi
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai China Petroleum and Chemical Corporation, Sinopec.
|