Ricky Siahaan
Ricardo Bisuk Juara Siahaan[1] (lahir 5 Mei 1976 di Tanjung Pandan, Pulau Belitung, Indonesia) adalah seorang musisi, produser dan manajer berkebangsaan Indonesia. Ia dikenal sebagai pendiri dan gitaris grup hardcore Seringai, serta manajer aktor film Iko Uwais. Karier MusikKetika SD, Ricky mulai menggemari band-band hard rock seperti Mötley Crüe dan Iron Maiden akibat menonton kompilasi video musik, dan Metallica menjadi band favoritnya. Ricky baru belajar gitar saat SMA karena melihat teman-temannya yang membawa gitar ke sekolah dan dikelilingi lawan jenis. Karena mengidolakan James Hetfield dari Metallica dan Billy Corgan dari The Smashing Pumpkins, maka lagu-lagu kedua band itu yang dipelajarinya.[2] Pada tahun 1995, Ricky membentuk band bernama Chapter 69 bersama Deddy Mahendra Desta dan Cliff Rompies, dua teman sekolahnya di SMA Negeri 68 Jakarta yang kelak tergabung di Clubeighties. Mereka membawakan lagu-lagu Smashing Pumpkins dan Ratcat, dan dari sinilah Ricky mulai bergaul dengan berbagai band dan komunitas yang kerap berkumpul di Poster Cafe. Salah satu band yang paling dikagumi Ricky dari masa itu adalah Puppen, grup musik hardcore asal Bandung yang dinilai Ricky memiliki tingkat profesionalisme dari segi produksi panggung yang lebih tinggi dibanding band-band kancah bawah tanah pada umumnya.[2] StepforwardRicky sempat tergabung di band hardcore bernama Buried Alive, namun kemudian pada tahun 1999 ia ditawari untuk menjadi gitaris Stepforward. Stepforward adalah band hardcore lain yang dikagumi Ricky dari era Poster Cafe, dan ia setuju untuk bergabung. Terinspirasi Puppen, Ricky berupaya untuk ikut membuat Stepforward lebih profesional dari segi produksi panggung dan manajemen. Mereka merilis album Stories of Undying Hope pada tahun 2001.[2] Ricky masih aktif di Stepforward walau tidak seintensif di Seringai, band yang dibentuknya bersama Arian13, mantan vokalis Puppen, pada tahun 2002. Mereka lebih banyak vakum dengan sekali-sekali muncul untuk tampil di festival-festival besar seperti Java Rockin’ Land pada tahun 2011,[3] Rock In Celebes pada tahun 2016,[4] dan Synchronize Festival pada tahun 2019.[5] Dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-25, Stepforward melepas piringan hitam berisi dua lagu, yakni “Solitaire” dan “Saksi Imaji”.[6] SeringaiSetelah bergabung di Stepforward, Ricky menjadi akrab dengan Arian13, vokalis Puppen yang juga teman baiknya Jill Van Diest, vokalis Stepforward. Ricky dan Arian cocok karena sama-sama memiliki selera musik yang luas, dan sejak itu kalau Arian datang ke Jakarta, biasanya ia menginap di rumah Ricky yang menjemputnya di Stasiun Gambir. Sebaliknya, ketika Ricky pergi ke Bandung untuk mengedarkan kaset album Stepforward, ia menginap di rumah Arian yang membantunya berkeliling ke toko-toko yang akan menjual kasetnya.[2] Setelah Puppen bubar pada tahun 2002, Arian pindah ke Jakarta untuk bermukim dan bekerja. Ricky dan Arian pun memiliki ide untuk membuat band baru yang musiknya berbeda dengan apa yang pernah mereka buat sebelumnya. Bersama gitaris Adhitya Ardinugraha dari Pure Saturday, bassis Regina Citra Arini dari Traxap, dan drumer Edy Khemod yang sempat bermain bersama Arian menjelang bubarnya Puppen di band berumur pendek bernama Aparat Mati,[7] mereka membentuk Derai yang musiknya terinspirasi oleh At the Drive-In, Texas is the Reason dan Kiss It Goodbye.[2] Umur Derai tidak panjang, karena Ricky dan Arian merasa bahwa musik yang sedang mereka buat tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Lalu ketika memainkan lagu-lagu Black Sabbath dan Black Flag untuk bersenang-senang, barulah mereka menemukan konsep band yang cocok.[2] Maka lahirlah Seringai, dengan tetap melibatkan Edy Khemod pada drum, ditambah Toan Sirait pada bas yang kemudian digantikan oleh Sammy Bramantyo.[8] Seringai pun menjadi salah satu dari gelombang baru band kancah independen Jakarta yang turut meramaikan bar yang bernama BB’s[9] dan kemudian didokumentasikan melalui kompilasi JKT:SKRG yang dirilis pada Juni 2004.[10] Dengan Ricky sebagai gitaris, komponis dan produser, Seringai telah menghasilkan satu mini-album, High Octane Rock (2004), serta tiga album penuh, yakni Serigala Militia (2007),[11] Taring (2012)[12] dan Seperti Api (2018).[13] Selain tampil di berbagai kota dan pulau di Indonesia, Seringai juga pernah diundang untuk bermain di Malaysia, Singapura dan Jepang.[14] Seringai bahkan pernah menjadi band pembuka di konser idola masa kecilnya Ricky, yakni Metallica, di Gelora Bung Karno, Jakarta pada tahun 2013.[15] DeadsquadRicky pernah membentuk band metal Deadsquad bersama Stevie Item pada 2006.[16] Namun, belum lama bergabung, Ricky mengundurkan diri karena kesibukannya di luar band, kemudian posisinya digantikan oleh Prisa Rianzi.[17] Pada tahun 2019, Ricky adalah salah satu musisi Indonesia yang menolak RUU Permusikan dan mendesak agar dibatalkan.[18] Karier MediaKiprah Ricky di dunia media berawal pada tahun 2002 sebagai produser di stasiun radio MTV On Sky (kini Trax FM).[19] Lalu pada tahun 2005, Ricky mulai bekerja sebagai editor di majalah Rolling Stone Indonesia[19][20] dan secara berangsur naik jabatan hingga managing editor.[21] Dengan tutupnya majalah tersebut pada akhir Desember 2017, maka berakhir pula karier Ricky sebagai jurnalis musik, yang menyebut Rolling Stone Indonesia sebagai “tujuan puncak bagi seseorang yang mau berkarier sebagai jurnalis musik.”[22] Iko UwaisHubungan kerja Ricky dengan Iko Uwais berawal pada tahun 2015 ketika Audy dan Stevi Item - teman baiknya yang masing-masing adalah istri dan kakak ipar Iko - meminta tolong Ricky untuk menemani Iko ke Los Angeles dalam rangka bertemu dengan Peter Berg, sutradara dan produser yang berminat mengajaknya bekerja sama.[23] Mereka tidak bisa mendampingi Iko karena belum memiliki visa untuk masuk Amerika Serikat, sedangkan mereka tahu kalau Ricky masih punya visa yang berlaku. Walau Ricky belum kenal Iko sebelum perjalanan itu, ternyata urusan berjalan lancar, dan Iko pun menawarkan Ricky untuk menjadi manajernya.[22] Sejak menjalin hubungan kerja dengan Ricky, Iko Uwais telah tampil dan menangani koreografi laga di berbagai film, termasuk Star Wars: The Force Awakens,[24] Headshot,[24] Triple Threat,[25] Mile 22,[26] Stuber,[27] dan Snake Eyes,[28] serta film seri Wu Assassins.[29] Di pertengahan 2018, Ricky juga mengajak Iko untuk tampil di video musik Seringai, “Adrenalin Merusuh”.[30] Pada Juni 2019 di Shanghai International Film Festival, Iko Uwais mengumumkan proyek film terbarunya, Chinatown Express. Untuk film ini, Ricky berperan sebagai produser bersama Iko, yang juga menjadi pemeran utama.[31] Kehidupan pribadiRicky dan istrinya, Tabita, dikaruniai putri yang diberi nama Kara pada tanggal 4 November 2009.[32] Referensi
Pranala luar |