Majlis Ugama Islam Singapura
Majlis Ugama Islam Singapura (abreviasi: MUIS; bahasa Indonesia: Majelis Agama Islam Singapura; Jawi: مجليس أڬام اسلام سيڠاڤورا; bahasa Arab: المجلس الإسلامي سنغافورة; Romanisasi bahasa Arab: almajlis al'iislami singhafura), juga dikenal sebagai Islamic Religious Council of Singapore adalah suatu badan hukum di Singapura. Sebagai sebuah majlis, perannya adalah untuk mengurus administrasi dan kepentingan masyarakat Muslim Singapura. Majlis ini dipimpin oleh sebuah Dewan, di mana para anggotanya diangkat oleh Presiden Singapura. Sejak tahun 2009, dewan tersebut berkantor pusat dalam Pusat Islam Singapura, yang terletak di samping Braddell Road.[4] Sejarah dan perananMUIS didirikan pada tahun 1968 saat Undang-Undang Administrasi Hukum Islam (AMLA) mulai berlaku. Fungsi utama MUIS adalah:[5]
Berdasarkan AMLA, MUIS merupakan sebuah badan hukum dari Pemerintah Singapura. MUIS berada di bawah Kementerian Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda,[6] dan di bawah pengawasan langsung Menteri yang bertanggung jawab untuk Urusan Islam. Peran utamanya yang menurut hukum adalah memberi masukan kepada Presiden Singapura mengenai semua ihwal Islam serta kepentingan keagamaan dan isu-isu yang dihadapi Komunitas Muslim di Singapura. Dewan MUISDewan MUIS beroperasi sebagai badan pembuat keputusan secara keseluruhan dan bertanggung jawab atas perumusan kebijakan dan rencana operasional. Dewan terdiri dari Presiden MUIS, Mufti Singapura, orang-orang yang direkomendasikan oleh Menteri Yang Bertanggung Jawab Untuk Urusan Islam dan orang-orang lain yang ditunjuk oleh organisasi Islam. Presiden Singapura mengangkat semua anggota Dewan. Hingga 2013[update] Haji Mohd Alami Musa menjabat sebagai Presiden MUIS dan Dr. Mohamed Fatris bin Bakaram sebagai Mufti Singapura.[7] Sertifikasi HalalLayanan Halal MUIS secara resmi dimulai pada tahun 1978. Langkah untuk mendirikan Unit Strategis Sertifikasi Halal didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap produk dan tempat makan bersertifikat Halal, serta kebutuhan untuk mengatur industri Halal. Pada tahun 2009, MUIS menyertifikasi lebih dari 2.600 tempat dan telah memainkan peran penting sebagai pengawal jaminan makanan Halal untuk 15% penduduk Muslim di Singapura. Selanjutnya, industri makanan halal yang menjanjikan dengan tersedianya banyak tempat makan bersertifikasi Halal telah membantu mendorong interaksi sosial antara individu-individu dari latar belakang ras, budaya, dan agama yang berbeda-beda.[8] Lihat jugaReferensi
Pranala luar |