John F. KennedyJohn Fitzgerald Kennedy (29 Mei 1917 – 22 November 1963), dikenal dengan nama inisialnya JFK, adalah Presiden Amerika Serikat ke-35 yang menjabat sejak Januari 1961 sampai dibunuh bulan November 1963. Setelah menjalani dinas militer sebagai komandan Kapal Torpedo Motor PT-109 dan PT-59 saat Perang Dunia II di Pasifik Selatan, Kennedy menjadi perwakilan distrik kongres ke-11 Massachusetts di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat sejak 1947 sampai 1953 dari Partai Demokrat. Setelah itu, ia menjabat di Senat Amerika Serikat sejak 1953 sampai 1960. Kennedy mengalahkan Wakil Presiden dan kandidat Republik Richard Nixon dalam pemilu presiden AS 1960. Pada usia 43 tahun, ia menjadi presiden termuda yang pernah menjabat,[2][a] presiden termuda kedua (setelah Theodore Roosevelt), dan presiden pertama yang lahir pada abad ke-20.[3] Sampai sekarang[update], Kennedy, seorang Katolik, adalah satu-satunya presiden non-Protestan dan satu-satunya presiden pemenang Hadiah Pulitzer.[4] Peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahannya adalah Invasi Teluk Babi, Krisis Rudal Kuba, Perlombaan Antariksa—dengan memulai Proyek Apollo (yang berpuncak pada pendaratan di Bulan) pembangunan Tembok Berlin, Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika, dan tahap-tahap awal Perang Vietnam. Waktu itu, Kennedy menambah jumlah penasihat militer, pasukan operasi khusus, dan helikopter untuk menghambat penyebaran komunisme di Asia Tenggara.[5] Pemerintahan Kennedy mengadopsi kebijakan Strategic Hamlet Program yang diterapkan oleh pemerintah Vietnam Selatan. Kebijakan ini melibatkan relokasi paksa, pengurungan desa, dan pemisahan pedesaan Vietnam Selatan dari milisi komunis utara dan selatan.[6] Kennedy dibunuh tanggal 22 November 1963 di Dallas, Texas. Lee Harvey Oswald dituding sebagai pelakunya dan ditahan malam itu juga, namun Jack Ruby menembaknya sampai mati dua hari kemudian, sebelum pengadilan Oswald diselenggarakan. FBI dan Komisi Warren secara resmi menyimpulkan Oswald sebagai pembunuh tunggal. Akan tetapi, Komite Pembunuhan Istimewa DPR Amerika Serikat (HSCA) berpendapat bahwa investigasi tersebut tidak sepenuhnya benar dan Kennedy mungkin dibunuh akibat persekongkolan.[7] Program kontroversial Kennedy berupa pengebom tempur TFX Departemen Pertahanan memaksa Kongres melakukan investigasi yang berlangsung sejak 1963 sampai 1970.[8] Sejak 1960-an, informasi seputar kehidupan pribadi Kennedy perlahan terungkap. Rincian masalah kesehatan Kennedy semakin jelas, terutama sejak 1990-an. Walaupun awalnya dirahasiakan dari masyarakat, laporan bahwa Kennedy sering main wanita sudah mendapat sorotan pers. Kennedy menempati peringkat tinggi dalam penilaian opini publik.[9] Kennedy menjadi Presiden Amerika Serikat keempat yang meninggal karena dibunuh, yaitu Abraham Lincoln, James A. Garfield dan William McKinley. Masa muda dan pendidikanJohn Fitzgerald Kennedy lahir di 83 Beals Street, Brookline, Massachusetts, pada tanggal 29 Mei 1917[10] dari pasangan pebisnis/politikus Joseph Patrick "Joe" Kennedy, Sr. (1888–1969) dan filantropis Rose Elizabeth Fitzgerald (1890–1995). Joe adalah putra sulung pebisnis/politikus Patrick Joseph "P. J." Kennedy (1858–1929) dan Mary Augusta Hickey (1857–1923). Rose adalah putri sulung Wali Kota Boston John Francis "Honey Fitz" Fitzgerald (1863–1950) dan Mary Josephine "Josie" Hannon (1865–1964). Keempat kakek-neneknya adalah anak-anak imigran Irlandia.[1] Adik-adik Jack adalah Robert Francis "Bobby" Kennedy (1925–1968) dan Edward Moore "Ted" Kennedy (1932–2009). Bobby dan Ted kelak menjadi Senator ternama. Kennedy tinggal di Brookline selama sepuluh tahun dan bersekolah di Edward Devotion School, Noble and Greenough Lower School, dan Dexter School, sampai kelas 4. Pada tahun 1927, keluarganya pindah ke 5040 Independence Avenue di Riverdale, Bronx, New York City. Dua tahun kemudian, mereka pindah ke 294 Pondfield Road di Bronxville, New York. Di sana Kennedy menjadi anggota Scout Troop 2.[1] Kennedy menghabiskan musim panas bersama keluarganya di rumah mereka di Hyannisport, Massachusetts, dan Natal dan Paskah bersama keluarganya di rumah musim dingin mereka di Palm Beach, Florida. Kennedy bersekolah dari kelas 5 sampai kelas 7 di Riverdale Country School, sekolah swasta laki-laki. Pada September 1930, Kennedy yang berusia 13 tahun menyelesaikan kelas 8 di Canterbury School di New Milford, Connecticut. Pada akhir April 1931, ia menjalani apendektomi, lalu keluar dari Canterbury dan istirahat di rumah.[11] Bulan September 1931, Kennedy dikirimkan ke The Choate School di Wallingford, Connecticut untuk menyelesaikan kelas 9 sampai 12. Kakaknya, Joseph Patrick "Joe" Kennedy, Jr. (1915–1944), sudah bersekolah di Choate selama dua tahun dan menjadi bintang sepak bola sekaligus siswa terbaik. Jack menghabiskan tahun-tahun pertamanya di Choate di bawah bayang-bayang kakaknya dan memiliki perilaku melawan yang menarik perhatian teman-temannya. Tingkah mereka yang paling terkenal adalah meledakkan toilet duduk menggunakan kembang api berkekuatan besar. Dalam pertemuan kapel hari itu, kepala sekolah mereka yang disiplin, George St. John, membawa dudukan toilet tersebut dan mengeluhkan "berandalan" tertentu yang hendak "meludah di laut kita". Jack Kennedy yang keras kepala malah melanjutkan aksinya dan menamai kelompoknya "The Muckers Club". Salah satu anggotanya adalah teman sekamar Kennedy, Kirk LeMoyne "Lem" Billings.[12] Di Choate, Kennedy menderita masalah kesehatan sampai-sampai ia dilarikan ke Yale – New Haven Hospital pada tahun 1934. Bulan Juni 1934, ia dibawa ke Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, dan didiagnosis menderita colitis. Kennedy lulus dari Choate bulan Juni 1935. Kennedy menjadi manajer bisnis buku tahunan sekolahnya dan dijuluki sebagai "siswa yang sangat mungkin berhasil".[12] Pada September 1935, ia pertama kali ke luar negeri bersama orang tua dan adiknya, Kathleen ke London dengan tujuan belajar pada Harold Laski di London School of Economics (LSE) seperti kakaknya, Joe. Kesehatannya yang memburuk memaksa Kennedy pulang ke Amerika bulan Oktober 1935. Ia terlambat daftar dan menghabiskan enam minggu di Universitas Princeton. Ia kemudian menjalani rawat inap di Peter Bent Brigham Hospital, Boston. Ia beristirahat di rumah musim dingin Kennedy di PalmBeach, kemudian menghabiskan musim semi 1936 (bersama kakaknya, Joe) dengan bekerja sebagai pembantu peternak di peternakan "Jay Six" seluas 40.000 ekar (160 km2) di luar Benson, Arizona.[13] Kabarnya peternak Jack Speiden memaksa keduanya bekerja "sangat keras". Pada bulan September 1936, Kennedy mengawali kuliahnya di Harvard College. Di sana ia memproduseri "Freshman Smoker" edisi tahun itu yang dipuji sebagai contoh "hiburan lengkap yang melibatkan para tokoh industri radio, perfilman, dan olahraga".[14] Ia pernah menjadi bagian tim sepak bola, golf, dan renang, dan berhasil masuk tim renang universitas.[15] Bulan Juli 1937, Kennedy berlayar ke Prancis—sambil membawa mobil konvertibelnya—dan menghabiskan sepuluh minggu keliling Eropa bersama Billings.[16] Bulan Juni 1938, Kennedy berlayar ke luar negeri bersama ayah dan kakaknya, Joe, untuk bekerja bersama ayahnya yang saat itu merupakan Duta Besar Amerika Serikat era Franklin D. Roosevelt untuk Court of St. James's di kedutaan AS di London.[17] Tahun 1939, Kennedy keliling Eropa, Uni Soviet, Balkan, dan Timur Tengah untuk mempersiapkan tesis kehormatan seniornya di Harvard. Ia kemudian pergi ke Cekoslowakia dan Jerman sebelum pulang ke London tanggal 1 September 1939, hari ketika Jerman menyerbu Polandia. Tanggal 3 September 1939, keluarganya berada di Dewan Rakyat untuk mendengarkan pidato dukungan deklarasi perang Britania Raya terhadap Jerman. Kennedy dikirim sebagai perwakilan ayahnya untuk menyusun rencana bantuan untuk korban selamat SS Athenia dari Amerika Serikat, lalu pulang ke AS dari Foynes, Irlandia, ke Port Washington, New York. Saat itu ia pertama kali merasakan penerbangan lintas Atlantik. Sebagai mahasiswa senior di Harvard, Kennedy mulai serius dan mengembangkan ketertarikannya dalam fisafat politik. Pada masa juniornya, ia berhasil masuk Dean's List.[18] Tahun 1940, Kennedy menyelesaikan tesisnya, "Appeasement in Munich", yang membahas partisipasi Britania Raya dalam Perjanjian Munich. Tesisnya dijadikan buku berjudul Why England Slept dan laris terjual.[19] Ia lulus dari Harvard College dengan gelar Bachelor of Science cum laude dalam bidang urusan internasional tahun 1940. Kennedy mendaftar dan melakukan audit kuliah di Stanford Graduate School of Business pada musim gugur tahun itu.[20] Pada awal 1941, ia membantu ayahnya menulis memoar tiga tahun pengalamannya sebagai duta besar Amerika Serikat, kemudian melakukan perjalanan keliling Amerika Selatan.[21] Dinas militer (1941–45)Pada September 1941, setelah terkena diskualifikasi medis dari Angkatan Darat akibat penyakit punggung bawah kronisnya, Kennedy bergabung dengan Angkatan Laut AS atas bantuan direktur Office of Naval Intelligence, mantan atase AL untuk Joseph Kennedy.[22] Kennedy adalah ensign yang bekerja di kantor Menteri Angkatan Laut ketika serangan ke Pearl Harbor terjadi. Ia masuk Naval Reserve Officer Training Corps dan secara sukarela mendaftar ke Motor Torpedo Boat Squadron Training Center di Melville, Rhode Island. Setelah itu, ia ditugaskan ke Panama dan teater Pasifik. Di Pasifik, Kennedy mendapat pangkat letnan dan menjadi komandan kapal patroli torpedo (PT).[23] Pada tanggal 2 Agustus 1943, kapal Kennedy, PT-109, bersama PT-162 dan PT-169, sedang melakukan patroli malam dekat New Georgia di Kepulauan Solomon,[24] lalu PT-109 ditabrak oleh kapal penghancur Jepang Amagiri.[25] Kennedy mengumpulkan para anggota awaknya yang selamat di perairan sekitar bangkai kapal untuk memilih "berjuang atau menyerah". Kennedy menyatakan, "Situasi semacam ini tidak ada di buku. Banyak dari kalian yang punya keluarga dan beberapa di antara kalian punya anak. Apa yang mau kalian lakukan? Saya tidak perlu kehilangan apa-apa." Menolak menyerah, mereka semua akhirnya berenang ke sebuah pulau kecil.[26] Meski punggungnya kembali cedera dalam tabrakan itu, Kennedy menarik seorang awak yang mengalami luka bakar parah menggunakan tali pelampung yang tertambat di giginya.[27] Ia menarik orang tersebut ke pulau kecil, kemudian ke pulau kedua tempat mereka semua diselamatkan.[28] Atas tindakannya, Kennedy mendapatkan Navy and Marine Corps Medal dengan alasan sebagai berikut:
Bulan Oktober 1943, Kennedy memimpin kapal PT yang dijadikan kapal senjata, PT-59. Kapal ini ambil bagian dalam penyelamatan Marinir di Pulau Choiseul pada November 1943.[29] Kennedy kemudian meninggalkan PT-59 dan pulang ke Amerika Serikat pada awal Januari 1944. Setelah cedera punggungnya dirawat, ia dibebaskan dari tugas aktif pada akhir 1944.[30] Kennedy dibebastugaskan secara resmi pada awal 1945, tepat sebelum penyerahan diri Jepang. Penghargaan lain yang diterima Kennedy sepanjang Perang Dunia II adalah Purple Heart, American Defense Service Medal, American Campaign Medal, Asiatic-Pacific Campaign Medal dengan tiga bintang jasa perunggu, dan Medali Kemenangan Perang Dunia II.[1] Saat ditanyai sebab ia menjadi pahlawan perang, Kennedy berkelakar: "Mudah saja. Mereka membelah kapal PT-ku menjadi dua."[31] Bulan April 1945, ayah Kennedy, sahabat William Randolph Hearst, menempatkan Kennedy sebagai koresponden khusus untuk Hearst Newspapers. Tugas tersebut menjaga nama Kennedy di mata publik dan "memperkenalkannya ke dunia jurnalisme sebagai karier yang menjanjikan."[32] Ia menjadi koresponden pada Mei tahun itu dan meliput Konferensi Potsdam dan peristiwa lainnya.[33] Karier KongresDewan Perwakilan Rakyat (1946–52)Ketika Kennedy masih dinas, kakaknya, Joe Jr., gugur saat bertugas tanggal 12 Agustus 1944 dalam Operasi Aphrodite. Karena Joe Jr. merupakan patokan politik keluarga, tugas tersebut akhirnya dibebankan pada Jack.[34] Pada tahun 1946, Anggota DPR AS James Michael Curley berhenti dari jabatannya sebagai anggota Demokrat di distrik Kongres ke-11 Massachusetts—atas saran Joe—untuk menjadi wali kota Boston. Kennedy mencalonkan diri dan berhasil mengalahkan lawan Republiknya dengan margin besar.[35] Ia menjabat sebagai anggota kongres selama enam tahun. Senat (1952–60)Pada pemilu 1952, ia mengalahkan petahana Republik Henry Cabot Lodge, Jr. untuk memperebutkan kursi Senat AS Tahun berikutnya ia menikah dengan Jacqueline.[36] Kennedy menjalani serangkaian operasi tulang belakang selama dua tahun berikutnya. Sering absen dari Senat, ia sering sakit kritis dan diwejangi ritus-ritus terakhir Katolik. Sambil beristirahat tahun 1956, ia menulis Profiles in Courage, buku tentang para Senator AS yang mempertaruhkan kariernya untuk kepercayaan pribadinya. Buku tersebut dianugerahi Hadiah Pulitzer untuk kategori Biografi pada tahun 1957.[37] Rumor bahwa karyanya juga ditulis oleh penasihat dekat dan penulis pidato, Ted Sorensen, dibenarkan dalam autobiografi Sorensen tahun 2008.[38] Pada Konvensi Nasional Demokrat 1956, Kennedy dicalonkan sebagai Wakil Presiden bersama calon presiden Adlai Stevenson, tetapi jumlah suaranya berada di peringkat dua di bawah Senator Estes Kefauver dari Tennessee. Sejak itu Kennedy mulai dikenal secara nasional. Ayahnya menganggap wajar saja putranya kalah, karena sentimen politik terhadap kepercayaan Katoliknya dan kuatnya pengaruh Eisenhower. Salah satu hal yang menarik perhatian Kennedy di Senat adalah RUU Civil Rights Act of 1957 yang diajukan Presiden Eisenhower.[39] Kennedy memberi suara prosedural yang dianggap sejumlah pihak sebagai bentuk pemuasan bagi kaum Demokrat Selatan yang menolak RUU ini.[39] Kennedy menyetujui Bab III rancangan undang-undang itu yang isinya memberi kuasa penggabungan kepada Jaksa Agung, namun Ketua Mayoritas Lyndon Johnson sepakat membiarkan poin tersebut dibatalkan sebagai bentuk tindakan penyesuaian.[40] Kennedy juga menyetujui Bab IV yang berjudul "Jury Trial Amendment". Banyak pendukung hak sipil mengkritik suara setuju tersebut karena dapat memperlemah undang-undangnya.[41] RUU penyesuaian finalnya yang didukung Kennedy disahkan pada bulan September 1957.[42] Tahun 1958, Kennedy terpilih lagi sebagai anggota Senat, mengalahkan lawan Republiknya, Boston lawyer Vincent J. Celeste, dengan margin besar. Saat kampanye pencalonan dirinya, sekretaris pers Robert E Thompson membuat film berjudul The U.S. Senator John F. Kennedy Story yang menceritakan kisah hidup sang Senator dan menunjukkan kehidupan keluarganya beserta aktivitas kantornya. Ini adalah film terlengkap tentang Kennedy waktu itu.[43] Senator Joseph McCarthy adalah sahabat keluarga Kennedy; Joseph Kennedy, Sr. merupakan pendukung utama McCarthy, Robert F. Kennedy bekerja untuk subkomite McCarthy, dan McCarthy mengencani Patricia Kennedy. Pada tahun 1954, ketika Senat sepakat melontarkan kecaman resmi kepada McCarthy, Kennedy menyusun pidato yang mendukung kecaman resmi tersebut. Pidato tersebut tidak tersampaikan karena ia tengah berada di rumah sakit. Walaupun absen, ia dapat berpartisipasi secara prosedural dengan "menyamakan" suaranya melawan senator lain, namun ia tidak melakukannya. Ia tidak pernah memberitahu cara ia memberi suara, tetapi keputusannya tersebut melemahkan dukungan untuk Kennedy dari kalangan liberalis, termasuk Eleanor Roosevelt, pada pemilu 1956 dan 1960.[44] Pemilihan umum presiden 1960Pada tanggal 2 Januari 1960, Kennedy memulai kampanye presidennya dalam pemilihan pendahuluan Demokrat. Ia menghadapi Senator Hubert Humphrey dari Minnesota dan Senator Wayne Morse Dari Oregon. Kennedy mengalahkan Humphrey di Wisconsin dan West Virginia, Morse di Maryland dan Oregon, serta lawan kunci (biasanya calon tertulis) di New Hampshire, Indiana, dan Nebraska. Kennedy mengunjungi tambang batu bara di West Virginia. Kebanyakan penambang dan penduduk di negara bagian yang didominasi Protestan konservatisme agak khawatir dengan keyakinan Katolik Roma yang dianut Kennedy. Kemenangannya di West Virginia adalah bukti bahwa dirinya diterima masyarakat. Di Konvensi Demokrat, ia menyampaikan pidato "New Frontier"-nya yang terkenal: "Karena tak semua masalah terselesaikan dan tak semua pertempuran dimenangkan—dan hari ini kita berdiri di ambang Batas Baru ... Namun Batas Baru yang saya sebutkan bukanlah setumpuk janji—melainkan setumpuk tantangan. Ini bukan tawaran saya untuk rakyat Amerika, tetapi tuntutan saya dari mereka."[45] Setelah menyingkirkan Humphrey dan Morse, lawan utama Kennedy di konvensi Los Angeles adalah Senator Lyndon B. Johnson dari Texas. Kennedy memenangkan tantangan resmi ini dan beberapa tantangan tak resmi dari Adlai Stevenson, calon Demokrat tahun 1952 dan 1956, Stuart Symington, dan sejumlah putra favorit partai. Pada 13 Juli, konvensi Demokrat mengangkat Kennedy sebagai calon presiden. Kennedy memilih Johnson sebagai calon Wakil Presiden, walaupun ditentang banyak delegasi liberal dan staf pribadi Kennedy, termasuk adiknya, Bobby.[46] Kennedy memerlukan kekuatan Johnson di kawasan Selatan untuk memenangkan pemilu terdekat sejak 1916. Masalah utama yang diangkat meliputi cara menghidupkan ekonomi, keyakinan Katolik Roma Kennedy, Kuba, dan perbandingan perkembangan program antariksa dan rudal Soviet dan Amerika Serikat. Untuk meredam kekhawatiran bahwa keyakinan Katoliknya akan memengaruhi pembuatan keputusannya, pada tanggal 12 September 1960 ia mengatakan di hadapan Greater Houston Ministerial Association bahwa, "Saya bukan calon Presiden Katolik. Saya adalah calon Presiden dari Partai Demokrat yang kebetulan juga seorang Katolik. Saya tidak mencampurkan agama dengan urusan publik – dan agama tidak memengaruhi saya."[47] Kennedy secara retoris mempertanyakan apakah seperempat warga Amerika Serikat menjadi warga kelas dua hanya karena mereka Katolik, dan pernah menyatakan bahwa, "Tak ada yang menanyakan agamaku [saat berdinas di Angkatan Laut] di Pasifik Selatan."[48] Pada bulan September dan Oktober, Kennedy tampil bersama capres Richard Nixon dari Partai Republik, yang saat itu Wakil Presiden petahana, dalam siaran debat presiden AS pertama dalam sejarah AS Nixon, dengan kaki cedera dan janggut tipisnya, berkeringat dan terlihat tegang dan tidak nyaman, sementara Kennedy yang menolak dirias tampak rileks sehingga banyak penonton televisi yang menjagokan Kennedy sebagai pemenang. Pendengar radio mengira Nixon menang atau debat tersebut berujung seri.[49] Sejak itu debat dianggap sebagai patokan penting dalam sejarah politik Amerika Serikat dan televisi mulai memainkan peran penting dalam perpolitikan.[37] Kampanye Kennedy membuahkan hasil setelah debat pertama dan unggul atas Nixon di sejumlah pemungutan suara. Tanggal 8 November, Kennedy mengalahkan Nixon dalam salah satu pemilu presiden terdekat abad ke-20. Di tingkat nasional, Kennedy mengalahkan Nixon dengan perbedaan dua per sepuluh satu persen (49,7% banding 49,5%), sedangkan di tingkat Electoral College ia memenangkan 303 suara dan Nixon 219 suara (269 suara diperlukan untuk menang).[50] 14 pemilih dari Mississippi dan Alabama menolak mendukung Kennedy karena ia mendukung gerakan hak sipil. Mereka bersama pemilih dari Oklahoma memilih Senator Harry F. Byrd dari Virginia.[50] Kennedy adalah orang termuda yang terpilih sebagai presiden, menggantikan Eisenhower, presiden tertua saat itu. Ronald Reagan mengalahkan Eisenhower sebagai presiden tertua pada tahun 1981.[51] KepresidenanWikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
John F. Kennedy disumpah sebagai Presiden ke-35 pada siang 20 Januari 1961. Dalam pidato pelantikannya, ia meminta agar semua penduduk Amerika Serikat aktif dengan menyatakan, "Jangan tanya apa yang bisa negara berikan untuk kalian; tanyalah apa yang bisa kalian berikan untuk negara." Ia meminta negara-negara di dunia ikut memerangi "musuh bersama umat manusia: tirani, kemiskinan, penyakit, dan perang itu sendiri".[52] Ia menambahkan: "Semuanya tidak akan selesai dalam kurun seratus hari pertama, tidak pula dalam seribu hari pertama, tidak juga dalam masa pemerintahan ini, bahkan tidak dalam kurun hayat kita di planet ini. Tetapi marilah kita merintisnya." Sebagai penutup, ia mengutarakan keinginannya untuk menciptakan internasionalisme yang lebih besar: "Akhirnya, entah kalian warga Amerika atau warga dunia, berikan kami standar kekuatan dan pengorbanan yang sama tingginya seperti yang kami mintakan kepada kalian."[52] Pidato ini mencerminkan keyakinan diri Kennedy bahwa pemerintahannya akan mencetak sejarah baik dalam kebijakan dalam maupun luar negeri. Perbedaan antar visi optimistis dan tekanan mengelola realita politik sehari-hari di dalam dan luar negeri kelak menjadi salah satu ketegangan utama yang terus mengiringi tahun-tahun masa pemerintahannya.[54] Kennedy menyusun organisasi Gedung Putih yang jauh berbeda ketimbang struktur pembuatan keputusan mantan jenderal Eisenhower, dan ia tidak segan membuang metode Eisenhower.[55] Kennedy memilih struktur organisasi roda, sehingga semua juru bicara mengerucut pada presiden. Ia siap dan mau menambah jumlah keputusan cepatnya jika diperlukan. Ia menunjuk orang-orang berpengalaman dan tidak berpengalaman sebagai anggota kabinetnya. "Kita bisa mempelajari tugas kita bersama-sama," katanya.[56] Ada beberapa peristiwa ketika presiden terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Ia pernah mengumumkan dalam rapat kabinet tanpa pemberitahuan terlebih dahulu bahwa Edward Lansdale akan menjadi Duta Besar untuk Vietnam Selatan, keputusan yang nantinya dicabut Kennedy setelah ditanggapi Menteri Luar Negeri Rusk.[57] Ada pula insiden Harris Wofford yang dipanggil ke Gedung Putih untuk mengambil sumpah tanpa mengetahui jabatan yang akan diembannya.[58] Karena ditekan oleh para penasihat ekonominya yang meminta agar pajak dikurangi, Kennedy langsung menyetujui anggaran berimbang. Keputusan ini diperlukan dengan imbalan suara untuk memperbesar keanggotaan Komite Peraturan DPR agar Partai Demokrat memperoleh suara mayoritas dalam menetapkan agenda legislatif.[59] Presiden berfokus pada masalah mendatang dan spesifik yang dihadapi pemerintahannya. Ia langsung menyatakan ketidaksabarannya with pondering of deeper meanings. Wakil penasihat keamanan nasional Walt Whitman Rostow pernah melontarkan kritik keras tentang pertumbuhan komunisme, lalu dipotong Kennedy dengan bertanya, "Apa yang Anda inginkan dari saya hari ini?"[60] Pada Mei 1961, pers menerbitkan artikel bahwa Menteri Dalam Negeri Stewart Udall meminta seorang eksekutif minyak menggelapkan sumbangan $100 dari acara penggalangan dana yang dihadiri petinggi perusahaan minyak dan gas. Udall menuntut agar namanya yang dipakai di berkas penggelapan dana tersebut dihapus.[61] Satu minggu sebelumnya, Kennedy mengusulkan agar Kongres memperketat hukum konflik kepentingan.[61] Dalam sebuah konferensi pers, Kenedy menyalahkan hukum pendanaan kampanye, bukan Udall.[61] Kennedy mengaku telah berbicara dengan Udall dan puas mendengar penjelasannya.[61] Kennedy menyatakan bahwa siapapun yang menyumbang dana kampanye tidak boleh mengharap imbalan.[62] Udall membantah melakukan kesalahan dan menegaskan bahwa eksekutif minyak tadi menyalahartikan niatnya.[61] Kebijakan luar negeriKebijakan luar negeri Presiden Kennedy didominasi oleh konfrontasi Amerika Serikat dengan Uni Soviet yang didasari persaingan proksi pada tahap awal Perang Dingin. Pada tahun 1961, Kennedy sangat ingin bertemu dengan Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev. Presiden pun salah langkah dengan bereaksi agresif terhadap pidato rutin Khrushchev tentang konfrontasi Perang Dingin pada awal 1961. Pidato tersebut ditujukan pada pendengar dalam negeri Uni Soviet, tetapi Kennedy mengartikannya sebagai tantangan pribadi. Kesalahannya justru menambah ketegangan saat Pertemuan Wina Juni 1961.[63] Dalam perjalanan ke konferensi tingkat tinggi itu, Kennedy berhenti di Paris untuk bertemu Charles de Gaulle. De Gaulle menyarankan Kennedy agar mengabaikan gaya abrasifnya Khrushchev. Presiden Prancis yang ini sangat nasionalis dan mencurigai pengaruh Amerika Serikat di Eropa. Meski begitu, de Gaulle lumayan terkesima oleh presiden muda tersebut dan keluarganya. Kennedy mengangkat kesan de Gaulle dalam pidatonya di Paris dengan mengatakan bahwa ia akan dikenang sebagai "pria yang menemani Jackie Kennedy ke Paris."[64] Pada tanggal 4 Juni 1961, presiden bertemu Khrushchev di Wina dan meninggalkan rapat dalam keadaan marah dan kecewa karena ia membiarkan Khrushchev mempermainkannya, sekalipun sudah diperingatkan. Khrushchev secara pribadi terpesona dengan kecerdasan sang presiden, namun menganggapnya lemah. Kennedy memang berhasil menyampaikan intisari masalah yang paling sensitif bagi keduanya, yaitu rencana perjanjian antara Moskwa dan Berlin Timur. Ia menjelaskan bahwa perjanjian apapun yang melanggar hak akses AS ke Berlin Barat akan dianggap sebagai tindakan perang.[65] Sesaat setelah presiden pulang. Uni Soviet mengumumkan keinginannya untuk menandatangani perjanjian dengan Berlin Timur yang otomatis melanggar hak pendudukan pihak ketiga apapun di semua sektor kota. Depresi dan marah, Kennedy pun memperkirakan satu-satunya pilihan baginya adalah mempersiapkan Amerika Serikat untuk perang nuklir. Ia secara pribadi menganggap kemungkinan perang nuklir pecah adalah satu banding lima.[66] Beberapa minggu setelah pertemuan Wina, lebih dari 20.000 orang mengungsi dari Berlin Timur ke sektor barat sebagai reaksi terhadap pernyataan Uni Soviet. Kennedy memulai serangkaian rapat intensif tentang masalah Berlin. Dean Acheson merekomendasikan pengerahan militer bersama para sekutu NATO.[67] Dalam pidato Juli 1961, Kennedy mengumumkan keinginannya untuk menambahkan $3,25 miliar ke anggaran pertahanan dan 200.000 tentara tambahan. Ia juga menyatakan bahwa serangan ke Berlin Barat akan dianggap sebagia serangan terhadap Amerika Serikat. Pidato tersebut mendapat persetujuan rakyat sebesar 85%.[68] Bulan berikutnya, Uni Soviet dan Berlin Timur mulai memblokir semua jalan dari Berlin Timur ke Berlin Barat dan membangun pagar kawat berduri di seluruh kota, lalu diperkuat menjadi Tembok Berlin. Tanggapan awal Kennedy adalah mengabaikannya selama akses bebas dari Berlin Barat ke Timur diperbolehkan. Rencana tersebut berubah setelah diketahui bahwa warga Berlin Barat tidak mempercayakan lagi pertahanan mereka kepada Amerika Serikat. Kennedy mengutus Wakil Presiden Johnson dan sejumlah personel militer untuk berkonvoi melintasi Jerman Barat, termasuk melalui pos pemeriksaan Soviet, untuk menunjukkan bahwa komitmen AS di Berlin Barat terus berlanjut.[69] Kennedy menyampaikan pidato di Saint Anselm College pada tanggal 5 Mei 1960 tentang sikap Amerika Serikat dalam Perang Dingin. Pidato tersebut merincikan bagaimana kebijakan luar negeri AS seharusnya diterapkan pada negara-negara Afrika. Ia memberi tanda dukungan untuk nasionalisme modern Afrika dengan mengatakan, "Kami juga dulu mendirikan bangsa baru dengan memberontak melawan pemerintah kolonial."[70] Kuba dan Invasi Teluk BabiPemerintahan Eisenhower sebelumnya menciptakan rencana untuk menggulingkan rezim Fidel Castro di Kuba. Rencana yang dipimpin Central Intelligence Agency (CIA) dengan bantuan militer AS ini merupakan penyerbuan ke Kuba oleh pasukan kontra-revolusioner yang terdiri dari warga Kuba anti-Castro yang mengasingkan diri dan dilatih AS.[71][72] Pasukan ini dipimpin para pejabat paramiliter CIA. Tujuannya adalah menyerbu Kuba dan mencetuskan pemberontakan di kalangan rakyat Kuba dengan harapan akan menjatuhkan Castro dari kekuasaannya.[73] Pada tanggal 17 April 1961, Kennedy memerintahkan serangan yang kelak diberi nama "Invasi Teluk Babi": "Brigade 2506" yang terdiri dari 1.500 warga Kuba didikan AS mendarat di pulau Kuba. Tidak ada bantuan udara dari Amerika Serikat. Allen Dulles, direktur CIA, kemudian menyatakan bahwa mereka mengira presiden akan mengizinkan aksi apapun yang diperlukan demi kesuksesan misi setelah pasukan mendarat.[74] Tanggal 19 April 1961, pemerintah Kuba telah menangkap atau menewaskan para penyerbu yang terasingkan ini, dan Kennedy terpaksa menegosiasikan pembebasan 1.189 tentara yang selamat. Setelah 20 bulan, Kuba membebaskan mereka dengan imbalan makanan dan obat-obatan senilai $53 juta.[75] Insiden ini membuat Castro khawatir dengan AS dan membuatnya yakin bahwa suatu saat invasi semacam itu akan terjadi lagi.[76] Menurut penulis biografi Richard Reeves, Kennedy lebih berfokus pada dampak politik rencana ini daripada pertimbangan militernya. Jika misi gagal, ia yakin rencana ini dibuat untuk mencemarkan nama baiknya.[77] Meski begitu, ia mau bertanggung jawab dengan mengatakan, "... Kaki kami ditendang keras dan kami pantas mendapatkannya. Namun kami mungkin mendapat pelajaran dari kegagalan tersebut."[78] Pada akhir 1961, Gedung Putih membentuk "Special Group (Augmented)". Grup ini dipimpin oleh Robert Kennedy dan melibatkan Edward Lansdale, Menteri Pertahanan Robert McNamara, dan lain-lain. Tujuan grup ini adalah menggulingkan Castro melalui spionase, sabotase, dan taktik rahasia lainnya, tetapi tidak pernah dilaksanakan.[79] Krisis Rudal KubaTanggal 14 Oktober 1962, pesawat mata-mata U-2 milik CIA mengambil foto situs-situs rudal balistik jarak menengah yang dibangun di Kuba oleh Soviet. Foto-foto tersebut diperlihatkan ke Kennedy tanggal 16 Oktober. Konsensus pun tercapai bahwa rudal tersebut bersifat ofensif dan memiliki ancaman nuklir.[80] Kennedy menghadapi dilema: jika AS menyerang tempat tersebut, akibatnya adalah perang nuklir dengan Uni Soviet, tetapi jika AS tidak berbuat apa-apa, akibatnya adalah bertambahnya ancaman senjata nuklir jarak dekat. AS juga akan terlihat kurang berkomitmen terhadap pertahanan di belahan barat. Secara pribadi, Kennedy merasa perlu mencarikan solusinya dengan Khruschev, khususnya setelah pertemuan Wina.[81] Lebih dari sepertiga anggota National Security Council (NSC) mengusulkan serangan udara mendadak terhadap situs rudal tersebut, tetapi sebagian anggota merasa hal ini akan membangun citra "kebalikan Pearl Harbor".[82] Ada pula reaksi dari komunitas internasional (yang ditanyai secara rahasia) bahwa rencana serangan tersebut berlebihan karena AS sudah menempatkan rudalnya di Turki pada masa pemerintahan Eisenhower. Tidak ada jaminan bahwa serangan ini efektif 100%.[83] Menyetujui suara mayoritas NSC, Kennedy memutuskan melancarkan karantina laut. Pada 22 Oktober, ia mengirim pesan ke Khrushchev dan mengumumkan keputusan tersebut di TV.[84] Angkatan Laut AS akan menghentikan dan memeriksa semua kapal Soviet yang tiba di lepas pantai Kuba terhitung 24 Oktober. Organization of American States mendukung penuh pelucutan rudal tersebut. Presiden bertukar dua set surat dengan Khrushchev tanpa dampak apapun.[85] Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa U Thant meminta agar kedua pihak mencabut keputusan mereka dan menahan diri. Khrushchev setuju, tetapi Kennedy tidak setuju.[86] Satu kapal berbendera Soviet dihentikan dan dinaiki. Pada 28 Oktober, Khrushchev sepakat mengosongkan situs rudal tersebut sesuai pemeriksaan PBB.[87] AS secara terbuka berjanji tidak akan menyerbu Kuba dan secara tertutup setuju mencabut rudalnya di Turki yang saat itu sudah kedaluwarsa dan digantikan dengan kapal-kapal selam bermuatan rudal UGM-27 Polaris.[88] Krisis ini adalah titik terdekat dunia dengan perang nuklir. Pada akhirnya, "sisi kemanusiaan" kedua pemimpin ini menang.[89] Krisis rudal Kuba memperbaiki citra tekad Amerika Serikat dan kredibilitas presidennya. Penilaian positif Kennedy langsung naik dari 66% menjadi 77%.[90] Amerika Latin dan komunismeDengan berpendapat bahwa "siapapun yang menjadikan revolusi damai mustahil akan menjadikan revolusi keras tidak mustahil,"[91] Kennedy berusaha mengurangi persepsi ancaman komunisme di Amerika Latin dengan mendirikan Alliance for Progress. Badan ini mengirim bantuan ke beberapa negara dan menuntut standar hak asasi manusia yang lebih tinggi di kawasan tersebut.[92] Ia bekerja sama dengan Gubernur Puerto Riko Luis Muñoz Marín dalam pengembangan Alliance of Progress, lalu mulai merencanakan otonomi Persemakmuran Puerto Riko. Ketika presiden menjabat, pemerintahan Eisenhower melalui CIA sudah menyusun rencana pembunuhan Castro di Kuba dan Rafael Trujillo di Republik Dominika. Kennedy secara pribadi menginstruksikan CIA bahwa rencana semacam itu harus mencakup bantahan plausibel oleh AS Rencana tersebut mempertaruhkan citranya di masyarakat.[93] Pada Juni 1961, pemimpin Republik Dominika tersebut dibunuh. Beberapa hari setelah peristiwa itu, Wakil Menteri Luar Negeri Chester Bowles membuat penduduk AS menanggapi pembunuhan ini dengan hati-hati. Robert Kennedy, yang melihat adanya kesempatan bagi AS, menyebut Bowles "berandalan pengecut" langsung di hadapannya.[94] Akan tetapi, sejumlah sejarawan mengkritik Kennedy karena memegang standar ganda seputar hak asasi manusia dan kebebasan politik. Misalnya, Noam Chomsky menemukan bukti bahwa kudeta di Guatemala tahun 1963 yang menggagalkan pemilihan umum dibantu habis-habisan oleh pemerintahan Kennedy. Chomsky berpendapat Kennedy mendukung kudeta ini karena proposal kebijakan utama yang diusung Jacobo Arbenz, pemain terdepan dalam pemilu, adalah undang-undang reformasi tanah yang sangat populis dan tidak bersahabat dengan kepentingan United Fruit Company milik Amerika Serikat.[95] Pakar-pakar lain berpendapat bahwa Kennedy dan penggantinya, Lyndon B. Johnson, mendukung rezim militer yang melakukan kampanye kontra-pemberontak brutal pada 1960-an dan menewaskan puluhan ribu warga sipil.[96] Korps PerdamaianSalah satu keputusan pertama Kennedy sebagai presiden adalah meminta Kongres membentuk Korps Perdamaian. Saudara tirinya, Sargent Shriver, menjadi direktur pertamanya.[97] Melalui program ini, warga Amerika Serikat secara sukarela membantu negara-negara mundur di bidang pendidikan, pertanian, kesehatan, dan pembangunan. Organisasi ini berkembang menjadi 5.000 anggota pada Maret 1963 dan 10.000 pada tahun berikutnya.[98] Sejak 1961, lebih dari 200.000 warga AS telah bergabung dengan Korps Perdamaian dan bekerja di 139 negara.[99][100] Asia TenggaraSaat menyampaikan taklimat ke Kennedy, Eisenhower menegaskan bahwa ancaman komunis di Asia Tenggara perlu diutamakan. Eisenhower menganggap Laos sebagai "tutup botol" ancaman regional. Pada Maret 1961, Kennedy mengusulkan perubahan kebijakan dari mendukung Laos "bebas" menjadi Laos "netral", secara pribadi menandakan bahwa Vietnam, bukan Laos, harus dianggap sebagai tali jerat Amerika Serikat untuk menghambat penyebaran komunisme di kawasan itu.[101] Bulan Mei 1961, ia mengirim Lyndon Johnson untuk bertemu Presiden Vietnam Selatan Ngo Dinh Diem. Johnson menjamin Diem bahwa negaranya akan menerima banyak bantuan untuk memperkuat pasukan melawan komunis.[102] Kennedy mengumumkan perubahan kebijakan dari dukungan menjadi kerja sama dengan Diem untuk mengalahkan komunisme di Vietnam Selatan.[103] Kennedy awalnya mengikuti jejak Eisenhower, yaitu dengan menggunakan aksi militer terbatas untuk memerangi pasukan komunis yang dipimpin Ho Chi Minh.[104] Ia melanjutkan kebijakan penyediaan bantuan politik, ekonomi, dan militer untuk pemerintah Vietnam Selatan.[104] Pada akhir 1961, Viet Cong mulai memperkuat keberadaannya, diawali dengan merebut ibu kota provinsi Phuoc Vinh.[105] Kennedy menambah jumlah helikopter, penasihat militer, dan Pasukan Khusus AS tak resmi di daerah itu, tetapi ia enggan memerintahkan pengerahan tentara besar-besaran.[106][107] Pada akhir 1961, Presiden Kennedy mengirim Roger Hilsman, direktur Biro Intelijen dan Riset Departemen Luar Negeri, untuk menilai keadaan di Vietnam. Di sana Hilsman bertemu Sir Robert Thompson, kepala Misi Penasihat Britania Raya untuk Vietnam Selatan, dan konsep Strategic Hamlet Program pun dibentuk. Program ini disetujui Kennedy dan Presiden Vietnam Selatan Ngo Dinh Diem. Program ini diberlakukan pada awal 1962 dan melibatkan relokasi paksa, pengurungan desa, dan pemecahan pedesaan Vietnam Selatan menjadi desa-desa baru yang para petaninya diisolasi dari pengaruh pemberontak Komunis. Diharapkan desa-desa baru ini melindungi petani dan memperkuat hubungan warga dan pemerintah pusat. Akan tetapi, pada November 1963 program ini melemah dan dihentikan secara resmi tahun 1964.[6] Awal 1962, Kennedy secara resmi mengizinkan peningkatan keterlibatan melalui pengesahan "National Security Action Memorandum – Subversive Insurgency (War of Liberation)".[108] Menteri Luar Negeri Dean Rusk sangat mendukung keterlibatan AS.[109] "Operation Ranch Hand", upaya defoliasi udara berskala besar, dimulai di semua pinggiran jalan Vietnam Selatan.[110][b] Bulan April 1963, Kennedy menilai situasi di Vietnam: "Kami tidak berniat menetap di Vietnam. Masyarakatnya membenci kami. Mereka akan mencampakkan orang-orang kami kapan saja. Tetapi saya tidak mau menyerahkan daerah tersebut ke pihak komunis dan memaksa rakyat Amerika Serikat memilih saya kembali".[111] Kennedy menghadapi krisis di Vietnam pada bulan Juli. Meski bantuan AS ditambah, militer Vietnam Selatan hanya efektif secara marginal dalam perlawanan terhadap pasukan pro-komunis Viet Cong. Tanggal 21 Agustus, tepat setelah Duta Besar AS yang baru Henry Cabot Lodge, Jr. tiba, Diem dan adiknya Ngo Dinh Nhu memerintahkan pasukan Vietnam Selatan yang didanai dan dilatih CIA meredam demonstrasi Buddha. Tindakan ini menambah kecurigaan rencana kudeta untuk menjatuhkan Diem dan (atau oleh) adiknya, Nhu.[112] Lodge diinstruksikan untuk meminta Diem dan Nhu mundur dan meninggalkan negara itu. Diem tidak mau mengikuti saran Lodge.[113] Cable 243 (DEPTEL 243), tertanggal 24 Agustus, keluar yang isinya menyatakan bahwa Washington tidak bisa membiarkan lagi aksi-aksi Nhu, dan Lodge disuruh menekan Diem untuk memecat Nhu. Jika Diem menolak, Amerika Serikat akan mencari pemimpin alternatif.[114] Lodge mengatakan satu-satunya opsi yang mungkin adalah membiarkan jenderal Vietnam Selatan menggulingkan Diem dan Nhu seperti yang direncanakan sebelumnya.[115] Akhir pekan itu, Kennedy mengetahui dari Lodge bahwa pemerintahan Diem, karena Nhu dibantu Prancis, mungkin diam-diam bekerja sama dengan komunis—dan meminta warga Amerika Serikat meninggalkan negara itu. Surat perintah pun disebarkan ke Saigon dan Washington untuk "memusnahkan semua kawat kudeta".[116] Pada saat yang sama, sentimen anti perang Vietnam resmi yang pertama dilontarkan oleh pendeta AS dari Ministers' Vietnam Committee.[117] Rapat Gedung Putih bulan September dipenuhi berbagai macam hasil penilaian. Presiden mendapatkan laporan penilaian baru setelah pemeriksaan pribadi di lapangan oleh Departemen Pertahanan (Jenderal Victor Krulak) dan Departemen Luar Negeri (Joseph Mendenhall). Krulak mengatakan bahwa pertempuran militer melawan komunis sedang berlangsung dan dimenangkan, sementara Mendenhall menyatakan bahwa pengaruh AS semakin memudar di Vietnam Selatan. Kennedy menanggapi dengan bertanya, "Apakah kalian mengunjungi negara yang sama?" Presiden tidak tahu bahwa keduanya sedang bertentangan sampai-sampai mereka tidak saling berbicara dalam penerbangan pulang.[118] Bulan Oktober 1963, presiden menunjuk Menteri Pertahanan McNamara dan Jenderal Maxwell D. Taylor untuk melakukan misi ke Vietnam demi menyelaraskan informasi dan penyusunan kebijakan. Tugas misi McNamara Taylor adalah "menekankan pentingnya mencari dasar perbedaan laporan perwakilan AS di Vietnam".[119] Dalam pertemuan dengan McNamara, Taylor, dan Lodge, Diem lagi-lagi menolak setuju dengan peraturan yang diinginkan AS, sehingga McNamara kehilangan optimismenya terhadap Diem.[120] Taylor dan McNamara juga diberitahu Wakil Presiden Vietnam, Nguyen Ngoc Tho (calon pengganti Diem potensial jika terjadi kudeta), bahwa informasi Taylor seputar keberhasilan militer di pedesaan tidak benar.[121] Karena Kennedy bersikeras, laporan misinya menyertakan rekomendasi jadwal penarikan tentara: 1.000 orang pada akhir tahun dan penarikan penuh tahun 1965, sesuatu yang dianggap sebagai fantasi strategis oleh NSC.[122] Laporan akhirnya menyatakan bahwa militer sedang membuat kemajuan, bahwa pemerintahan Diem yang semakin tidak populer rentan terhadap kudeta, dan bahwa pembunuhan Diem atau Nhu mungkin saja terjadi.[123] Pada akhir Oktober, kawat intelijen kembali melaporkan bahwa kudeta terhadap pemerintahan Diem sudah dekat. Sumbernya, Jenderal Vietnam Duong Van Minh (dijuluki "Minh Besar"), ingin mengetahui posisi AS Kennedy menginstruksikan Lodge untuk menawarkan bantuan kudeta secara rahasia, tidak termasuk pembunuhan, dan menjamin adanya bantahan dari AS.[124] Pada bulan yang sama, seiring mendekatnya kudeta, Kennedy memerintahkan semua kawat dialihkan ke kantornya. Kebijakan "pengendalian dan pemutusan" diterapkan untuk menjamin kendali presiden terhadap semua respon AS dan memutuskannya dari jejak berkasnya.[125] Tanggal 1 November 1963, beberapa jenderal Vietnam Selatan yang dipimpin "Minh Besar" menggulingkan pemerintahan Diem, menangkap dan membunuh Diem dan Nhu. Kennedy dikejutkan oleh kematian dua orang tersebut. Ia kemudian mengetahui bahwa Minh telah meminta pejabat lapangan CIA memberikan akses aman keluar Vietnam bagi Diem dan Nhu, namun diberitahu bahwa pesawat baru bisa didatangkan dalam kurun 24 jam. Minh merespon bahwa ia tidak sanggup melindungi mereka selama itu.[126] Berita tentang kudeta ini awalnya meningkatkan kepercayaan—baik di Amerika dan Vietnam Selatan—bahwa perang bisa dimenangkan.[127] McGeorge Bundy merancang National Security Action Memo untuk dipaparkan ke Kennedy sepulangnya dari Dallas. Memo ini menekankan kembali solusi penumpasan komunisme di Vietnam melalui bantuan militer dan ekonomi dan perluasan operasi sampai Laos dan Kamboja. Sebelum berangkat ke Dallas, Kennedy memberitahu Michael Forrestal bahwa "setelah awal tahun ... [ia menginginkan] penelitian mendalam terhadap semua opsi yang memungkinkan, termasuk cara keluar dari sana ... untuk meninjau hal ini secara keseluruhan dari bawah ke atas". Saat ditanya tentang maksud presiden, Forrestal menjawab, "itu urusan pemuja iblis."[128] Sejarawan belum menyepakati apakah Vietnam akan memanas seandainya Kennedy selamat dan terpilih lagi tahun 1964.[129] Pernyataan yang dilontarkan Menteri Pertahanan McNamara di film "The Fog of War" bahwa Kennedy mempertimbangkan kuat untuk menarik tentara dari Vietnam setelah pemilu 1964 ikut meramaikan perdebatan ini.[130] Film tersebut juga berisi rekaman pernyataan Lyndon Johnson bahwa Kennedy berencana menarik pasukan, tindakan yang tidak disetujui Johnson.[131] Kennedy menandatangani National Security Action Memorandum (NSAM) 263 pada 11 Oktober yang memerintahkan penarikan 1.000 personel militer pada akhir tahun itu.[132][133] Aksi semacam ini memerlukan pembatalan kebijakan, namun Kennedy tidak bergerak secara terburu-buru setelah berpidato tentang perdamaian dunia di American University tanggal 10 Juni 1963.[134] Ketika Robert Kennedy ditanyai tahun 1964 tentang apa yang akan dilakukan kakaknya jika Vietnam Selatan berada di ambang kekalahan, ia menjawab, "Kami akan menghadapinya ketika kami mengalaminya."[135] Pada waktu kematian Kennedy, tidak ada keputusan kebijakan akhir yang dibuat mengenai Vietnam.[136] Keterlibatan AS di kawasan itu meningkat sampai Lyndon Johnson, penggantinya, secara langsung mengerahkan pasukan militer reguler AS untuk bertempur dalam Perang Vietnam.[137][138] Pasca pembunuhan Kennedy, Presiden Johnson mengesahkan NSAM 273 pada tanggal 26 November 1963. Dokumen ini membatalkan keputusan Kennedy untuk menarik 1.000 tentara dan menegaskan kembali kebijakan bantuan untuk Vietnam Selatan.[139][140] Pidato American UniversityWikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Pada tanggal 10 Juni 1963, Kennedy menyampaikan pidato kelulusan di American University, Washington, D.C., "untuk membahas topik yang terlalu sering diabaikan dan kebenarannya jarang dilihat—tetapi merupakan topik terpenting di muka bumi: perdamaian dunia ... Saya mengambil tema perdamaian karena perang memiliki wujud baru... pada masa ketika satu senjata nuklir memiliki kekuatan ledak sepuluh kali lipat lebih besar daripada semua kekuatan pasukan sekutu pada Perang Dunia Kedua ... masa ketika racun mematikan yang dihasilkan oleh reaksi nuklir akan disebarkan oleh angin dan udara dan tanah dan benih sampai ujung terjauh dunia dan generasi manusia yang belum lahir ... karena itu, saya mengambil tema perdamaian sebagai solusi rasional terakhir yang dimiliki manusia rasional ... perdamaian dunia, seperti perdamaian masyarakat, tidak mengharuskan setiap orang mencintai tetangganya—mereka hanya perlu hidup berdampingan dibarengi toleransi bersama ... semua masalah kita adalah buatan manusia—karena itu penyelesaiannya juga datang dari manusia. Dan manusia bisa sebesar apapun yang diinginkannya."[141] Presiden juga membuat dua pengumuman—bahwa Soviet ingin menegosiasikan perjanjian larangan uji nuklir dan AS menunda rencana uji atmosfer.[142] Pidato Berlin BaratWikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Pada tahun 1963, Jerman mengalami kerentanan dikarenakan agresi Soviet ke timur, nasionalisme Prancis de Gaulle ke barat, dan masa pensiun Kanselir Jerman Barat Adenauer.[143] Tanggal 26 Juni, Kennedy berpidato di Berlin Barat yang isinya menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat unuk Jerman dan mengkritik komunisme. Pidatonya mendapat tanggapan luar biasa dari para hadirin.[144] Kennedy menggunakan pembangunan Tembok Berlin sebagai contoh kegagalan komunisme: "Kebebasan punya banyak rintangan, dan demokrasi tidaklah sempurna. Tetapi kita tidak perlu membangun tembok untuk menjamin kesetiaan rakyat kita, mencegah mereka meninggalkan kita." Pidato tersebut dikenal karena kalimat "Ich bin ein Berliner" ("Saya adalah warga Berlin"). Satu juta orang mendengarkan langsung pidato Kennedy di jalanan saat itu.[144] Ia kemudian mengutip Ted Sorensen: "Kita takkan pernah mengalami hari seperti ini seumur hidup kita."[145] IsraelTahun 1960, Kennedy mengatakan: "Israel akan bertahan dan berjaya. Negara ini adalah wujud harapan dan rumah para pemberani. Negara ini tak dapat dipatahkan oleh kemunduran dan direndahkan oleh keberhasilan. Negara ini membawa perisai demokrasi dan menghormati pedang kebebasan".[146] Tidak lama setelah menjadi presiden, Kennedy mulai membina hubungan keamanan dengan Israel dan ia menjadi pendiri aliansi militer Amerika Serikat-Israel yang dilanjutkan oleh presiden-presiden berikutnya. Kennedy mengakhiri embargo senjata yang diberlakukan pemerintahan Eisenhower dan Truman. Menyebut perlindungan Israel sebagai komitmen moral dan nasional, ia menjadi orang pertama yang memperkenalkan konsep 'hubungan istimewa' (katanya kepada Golda Meir) antara AS dan Israel.[147] Kennedy memperluas jaminan keamanan tak resmi pertamanya kepada Israel pada tahun 1962. Sejak 1963, ia adalah presiden AS pertama yang mengizinkan penjualan senjata canggih AS ke Israel (MIM-23 Hawk) serta memberikan bantuan diplomatik untuk kebijakan Israel yang ditentang negara-negara Arab tetangganya, seperti proyek pengairan di Sungai Yordan.[148] Akibat pembentukan aliansi keamanan ini, Kennedy menciptakan ketegangan dengan pemerintah Israel seputar produksi bahan nuklir di Dimona yang diyakininya dapat memunculkan perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah. Setelah keberadaan pabrik nuklir dibantah oleh pemerintah Israel, David Ben-Gurion menyatakan dalam pidatonya di Knesset Israel tanggal 21 November 1960 bahwa tujuan pabrik nuklir di Beersheba adalah "penelitian terhadap flora dan fauna wilayah gersang dan gurun".[149] Ketika Gurion bertemu Kennedy di New York, ia mengklaim bahwa Dimona dikembangkan untuk menyediakan tenaga nuklir untuk desalinisasi dan keperluan damai "untuk sementara".[149] Setelah Kennedy menulis bahwa ia skeptis dan menyatakan dalam suratnya ke Ben-Gurion bulan Mei 1963 bahwa bantuan Amerika Serikat ke Israel bisa terganggu jika informasi tepercaya soal program nuklir Israel tidak ada, Ben-Gurion kembali menjamin bahwa Dimona dikembangkan untuk keperluan damai. Pemerintah Israel menolak tekanan Amerika Serikat untuk membuka fasilitas nuklirnya agar diperiksa International Atomic Energy Agency (IAEA). Pada tahun 1962, pemerintah AS dan Israel menyetujui inspeksi tahunan. Atase iptek di kedutaan AS di Tel Aviv mengatakan bahwa sebagian fasilitas Dimona ditutup sementara untuk menyesatkan para ilmuwan Amerika Serikat ketika mereka berkunjung ke sana.[150] Menurut Seymour Hersh, Israel membangun ruang kontrol palsu untuk ditunjukkan ke utusan Amerika Serikat. Pelobi Israel, Abe Feinberg, mengatakan bahwa, "Sudah tugas saya untuk merahasiakannya dari [inspeksi] yang dituntut Kennedy."[150] Hersh menegaskan bahwa inspeksi dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga "menjamin keseluruhan prosedur lebih dari sekadar menutup-nutupi kebenaran seperti yang harus dimengerti Presiden dan penasihat seniornya: tim inspeksi Amerika Serikat perlu menjadwalkan kunjungannya terlebih dahulu dan mau tidak mau harus diterima Israel.".[151] Marc Trachtenberg berpendapat: "Meski tahu banyak soal aktivitas Israel, Kennedy memilih menganggapnya sebagai bukti memuaskan bahwa Israel patuh dengan kebijakan non-proliferasi Amerika Serikat."[152] Pihak Amerika Serikat yang memimpin tim inspeksi mengatakan bahwa tujuan utama pemeriksaan ini adalah menemukan "cara-cara yang tidak berujung pada pengambilan tindakan terhadap program senjata nuklir Israel".[153] Pada Maret 1965, Rodger Davies, direktur Office of Near Eastern Affairs di Departemen Luar Negeri, melaporkan bahwa Israel sedang mengembangkan senjata nuklir. Ia mengatakan bahwa target Israel untuk mencapai kemampuan nuklirnya adalah tahun 1968–69.[154] Pada tanggal 1 Mei 1968, Wakil Menteri Luar Negeri Nicholas Katzenbach memberitahu Presiden Johnson bahwa Dimona memproduksi plutonium dalam jumlah yang cukup untuk memproduksi dua bom setiap tahunnya. Departemen Luar Negeri berpendapat jika Israel menginginkan senjata, negara itu harus menerima pengawasan internasional terhadap program nuklirnya.[150] Dimona tidak pernah ditempatkan di bawah pengawasan IAEA. Segala upaya yang memaksa Israel mematuhi Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dalma kontrak suplai senjata AS terus berlanjut sampai 1968.[155] IrakPada tahun 1963, pemerintahan Kennedy membantu kudeta terhadap pemerintah Irak yang dipimpin Abdul Karim Qasim. Lima tahun sebelumnya, Qasim menggulingkan kerajaan Irak yang bersekutu dengan Barat.[156] Tanggal 8 Februari 1963, Kennedy menerima memo yang berisi: "Kita akan membuat tanda bersahabat tak resmi setelah kita mengetahui siapa yang harus diajak bicara, dan langsung mengakui sesaat setelah kita yakin bahwa mereka akan terus mengiringi kita. CIA punya laporan lengkap tentang rencana ini, namun saya meragukan klaim kontribusi mereka atau Britania Raya."[157] CIA pernah berencana menjatuhkan Qasim, tetapi tidak terlaksana.[158] Pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Abdul Salam Arif dan didominasi Partai Ba'ath (bersama koalisi Nasseris dan nasionalis Irak) ini menggunakan daftar—yang kemungkinan disediakan CIA—berisi para terduga komunis dan pihak sayap kiri untuk melenyapkan banyak elit berpendidikan Irak secara sistematis.[159][160] Setelah memperebutkan kekuasaan dengan Perdana Menteri Ahmed Hassan al-Bakr yang Ba'athis, Arif mendepak Partai Ba'ath dari pemerintahan.[161] Mantan pejabat CIA James Chritchfield meragukan tudingan bahwa CIA menawarkan "bantuan aktif" bagi para pelaku kudeta. Ia mengaku bahwa meski CIA "mendapat informasi lengkap" tentang kudeta pertama, lembaga tersebut "terkejut" melihat perebutan kekuasaan yang terjadi setelahnya.[162] IrlandiaDalam kunjungannya selama empat hari ke kampung halaman leluhurnya di Irlandia bulan Juni 1963,[163] Kennedy menerima hadiah lencana kehormatan dari Chief Herald of Ireland dan gelar doktor kehormatan dari National University of Ireland dan Trinity College, Dublin.[164] Ia mengunjungi kabin di Dunganstown, dekat New Ross, County Wexford, tempat para leluhurnya tinggal sebelum pindah ke Amerika.[165] Ia juga menjadi pemimpin asing pertama yang berpidato di Oireachtas (parlemen Irlandia).[166] Pada tanggal 22 Desember 2006, Departemen Kehakiman Irlandia merilis dokumen polisi yang mengindikasikan adanya peningkatan keamanan setelah Kennedy dijadikan target tiga ancaman pembunuhan dalam kunjungannya ke Irlandia.[167] Perjanjian Larangan Uji NuklirDipersulit oleh bahaya jangka panjang kontaminasi radioaktif dan proliferasi senjata nuklir, Kennedy dan Khrushchev setuju merundingkan perjanjian larangan uji nuklir yang awalnya diusulkan saat kampanye presiden Adlai Stevenson tahun 1956.[168] Dalam pertemuan Wina Juni 1961, Khrushchev dan Kennedy membuat persetujuan informal melawan pengujian nuklir, tetapi Uni Soviet mulai menguji senjata nuklirnya September itu juga. Amerika Serikat menanggapinya dengan melakukan pengujian lima hari kemudian.[169] Tidak lama setelah itu, satelit-satelit baru AS mulai mengirimkan foto yang menegaskan bahwa Uni Soviet berada di belakang AS dalam perlombaan senjata.[170] Meski begitu, kekuatan nuklir AS yang lebih besar hanya bernilai sedikit jika Uni Soviet masih menganggap dirinya setara.[171] Bulan Juli 1963, Kennedy mengutus Averell Harriman ke Moskwa untuk menegosiasikan perjanjian dengan Soviet.[172] Sidang pembukanya melibatkan Khrushchev yang kemudian mengutus Andrei Gromkyo sebagai perwakilan Soviet. Semakin jelas bahwa larangan uji menyeluruh tidak akan diberlakukan, sebagian besar dikarenakan keengganan Soviet mengizinkan inspeksi yang dapat membuktikan kepatuhannya.[173] Akhirnya, Amerika Serikat, Britania Raya, dan Uni Soviet menjadi penandatangan awal perjanjian terbatas ini. Perjanjian ini melarang pengujian atom di darat, udara, atau bawah laut, kecuali bawah tanah. Senat AS meratifikasinya dan Kennedy mengesahkannya pada Oktober 1963. Prancis langsung menyatakan negaranya bebas melanjutkan pengembangan dan pengujian pertahanan nuklirnya.[174] Kebijakan dalam negeriKennedy menyebut program dalam negerinya "New Frontier" (Batas Baru). Program ini dengan ambisiusnya menjanjikan kucuran dana federal untuk sektor pendidikan, layanan kesehatan untuk lansia, bantuan ekonomi untuk kawasan pedesaan, dan intervensi pemerintah untuk menghambat resesi. Kennedy juga menjanjikan berakhirnya diskriminasi ras.[175] Dalam pidato State of the Union-nya tahun 1963, ia mengusulkan reformasi pajak besar-besaran dan pengurangan pajak pendapatan dari kisaran 20–90% menjadi 14–65%; ia mengusulkan pengurangan pajak perusahaan dari 52 menjadi 47%. Kennedy menambahkan bahwa batas tertinggi pajak seharusnya 70% jika pengurangan tertentu tidak diterapkan pada penduduk berpendapatan tinggi.[175] Kongres baru mengambil tindakan tahun 1964, setelah kematiannya, dengan menurunkan batas tertinggi pajak perorangan sampai 70% dan batas tertinggi pajak perusahaan sampai 48% (lihat Revenue Act of 1964).[176] Di hadapan Economic Club of New York tahun 1963, ia menyebutkan adanya "... kenyataan paradoks bahwa nilai pajak terlalu tinggi dan pendapatan terlalu sedikit; dan cara yang paling masuk akal untuk menaikkan pendapatan dalam jangka panjang adalah menurunkan nilai pajaknya sekarang."[177] Kongres menyetujui beberapa program besar yang dicanangkan Kennedy ketika ia masih hidup, tetapi baru mengadakan pemungutan suara pada 1964–65 di bawah masa pemerintahan Johnson.[178] Hukuman mati federal dan militerSemasa pemerintahannya, muncul vonis hukuman mati federal terakhir sebelum Furman v. Georgia, kasus tahun 1972 yang menghasilkan moratorium hukuman mati federal.[179] Victor Feguer divonis mati oleh pengadilan federal di Iowa dan dieksekusi tanggal 15 Maret 1963.[180] Kennedy mengubah vonis mati yang dijatuhkan pengadilan militer terhadap pelaut Jimmie Henderson pada tanggal 12 Februari 1962 menjadi kurungan seumur hidup.[181] Pada 22 Maret 1962, Kennedy mengesahkan HR5143 (PL87-423) yang menghapuskan hukuman mati wajib untuk kasus pembunuhan tingkat satu di District of Columbia, satu-satunya yurisdiksi di Amerika Serikat yang saat itu masih menerapkan hukuman tersebut.[182] Hukuman mati tidak pernah dijatuhkan di District of Columbia sejak 1957 dan saat ini statusnya sudah dihapus.[183] Kebebasan sipilPada tahun 1963, Direktur FBI J. Edgar Hoover, yang membenci pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King, Jr. dan memandangnya sebagai pencari gara-gara,[184] memberitahu pemerintahan Kennedy tentang tuduhan bahwa sejumlah teman dekat dan penasihat King adalah komunis. Khawatir bahwa tuduhan tersebut akan menggagalkan inisiatif hak sipil pemerintahannya di mata publik, Robert Kennedy dan presiden memperingatkan King agar memutus hubungan dengan para terduga komunis. Karena hubungan terus dilanjutkan, Robert Kennedy merasa perlu mengeluarkan izin tertulis yang membolehkan FBI menyadap King dan para pemimpin Southern Christian Leadership Conference, organisasi hak sipil King.[185] Meski Kennedy hanya memberi persetujuan tertulis untuk penyadapan terbatas terhadap telepon King "untuk diuji selama kira-kira sebulan",[186] Hoover memperluas izinnya sehingga anak buahnya "dibebaskan" mencari bukti di semua ranah kehidupan King yang mereka anggap berharga.[187] Penyadapan berlangsung sampai Juni 1966 dan terungkap tahun 1968.[188] ImigrasiJohn F. Kennedy awalnya mengajukan proposal perombakan kebijakan imigrasi Amerika Serikat yang kelak menjadi Immigration and Nationality Act of 1965 yang disponsori adik Kennedy, Senator Edward Kennedy. UU ini mengubah drastis sumber imigrasi dari negara-negara Eropa Utara dan Barat menjadi Amerika Latin dan Asia. Perubahan kebijakan ini juga mengubah penekanan dalam seleksi imigran sehingga mengutamakan penyatuan keluarga.[189] Kennedy ingin menghapus seleksi imigran berdasarkan negara asal dan melihatnya sebagai perluasan kebijakan hak-hak sipilnya.[190] Hubungan Pribumi AmerikaPembangunan Bendungan Kinzua membanjiri tanah suku Seneca seluas 10.000 acres[convert: unit tak dikenal] yang mereka tempati di bawah Perjanjian 1794. Banjir tersebut memaksa 600 penduduk Seneca pindah ke Salamanca, New York. Kennedy diminta oleh American Civil Liberties Union untuk mengintervensi dan menunda proyek ini, tetapi ia menolaknya sambil menyebut perlunya pengendalian banjir. Ia menyatakan kepeduliannya dengan penderitaan suku Seneca dan meminta lembaga-lembaga pemerintahan membantu pencarian tanah, pembayaran kerugian, dan bantuan untuk meringankan upaya relokasi mereka.[191][192] Kebijakan antariksaInfo lebih lanjut: Perlombaan Antariksa dan Kebijakan luar angkasa Amerika Serikat
Program Apollo dicetuskan awal tahun 1960 pada masa pemerintahan Eisenhower sebagai kelanjutan Proyek Mercury. Meski NASA terus melanjutkan perencanaan Apollo, pendanaannya belum begitu jelas dikarenakan penolakan Eisenhower terhadap penerbangan antariksa berawak. Para penasihat Kennedy berspekulasi bahwa penerbangan ke Bulan sangat mahal,[193] namun Kennedy menunda keputusannya. Kennedy memilih Wakil Presiden Johnson sebagai ketua U.S. Space Council,[194] pendukung kuat program antariksa AS yang telah mendorong pendirian NASA di Senat. Dalam pidato State of the Union Kennedy bulan Januari 1961, ia menginginkan kerja sama luar angkasa internasional. Khrushchev menolaknya karena Uni Soviet tidak mau mengungkap kemampuan roket dan teknologi antariksanya.[195] Pada tanggal 12 April 1961, kosmonaut Soviet Yuri Gagarin menjadi orang pertama yang terbang di luar angkasa. Peristiwa ini menambah kekhawatiran Amerika Serikat bahwa mereka tertinggal jauh dalam persaingan teknologi melawan Uni Soviet.[196] Kennedy ingin AS menjadi yang terdepan dalam Perlombaan Antariksa atas alasan strategi dan gengsi. Ia pertama kali mengumumkan target mendaratkan manusia di Bulan dalam pidatonya di hadapan Sidang Gabungan Kongres tanggal 25 Mei 1961:
Kennedy berpidato di Rice University tanggal 12 September 1962 dan mengatakan:
Pada tanggal 21 November 1962, dalam rapat kabinet bersama pengurus NASA James E. Webb dan pejabat lainnya, Kennedy menjelaskan bahwa perjalanan ke Bulan penting karena gengsinya di tingkat internasional dan anggarannya disesuaikan.[199] Johnson meyakinkan Kennedy bahwa pelajaran yang didapat dari program luar angkasa memiliki nilai tinggi bagi militer. Biaya program Apollo diperkirakan mencapai $40 miliar.[200] Dalam pidatonya bulan September 1963 di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kennedy mendorong kerja sama luar angkasa antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Ia secara spesifik menyarankan agar Apollo diubah menjadi "ekspedisi bersama ke Bulan".[201] Khrushchev lagi-lagi menolaknya dan Uni Soviet baru mengirimkan misi berawak ke Bulan tahun 1964.[202] Pada 20 Juli 1969, kira-kira enam tahun setelah kematian Kennedy, Apollo 11 mendaratkan wahana antariksa berawak pertamanya di Bulan. PembunuhanPresiden Kennedy dibunuh di Dallas, Texas, pukul 12:30 Waktu Standar Tengah hari Jumat, 22 November 1963, dalam kunjungan politik ke Texas untuk meredam gesekan di internal Partai Demokrat antara kader liberal Ralph Yarborough dan Don Yarborough (tidak ada hubungan keluarga) dan kader konservatif John Connally.[203] Ia ditembak sekali di leher kemudian mengenai tulang rusuk kanan dan bahu Gubernur Connally yang terluka,[204] satu tembakan mematikan di kepala[204] dan satu tembakan meleset mengenai trotoar dan melukai James Tague. Kennedy dilarikan ke Rumah Sakit Parkland Memorial untuk mendapat perawatan darurat, tetapi dinyatakan meninggal dunia pukul 13:00. Dalam usia 46 tahun, Presiden Kennedy wafat lebih cepat daripada presiden AS mana pun sampai sekarang. Lee Harvey Oswald, karyawan Texas School Book Depository yang diduga menembak dari gedung depositori tersebut, ditangkap atas tuduhan pembunuhan seorang polisi lokal J. D. Tippit, tetapi tidak pernah dituduh membunuh Kennedy. Ia membantah telah menembak orang dan mengklaim dirinya kambing hitam.[205][206] Ia dibunuh oleh Jack Ruby pada tanggal 24 November sebelum Oswald sendiri diperiksa atau diadili. Oswald dilarikan dengan ambulans ke Rumah Sakit Parkland Memorial untuk perawatan darurat, tetapi Oswald dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13:07 pada usia 24 tahun. Ruby kemudian ditangkap dan dituduh membunuh Oswald. Ruby memenangkan banding melawan tuduhan dan vonis matinya, namun jatuh sakit dan meninggal akibat kanker pada 3 Januari 1967 ketika tanggal sidang barunya sedang disusun. Presiden Johnson membentuk Komisi Warren—dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Earl Warren—untuk menyelidiki pembunuhan ini. Komisi Warren menyimpulkan Oswald sebagai pembunuh tunggal. Hasil penyelidikan ini diragukan oleh banyak pihak.[207] Pembunuhan ini menjadi peristiwa penting dalam sejarah Amerika Serikat karena dampaknya terhadap keseluruhan negara dan pengaruh politik yang muncul sesudahnya. Survei Fox News tahun 2004 menunjukkan bahwa 66% warga AS menduga ada konspirasi untuk membunuh Presiden Kennedy, sedangkan 74% menduga kebenarannya dirahasiakan dari publik.[208] Survei Gallup Poll pada pertengahan November 2013 menunjukkan 61% responden mempercayai konspirasi dan hanya 30% yang percaya Oswald melakukannya sendiri.[209] Kennedy menjadi Presiden Amerika Serikat keempat yang meninggal karena dibunuh setelah Abraham Lincoln, James A. Garfield dan William McKinley. PemakamanMisa requiem diadakan untuk Kennedy di Cathedral of St. Matthew the Apostle pada tanggal 25 November 1963. Setelah itu, jasad John F. Kennedy dikuburkan di lahan pemakaman kecil (20 x 30 kaki) di Pemakaman Nasional Arlington. Dalam kurun 3 tahun, (1964–66), sekira 16 juta orang telah mengunjungi makamnya. Tanggal 14 Maret 1967, jasad Kennedy dipindahkan ke lahan pemakaman dan nisan permanen di Arlington. Pemakamannya dipimpin oleh Pendeta John J. Cavanaugh.[210] Makam Bobby dan Ted dirancang mengikuti nisan John. Penjaga kehormatan pemakaman John F. Kennedy adalah Kelas Kadet Angkatan Darat Irlandia ke-37. Kennedy sangat terpesona dengan Kadet Irlandia dalam kunjungan resmi terakhirnya ke Irlandia sampai-sampai Jackie Kennedy meminta AD Irlandia menjadi pasukan penjaga kehormatan pada pemakamannya.[211] Pada tanggal yang sama 25 November 1963, jasad pelaku pembunuhan Presiden Kennedy, Lee Harvey Oswald dimakamkan di Taman Pemakaman Memorial Shannon Rose Hill di Fort Worth, Texas. Istrinya Marina Oswald Porter, ibundanya Marguerite Frances Claverie, saudaranya Robert Oswald dan putrinya (June Lee Oswald dan Audrey Marina Rachel Oswald) yang digendong sama ibundanya dan istrinya mengikuti prosesi pemakaman Oswald. Wartawan yang meliput penguburan diminta oleh pejabat untuk bertindak sebagai pengusung jenazah Oswald. Istri Kennedy, Jacqueline dan dua anak bungsunya juga dimakamkan bersamanya. Adiknya, Senator Robert Kennedy, dimakamkan di dekat John pada Juni 1968. Pada Agustus 2009, adiknya, Senator Edward M. Kennedy, juga dimakamkan dekat kedua kakaknya. Makam John F. Kennedy diterangi "Api Abadi". Kennedy dan William Howard Taft adalah dua Presiden AS yang dikuburkan di Arlington.[212][213] Menurut JFK Library, I Have a Rendezvous with Death karya Alan Seeger adalah salah satu puisi favorit John F. Kennedy dan ia sering meminta istrinya membacakannya.[214] Penunjukan pemerintahan, kabinet, dan yudisial (1961–63)
Penunjukan yudisialMahkamah AgungInfo lebih lanjut: Daftar pencalonan hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat
Kennedy menunjuk dua hakim untuk Mahkamah Agung Amerika Serikat:
Pengadilan lainSelain dua hakim Mahkamah Agung tunjukannya, Kennedy menunjuk 21 hakim untuk Pengadilan Banding Amerika Serikat dan 102 hakim untuk pengadilan distrik Amerika Serikat. Citra, kehidupan sosial, dan keluargaJack bertemu calon istrinya, Jacqueline Lee "Jackie" Bouvier (1929–1994), ketika menjabat sebagai anggota kongres. Charles L. Bartlett, seorang jurnalis, memperkenalkan keduanya dalam sebuah acara makan malam.[215] Mereka menikah satu tahun setelah Kennedy terpilih menjadi senator, tepatnya pada tanggal 12 September 1953.[216] Keluarga Kennedy adalah salah satu keluarga politikus paling berpengaruh di Amerika Serikat. Beberapa anggotanya terdiri dari satu presiden, tiga senator, dan beberapa anggota DPR baik di tingkat federal maupun negara bagian. Ayah Jack, Joe, adalah pebisnis dan tokoh politik ternama Amerika Serikat yang pernah memegang banyak jabatan, termasuk Duta Besar untuk Britania Raya sejak 1938 sampai 1940. Di luar halaman Gedung Putih, keluarga Kennedy membangun kolam renang dan rumah pohon. Caroline menjalani prasekolah di rumah pohon tersebut bersama 10 anak lainnya. Pada Oktober 1951, saat memegang jabatan ketiga sebagai anggota kongres distrik ke-11 Massachusetts, Kennedy yang saat itu berusia 34 tahun melakukan perjalanan tujuh minggu ke India, Jepang, Vietnam, dan Israel bersama adiknya yang berusia 25 tahun, Bobby (baru lulus dari sekolah hukum empat bulan sebelumnya) dan adiknya yang berusia 27 tahun, Pat. Karena perbedaan usianya tidak jauh, mereka tidak mengucilkan satu sama lain. Perjalanan sejauh 25.000-mil (40.000 km) ini adalah waktu liburan pertama yang dihabiskan bersama-sama dan mereka pun saling bersahabat.[217] Bobby merupakan manajer kampanye Kennedy pada kampanye senat tahun 1952 dan kampanye presiden 1960. Keduanya bekerja sama sejak 1957 sampai 1959 di Senate Select Committee on Improper Activities in the Labor and Management Field. Robert adalah kepala penasihat di komite tersebut. Selama masa kepresidenan Kennedy, Robert menjabat sebagai Jaksa Agung di kabinetnya dan merupakan penasihat terdekatnya.[217] Kennedy adalah anggota seumur hidup National Rifle Association.[218][219] Kennedy berada di peringkat ketiga (setelah Martin Luther King, Jr. dan Bunda Teresa) dalam Gallup's List of Widely Admired People abad ke-20.[220][221] "Era Camelot"Kennedy dan istrinya lebih muda jika dibandingkan dengan presiden dan ibu negara sebelumnya. Mereka berdua populer di budaya media dan cenderung disejajarkan dengan penyanyi pop dan bintang film alih-alilh politikus. Mereka memengaruhi tren mode dan menjadi subjek foto di majalah-majalah terkenal. Walaupun Eisenhower mengisinkan konferensi pers presiden direkam untuk ditayangkan di televisi, Kennedy adalah presiden pertama yang meminta konferensi pers disiarkan secara langsung dan memanfaatkan baik-baik siaran tersebut.[222] Mrs. Kennedy memboyong lukisan dan furnitur baru ke Gedung Putih dan merawatnya. Keluarga Kennedy mengundang para seniman, penulis, dan intelektual ke sejumlah acara makan malam Gedung Putih yang serta merta menaikkan prestise kesenian di Amerika Serikat. Sosok Kennedy sangat tertanam dalam budaya masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari lagu-lagu seperti "Twisting at the White House". Album komedi First Family karya Vaughn Meader, album yang memarodikan Presiden, Ibu Negara, keluarganya, dan pemerintahannya, terjual sebanyak empat juta kopi. Tanggal 19 Mei 1962, Marilyn Monroe menyanyikan "Happy Birthday, Mr. President" dalam sebuah pesta besar di Madison Square Garden yang merayakan ulang tahun Kennedy ke-45. Karisma Kennedy dan keluarganya membuat masa pemerintahannya diberi julukan "Camelot" oleh istrinya. Jackie menciptakan istilah ini saat diwawancarai Theodore White pasca-pembunuhan Kennedy karena dirinya menggemari musikal kontemporer Broadway dengan judul yang sama.[223][224] KesehatanBeberapa tahun setelah kematian Kennedy, terungkap bahwa pada September 1947, ketika Kennedy berusia 30 tahun dan sedang menjalani masa jabatan pertamanya di Kongres, ia didiagnosis menderita penyakit Addison, gangguan endokrin langka, oleh Sir Daniel Davis dari The London Clinic. Pada tahun 1966, dokter Gedung Putih Janet Travell mengatakan bahwa Kennedy juga mengidap hipotiroidisme. Keberadaan dua penyakit endokrin memperkuat dugaan bahwa Kennedy menderita sindrom poliendokrin autoimun tipe 2 (APS 2).[225] Kennedy menderita nyeri punggung kronis dan parah, sehingga perlu dibedah dan dicatat di Archives of Surgery yang disusun American Medical Association. Kondisi Kennedy bisa jadi memiliki pengaruh diplomatik. Ia terlihat mengonsumsi sejumlah obat untuk meringankan nyeri punggungnya saat pertemuan bersama Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev di Wina tahun 1961. Obat-obatan tersebut meliputi hormon, sel organ hewan, steroid, vitamin, enzim, dan amfetamin, dan efek sampingnya mungkin mencakup hiperaktivitas, hipertensi, impaired judgment, gugup, dan pergantian suasana hati.[226] Kennedy secara rutin sering terlihat bersama tiga dokter, salah satunya, Max Jacobson, tidak dikenal oleh dua dokter yang lain. Cara perawatannya kontroversial[227] dan diterapkan untuk titik-titik nyeri punggung yang paling parah.[228] Sampai akhir 1961, ada pertentangan di kalangan dokter tentang keseimbangan pengobatan dan olahraga. Presiden memilih pengobatan karena ia tidak punya banyak waktu luang dan menyukai kesembuhan cepat.[171] Saat itu, dokter presiden, George Burkley, memasang sejumlah alat gimnasium di ruang bawah tanah Gedung Putih. Kennedy berlatih meregangkan punggungnya di sana tiga kali seminggu.[229] Rincian aktivitas dan masalah kesehatan lainnya dirahasiakan sampai akhir hayat Kennedy.[230] Tragedi pribadiDi balik ketenarannya, keluarga Kennedy mengalami banyak tragedi pribadi. Jackie mengalami keguguran tahun 1995 dan kelahiran mati tahun 1956. Putranya, Patrick Bouvier Kennedy, meninggal sesaat setelah lahir pada bulan Agustus 1963. Dua anak mereka berhasil bertahan sampai dewasa. Salah satu hal mendasar yang dimiliki keluarga Kennedy adalah peristiwa tragis yang turun temurun. Beberapa anggota keluarga meninggal akibat kecelakaan dan sifatnya mendadak. Kakak Jack, Joseph P. Kennedy, Jr., gugur dalam Perang Dunia II pada usia 29 tahun. Joe Jr. aslinya merupakan sosok yang diharapkan keluarga menjadi presiden. Kemudian Jack dan adiknya, Bobby, meninggal karena dibunuh. Ted sudah dua kali nyaris meninggal, pertama saat kecelakaan pesawat tahun 1964 dan terakhir saat kecelakaan mobil tahun 1969 yang dikenal dengan sebutan insiden Chappaquiddick. Ted meninggal dunia pada usia 77 tahun tanggal 25 Agustus 2009 karena menderita tumor otak malignan. Caroline Bouvier Kennedy lahir tahun 1957 dan merupakan satu-satunya anggota keluarga JFK yang masih hidup. John F. Kennedy, Jr. lahir tahun 1960, beberapa minggu setelah ayahnya terpilih. John Jr. meninggal tahun 1999 ketika pesawat kecil yang diterbangkannya jatuh dalam penerbangan menuju Martha's Vineyard. Kecelakaan tersebut menewaskan John Jr. dan istrinya, Carolyn Bessette, dan adik iparnya.[231] Hubungan luar nikahSebagai seorang bujangan pada tahun 1940-an, Kennedy menjalin hubungan dengan jurnalis Denmark Inga Arvad,[232] dan aktris Gene Tierney.[233] Kennedy juga pernah berhubungan dengan sejumlah wanita, termasuk Marilyn Monroe,[234] Gunilla von Post,[235] Judith Campbell,[236] Mary Pinchot Meyer,[237] Marlene Dietrich,[238] Mimi Alford,[239] dan sekretaris pers Jackie, Pamela Turnure.[240] Sejauh mana hubungan Kennedy dengan Monroe tidak akan pernah diketahui, meski kabarnya mereka menghabiskan akhir pekan bersama-sama pada Maret 1962 ketika Kennedy tinggal di rumah Bing Crosby.[241] Selain itu, operator telepon Gedung Putih mencatat adanya beberapa panggilan telepon dari Monroe sepanjang tahun 1962.[242] J. Edgar Hoover, direktur FBI, menerima sejumlah laporan seputar kelakuan asmara Kennedy.[243] Namun anggota tim dinas rahasia Presiden Kennedy yang bertahan, telah menyatakan bahwa tidak ada perselingkuhan antara Kennedy dan Monroe.[244] Para anggota tim dan pendukungnya sangat setia dengan Kennedy.[245] Menurut Reeves, kesetiaan ini melibatkan "banyak penghubung Kennedy...[yang] memerlukan kerahasiaan dan kesetiaan yang jarang ditemukan dalam daftar tugas aktif yang diminta para politikus sukses".[246] Kennedy percaya bahwa persahabatannya dengan rekan pers akan membantunya menutupi rahasia kehidupan seksnya.[247] SilsilahKeluarga Kennedy aslinya berasal dari Dunganstown, County Wexford, Irlandia.[248] Pada tahun 1848, Patrick Kennedy (1823–1858) meninggalkan pertaniannya dan menumpang kapal di New Ross dengan tujuan Liverpool dalam perjalanannya ke Boston.[249] Di sana ia bertemu wanita yang kelak dinikahinya, Bridget Murphy (c.1824–1888).[250] Patrick datang ke Boston dan bekerja sebagai pekerja migran. Ia meninggal delapan atau sembilan tahun kemudian akibat kolera.[251] Mereka dikaruniai tiga putri dan dua putra. Putra sulungnya meninggal saat masih muda akibat kolera. Patrick meninggalkan istri dan empat anaknya. Anak termudanya adalah Patrick Joseph Kennedy. Leluhur John F. Kennedy
PengaruhTelevisi menjadi sumber utama informasi soal pembunuhan John F. Kennedy. Faktanya, sebelum pembunuhan terjadi televisi baru saja muncul. Menurut pembaca berita CBS Evening News, Walter Cronkite, pada tanggal 2 September 1962, Kennedy ikut meresmikan siaran berita malam setengah jam berjaringan pertama di Amerika Serikat.[252] Surat kabar disimpan sebagai suvenir alih-alih sumber informasi. Pembunuhan Kennedy merupakan berita besar televisi pertama di dunia sekaligus liputan televisi yang menyatukan bangsa Amerika Serikat. Semua siaran berita berusaha menafsirkan apa yang terjadi dan berhasil menyimpan peristiwa ini dalam sejarah. Ketiga jaringan televisi besar AS menunda acara reguler mereka dan beralih ke liputan berita penuh sejak 22 November sampai 25 November 1963. Dengan total siaran selama 70 jam, pembunuhan Kennedy menjadi topik pemberitaan terlama di Amerika Serikat setelah 9/11.[253] Prosesi pemakaman kenegaraan Kennedy dan pembunuhan Lee Harvey Oswald disiarkan secara langsung di Amerika Serikat dan beberapa negara lain di dunia. Pemakamannya adalah yang pertama dari tiga pemakaman kenegaraan yang terjadi dalam kurun 12 bulan. Dua lainnya adalah pemakaman Jenderal Douglas MacArthur dan Presiden Herbert Clark Hoover. Ketiga pemakaman tersebut memiliki dua hal yang sama: jenderal komandan Distrik Militer Washington yang hadir saat itu dijabat oleh Mayor Jenderal Angkatan Darat Philip C. Wehle dan kuda nirjokinya adalah Black Jack. Kuda tersebut juga hadir saat pemakaman Lyndon B. Johnson. Pembunuhan Kennedy memengaruhi banyak orang, tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga seluruh dunia. Beberapa orang yang ingat jelas di mana mereka saat pertama kali mendengar berita pembunuhan Kennedy, sebagaimana halnya serangan ke Pearl Harbor tanggal 7 Desember 1941 dan serangan 11 September. Duta Besar PBB Adlai Stevenson berkata, "kita semua... akan membawa kesedihan akibat kematiannya sampai hari kematian kita sendiri." Banyak orang juga angkat bicara tentang berita ini, diiringi rasa ketidaktahuan seputar identitas pembunuhnya, kemungkinan pelakunya, dan sebab pembunuhannya sebagai akhir dari kesucian tindakan Kennedy, lalu dicampuradukkan dengan serangkaian peristiwa sepanjang dasawarsa 1960-an, termasuk Perang Vietnam. Pasukan Khusus AS (US Special Forces) memiliki ikatan khusus dengan Kennedy. "Presiden Kennedy-lah yang membangun kembali Pasukan Khusus dan mengembalikan Beret Hijau kami," kata Forrest Lindley, penulis surat kabar militer AS Stars and Stripes yang berdinas bersama Pasukan Khusus di Vietnam.[c] Ikatan ini ditunjukkan saat pemakaman JFK. Pada peringatan 25 tahun kematian JFK, Jend. Michael D. Healy, komandan terakhir Pasukan Khusus di Vietnam, berpidato di Pemakaman Arlington, lalu daun berbentuk Beret Hijau diletakkan di makam Kennedy. Tradisi ini berlanjut sampai sekarang dan biasanya melibatkan seorang sersan bertugas dari tentara Pasukan Khusus yang menjaga makamnya. Kennedy adalah presiden pertama dari enam presiden yang pernah menjabat di Angkatan Laut AS.[254] Salah satu warisannya yang bertahan dari masa pemerintahannya adalah pembentukan komando pasukan khusus Navy SEALs pada tahun 1961[255] yang sangat didukung Kennedy.[256] Pada akhirnya, kematian Presiden Kennedy dan kebingungan yang terjadi seputar fakta pembunuhannya masih bersifat politis dan historis. Pembunuhannya menjadi "titik balik dan tanda menurunnya kepercayaan rakyat Amerika Serikat terhadap lembaga politik yang ada". Pernyataan tersebut dibuat oleh sejumlah komentator mulai dari Gore Vidal sampai Arthur M. Schlesinger, Jr. dan digunakan Oliver Stone dalam sejumlah film besutannya seperti JFK (1991). Meski Presiden Kennedy menentang segregasi dan menunjukkan dukungannya untuk hak sipil warga Afrika Amerika, ia awalnya memilih pendekatan yang lebih rapi setelah melihat kenyataan politik yang dihadapinya di Kongres, khususnya bersama kaum Konservatif Selatan.[257] Karena terdesak oleh demonstrasi hak sipil Martin Luther King, Kennedy mengusulkan aksi legislatif pada tahun 1963. Dalam pidato radio dan TV-nya bulan Juni 1963—seabad setelah Presiden Abraham Lincoln menandatangani Proklamasi Emansipasi—Kennedy menjadi presiden pertama yang meminta seluruh rakyat Amerika Serikat mencap rasisme sebagai hal yang salah secara moral. Proposal hak sipil Kennedy berbuah Civil Rights Act of 1964.[258] Presiden Lyndon B. Johnson, pengganti Kennedy, melanjutkan peninggalannya dan memaksakan pengesahan Civil Rights Act di hadapan Kongres yang terbelah dengan mengungkit-ungkit kenangan presiden yang terbunuh itu.[259][260] Presiden Johnson kemudian mengesahkan undang-undang tersebut pada tanggal 2 Juli 1964. Hukum hak sipil ini mengakhiri keberadaan "Solid South" dan beberapa pasalnya dirancang mengikuti Civil Rights Act of 1875 yang disahkan Presiden Ulysses S. Grant.[261] Kebijakan bantuan ekonomi dan militer Kennedy untuk Vietnam Selatan yang diwariskan dari Presiden Harry S. Truman dan Dwight D. Eisenhower membuka lebar-lebar pintu bagi Presiden Johnson untuk memperparah konflik tersebut.[262] Pada waktu kematian Kennedy, tidak ada keputusan kebijakan akhir yang dibuat terhadap Vietnam, sehingga banyak sejarawan ternama, anggota kabinet, dan penulis yang tidak menyepakati apakah konflik Vietnam bisa memanas seandainya ia masih hidup.[263][136] Meski begitu, persetujuannya terhadap NSAM 263[132] yang akan menarik 1.000 tentara pada akhir 1963 dan pidatonya di American University awal tahun itu[134] memberi petunjuk bahwa ia siap mengakhiri Perang Vietnam. Perang Vietnam berkontribusi besar pada dasawarsa penuh penderitaan nasional dikarenakan kekecewaan rakyat yang mendalam terhadap lanskap politik saat itu. Banyak pidato Kennedy, terutama pidato pelantikannya, yang dianggap ikonik. Meski jabatannya terbilang pendek dan perubahan legislati besarnya tidak banyak yang terwujud pada masa pemerintahannya, rakyat Amerika Serikat sering memilih Kennedy sebagai salah satu presiden terbaik, sejajar dengan Abraham Lincoln, George Washington, dan Franklin D. Roosevelt. Sejumlah kutipan pidato pelantikan Kennedy dipahat di sebuah plakat di makamnya di Arlington. Ia diberi Pacem in Terris Award secara purnawirawan. Nama penghargaan tersebut diambl dari surat ensiklik Paus Yohanes XXIII tahun 1963 yang meminta semua orang berniat baik untuk menjaga perdamaian seluruh bangsa. Pacem in Terris adalah kalimat Latin yang berarti 'Perdamaian di Bumi'. Presiden Kennedy adalah satu-satunya presiden yang meninggalkan ibu dan ayahnya. Ia juga merupakan satu-satunya presiden yang meninggalkan neneknya. Mary Josephine Hannon Fitzgerald meninggal tahun 1964, delapan bulan setelah pembunuhan Kennedy. Di dunia anglofon, marga Kennedy kadang dipakai untuk menghormati Presiden Kennedy dan adiknya, Robert.[264] Eponim
Tugu peringatanLambangPada tahun 1961, Chief Herald of Ireland mempersembahkan Kennedy lambang untuk seluruh keturunan Patrick Kennedy. Desain lambangnya mengikuti simbol-simbol lambang keluarga O'Kennedy dari Ormonde dan FitzGerald dari Desmond yang diyakini sebagai nenek moyang keluarga John F. Kennedy. Kepala lambangnya menggambarkan tangan berbaju besi sedang memegang empat panah diapit dua ranting zaitun. Elemen-elemen tersebut diambil dari lambang Amerika Serikat dan simbol Kennedy dan adik-adiknya. Kennedy menerima cincin berpahatkan lambangnya dari istrinya sebagai hadiah ulang tahun ke-44. Tubuh lambang tersebut disertakan ke lambang USS John F. Kennedy. Pasca pembunuhannya, nama Kennedy disematkan oleh pemerintah Kanada pada salah satu gunungnya, Gunung Kennedy. Adiknya, Robert Kennedy, memanjat gunung tersebut pada tahun 1965 untuk menancapkan bendera lambang Kennedy di puncak.[265] MediaLihat pula
Umum: Catatan
Referensi
Daftar pustaka
Historiografi
Bacaan lanjutan
Sumber primer
Pranala luar
|