Pertempuran Ap BacPertempuran Ấp Bắc adalah pertempuran besar yang terjadi tepatnya pada tanggal 2 Januari 1963 selama Perang Vietnam. Perang tersebut terjadi di Ap Bac Hamlet salah satu Provinsi Định Tường (sekarang bagian dari Provinsi Tiền Giang), yaitu Delta Mekong, Vietnam Selatan. Perang ini adalah gerakan revolusioner Vietnam Utara yang disebut dengan sebutan nama yang populer yaitu Viet Cong (Việt Nam Cộng Sản) atau barisan nasional untuk Pembebasan Vietnam Selatan, nama yang diambil dari sebuah dokumen rahasia di Markas Pertahanan Amerika Serikat dari Pentagon. Istilah Viet Chong dalam pertempuran ini pertama kali digunakan oleh Presiden Ngo Dinh Diem. Pentagon papersDokumen perang Vietnam ini disusun pada masa Presiden Lyndon Johnson, yang memiliki judul resmi ‘Report of the Office of the Secretary of Defense Vietnam Task Force’. Buku ini disusun atas perintah dari Menteri Pertahanan Robert McNamara, juga melibatkan orang-orang dari departemen pertahanan, sejumlah kampus dan lembaga penelitian dalam penyusunannya, termasuk juga Daniel Ellsberg, mantan Asisten Wakil Menteri Pertahanan dan peneliti di RAND Corporation. Dokumen ini kira-kira terdiri dari 7.000 halaman, yang di dalamnya selain menjelaskan tentang perang Vietnam juga memaparkan keterlibatan Amerika saat di Vietnam dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1967. Dari semula Amerika yang sekadar menyokong Prancis, mengirimkan penasihat militer, hingga benar-benar berada di garis depan dalam pertempuran melawan gerilyawan dari komunis Vietkong.[1] SejarahPeretempuran ini masuk ke dalam daftar peristiwa dan kejadian penting pada tanggal 2 Januari. Di mana pada tanggal 2 Januari itu merupakan hari ke-2 dalam Kalender Gregorian yang sering digunakan oleh orang barat. Pada tanggal 2 Januari 1963 pasukan reguler tentara dan pengawal sipil dari Republik Vietnam menggunakan batalion Viet Cong di Desa Ap Bac di provinsi Dinh Tuong, 35 mil barat daya dengan Saigon di Delta Mekong. Dalam pertempuran ini Viet Chong mendapatkan bantuan berupa artileri, baju besi, dan helikopter. Selain itu, di sini juga terdapat perbedaan dalam jumlah pasukan dan senjata yang dipergunakan. Dengan begitu Vietnam Utara dapat dengan mudah dalam mengalahkan Vietnam Selatan.[2][3] Dalam melakukan pertempuran ini Vietnam Selatanlah yang mengalami banyak korban. Pertempuran ini juga menewaskan tiga penasehat Amerika yaitu Letnan Kolonel John P. Vann (penasehat senior Angkatan Darat Amerika Serikat), Kapten Fletcher Ware dan Sersan Russell Kopti.[4] Pertempuran ini juga disebut sebagai pertempuran yang paling berdarah dan mahal. Pertempuran Ap Bac juga dilaporkan dalam pers di Amerika Serikat sebagai "kekalahan besar" di mana "gerilyawan komunis menembakkan armada helikopter Amerika Serikat yang membawa pasukan Vietnam ke pertempuran".[5] KemenanganDalam pertempuran Ap Bac ini, Vietnam Utara (Tiongkok, Uni Soviet, Korea Utara, Mongolia dan Kuba mendukung sesama negara komunis) meraih puncak kemenangan besar pertamanya selama Perang Vietnam.[6] Karena telah berhasil mengalahkan pasukan dari Republik Vietnam (Tentara Vietnam Selatan (ARVN) yang didukung oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina) dalam perebutan wilayah untuk dijadikan sebagai kekuasaan di bawah komunis.[7][8][9][10][11] Selain menguasai medan geografis dan pandai menyamar, pasukan ini dinilai cerdas karena menerapkan taktik tidak membunuh tapi melukai, sehingga membuat Amerika Serikat kewalahan dan frustasi.[12] Sebelum pertempuran ini ternyata pasukan gerilya Viet Chong sudah melakukan persiapan, motivasi, dan disiplin dalam pelaksanaan dengan taktik unit kecil.[5] Pertempuran yang melibatkan semua kendaraan tempur perisai seperti M113 APC dan senjata-senjata tempur yang lain.[6] Pertempuran ini berlangsung selama berbulan-bulan yang mengakibatkan semua pasukan dari Vietnam Selatan menjadi santapan peluru walaupun pasukan lebih banyak tetapi kurang agresif dan lima helikopter milik Amerika Serikat ditembak jatuh.[4] Pertempuran ini menunjukkan sebuah kekalahan awal yang bagi pasukan Amerika dan Vietnam Selatan.[13][14] Sejak saat inilah yang mengakibatkan Amerika Serikat merasa perlu untuk terlibat langsung dalam perang, karena ingin melakukan strategi penahanan perluasannya penyebaran komunis dan pengambilalihan komunis di Vietnam Selatan.[15][16] Kepedulian
Lihat pulaRujukan
Pranala luar |