Masjid Malabar
Masjid Malabar atau Masjid Jamaah Muslim Malabar (Arab: مسجد مالابار), juga dikenal sebagai Masjid Kubah Emas;[2] adalah satu-satunya masjid Muslim Malabar di Singapura.[3] Masjid ini terletak di persimpangan Jalan Victoria [4] dan Jalan Sultan di distrik Kampong Glam, di Area Perencanaan Rochor dalam Kawasan Pusat Singapura (Singapore Central Area).[5][6] Masjid ini dibangun dengan gaya Masjid Sultan dengan fasad ubin lapis lazuli biru dan putih tradisional.[5][7] Masjid ini dinilai sebagai salah satu arsitektur keagamaan yang unik di Singapura.[8] Masjid ini juga dijuluki sepupu kecil Masjid Sultan, karena kubah emasnya yang mirip.[5] SejarahSebelum dibangunnya masjid, terdapat sebuah lahan pemakaman di dekat lokasi tersebut yang digunakan hingga Perang Dunia II. Umat Muslim India membangun sebuah masjid yang dikenal sebagai Pemakaman dan Masjid Muslim Tittacheri namun masjid tersebut rusak dan ditinggalkan hingga sekitar tahun 1929.[9][10] Masjid ini kemudian diambil alih oleh Jamaah Muslim Malabar. [11][12] Kantor pertama Jamaah terletak di sebuah rumah toko di Jalan Changi, kemudian pindah ke Jalan Bussorah dan akhirnya menetap di Jalan Victoria.[10] Kampanye pengumpulan dana yang diluncurkan untuk membiayai pembangunan kembali masjid tersebut menarik banyak sekali sumbangan dari masyarakat Muslim maupun non-Muslim. Masjid Malabar dinyatakan dibuka oleh Yang di-Pertuan Negara Yusof bin Ishak pada 24 Januari 1963.[13] Saat ini, masjid ini dapat menampung hingga sekitar 1.000 orang jamaah. [14][15] Sebagai bagian dari Program Peningkatan Masjid Majlis Ugama Islam Singapura, pada tahun 2018, masjid tersebut mengungkapkan rencana yang diusulkan untuk membangun bangunan tambahan tiga lantai yang mungkin mengakibatkan penggalian sekitar 10-15 kuburan tak dikenal dan mempengaruhi 15 kuburan tak dikenal lainnya di pemakaman tetangga.[16][17] Bangunan tambahan yang diusulkan akan dilengkapi dengan ruang sholat wanita, galeri warisan budaya dan ruang kelas. [16] Proyek peningkatan senilai S$ 5,87 juta yang mencakup bangunan tambahan yang diusulkan, dan konservasi serta perbaikan bangunan asli dimulai pada 1 September 2020.[18] Proyek ini didanai oleh masyarakat, dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2022.[18] Masjid tersebut juga ditutup selama tiga bulan sejak 1 September 2020 untuk memfasilitasi pekerjaan peningkatan.[18] ArsitekturMasjid Malabar dibangun berdasarkan gaya arsitektur Islam konvensional. [19] Masjid ini dirancang oleh A.H. Sidique, seorang imigran dari India yang juga merancang Gurdwara Sri Guru Nanak Sat Sangh Sabha di Wilkinson.[20] Masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur tradisional. Masjid ini dihiasi dengan kubah bawang emas besar di tengah dengan bulan sabit dan bintang di bagian tengah atas. Masjid ini juga memiliki menara besar berbentuk seperti menara segi delapan yang ditutupi dengan kubah yang lebih kecil dengan bulan sabit dan bintang di sebelah kanan kubah besar. Di sebelah kiri kubah besar ada kubah lain yang lebih kecil dengan bulan sabit dan bintang.[21] Lantai dasar digunakan sebagai ruang belajar Al-Qur'an, ruang imam, dan ruang pengunjung. Bangunan tambahan berlantai dua yang terpisah menampung kantor dan tempat wudu. Ruang salat utama terletak di lantai pertama, yang menghadap ke arah kiblat dan dikelilingi oleh beranda yang luas di ketiga sisinya. Tangga menuju tingkat pertama juga menghadap ke arah kiblat.[22] Di belakangnya, terdapat sebuah pemakaman kecil yang sebagian besarnya tidak digunakan lagi yang dikenal sebagai Pemakaman Muslim Tittacheri yang merupakan bagian kecil dari Pemakaman Utama Jalan Kubor. [23] Jalan Kubor memiliki 4.752 kuburan, dengan para pemimpin lokal terkemuka seperti mendiang Hakim Perdamaian setempat Haji Ambok Sooloh Haji Omar [24] dan Kunji Koya Tangal dimakamkan di sana. [25] Pekerjaan konservasi terhadap dua makam pemimpin yang disebutkan dimulai bersamaan dengan pekerjaan peningkatan yang dimulai pada tahun 2020.[26] AngkutanMasjid ini dapat diakses dari stasiun MRT Lavender.[27] Lihat jugaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Masjid Malabar. |