Mohammed Rycko Amelza Dahniel
Komjen Pol. (Purn.) Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si.[1] (lahir 14 Agustus 1966) adalah seorang purnawirawan Polri yang jabatan terakhirnya adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).[2] Rycko, lulusan terbaik Akpol 1988 ini berpengalaman dalam bidang Reserse. Jabatan terakhir Jenderal bintang tiga ini adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia. Rycko termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.[3] Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, serta Idham Azis, dkk. RiwayatPendidikanIa menempuh pendidikan SDN (1979), SMPN (1982) dan SMAN (1985) di Cibinong, Bogor kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang dan menjadi lulusan terbaik dengan predikat Adhi Makayasa dan selanjutnya dilantik oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka pada tanggal 23 Juli 1988. Pada tahun 1993 mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus dengan predikat terbaik. Tahun 2002 mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik untuk penulisan Naskah Strategis. Rycko juga merupakan lulusan Magister (S2) Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia pada tahun 2001, Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia pada tahun 2008 dengan predikat Cum Laude dan diangkat sebagai Guru Besar dalam jabatan Profesor dibidang ilmu Kajian Ilmu Kepolisian pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) sejak tanggal 1 Agustus 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim. Disamping Pendidikan akademik diatas, juga mengikuti program pendidikan Pengembangan dan Kejuruan Spesialiasi Kedinasan antara lain:
Pendidikan kejuruan di dalam Negeri:
Pendidikan kejuruan di luar Negeri:
KarierPenugasan pertama ia jalani di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan, selanjutnya ditugaskan sebagai instruktur di Akademi Kepolisian Semarang. Tahun 1993 ia mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), selanjutnya kembali selanjutnya kembali bertugas di Polres Metro Jakarta Pusat, lalu Kasat Reserse Polres Jakarta Selatan, dan kemudian sebagai Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya. Tahun 2002 ia mengikuti pendidikan Sespimpol. Ia tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting diantaranya Kapolres Jakarta Utara (2009).[4] Setelah itu, ia dipromosikan jadi ajudan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.[5] Ia kemudian menjabat Kepala Lembaga Kerjasama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, lalu sebagai Wakapolda Jabar dan pada tahun 2014 menjadi Gubernur PTIK/Ketua STIK dulu dikenal sebagai PTIK. Pada tahun 2016 dipercaya menjadi Kapolda Sumatra Utara. Tahun 2017 paska terjadinya insiden kekerasan Taruna Akpol, ia dipercaya menjadi Gubernur Akpol. Kemudian tahun 2019 menjadi Kapolda Jawa Tengah. Pada tahun 2020 mendapatkan promosi menjadi Kabaintelkam Polri. Pada tahun 2021 dipercaya menjadi Kalemdiklat Polri. Sejak tanggal 3 April 2023 dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Kepala BNPT Republik Indonesia. Penangkapan Dr. AzhariMohammed Rycko Amelza Dahniel termasuk perwira polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri) yang melumpuhkan teroris Dr. Azahari dan kelompoknya di kota Batu, Malang, Jawa Timur, pada 9 November 2005.[6] Kepangkatan
Riwayat jabatan
Kasus penting yang pernah ditangani
PenghargaanTanda jasa
Referensi
|