Najih Maimun
K.H. Muhammad Najih Maimoen, kadang ditulis Najih Maimun atau Muhammad Najih MZ (lahir 17 Agustus 1963) adalah ulama dari Sarang, Rembang. Ia adalah putra K.H. Maimun Zubair dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar sejak 2019. Latar belakang dan pendidikanMuhammad Najih lahir pada 17 Agustus 1963 di Sarang, Rembang. Ia adalah putra kedua K.H. Maimun Zubair, ulama Nahdlatul Ulama terkemuka di Jawa Tengah. K.H. Taj Yasin Maimun, Wakil Gubernur Jawa Tengah 2018-2023, adalah adiknya.[1] Pendidikan agama pertama kali Najih dapatkan dari ayahnya sendiri. Pendidikan kemudian ia lanjutkan di Madrasah Ghozaliyyah Syafiiyah (MGS) di Karangmangu, salah satu desa di Sarang. Pada 1982, Najih berangkat ke Makkah untuk belajar atas perintah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki setelah Najih mengikuti kajian kitab Sayyid al-Maliki di Malang.[2] Setelah berkhidmat kepada al-Maliki di Makkah selama bertahun-tahun, Muhammad Najih kembali ke Sarang pada 1995 untuk mengabdi di Pondok Pesantren Al-Anwar, pondok pesantren yang didirikan oleh K.H. Maimun Zubair. Oleh ayahnya, ia ditugaskan mengurus Ribath Darusshohihain yang berfokus pada ilmu hadis.[3] PandanganKH.Muhammad Najih Maimun dikenal sebagai pengkritik tegas kepada beberapa paham yang dipandang berseberangan dengan ajaran Sunni tradisional seperti Wahhabiyah,[4] Syiah,[5] Ahmadiyah,[6] dan Liberalisme Islam.[7][8][9] Pada Muktamar NU ke-33 di Jombang (2015), Najih Maimun mengusung K.H. Muhammad Idrus Ramli sebagai Ketua Umum Tanfiziyah karena dianggap tegas dalam mempertahankan Aswaja dari serangan luar.[10] Karya tulisK.H. Muhammad Najih Maimun menulis puluhan kitab dan risalah, baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia. Beberapa tulisannya adalah sebagai berikut. Bahasa Arab
Bahasa Indonesia
Rujukan
|