Liberalisme adalah salah satu paham utama dalam teori hubungan internasional. Liberalisme berasal dari pemikiran liberal pada Zaman Pencerahan atau Renaisans. Isu utama yang diangkat oleh kaum liberalis adalah masalah yang muncul dalam mencapai perdamaian dan kerja sama internasional yang abadi, serta berbagai metode yang dapat berkontribusi menyelesaikan masalah tersebut.
Bidang studi dalam teori hubungan internasional liberal meliputi:
- Teori perdamaian demokratis dan efek jenis rezim politik dalam negeri dan kebijakan dalam negeri terhadap hubungan internasional;[1][2]
- Teori perdamaian perdagangan: Perdagangan bebas memiliki efek mendamaikan dalam hubungan internasional. Penelitian mengenai globalisasi dan saling ketergantungan merupakan kelanjutan dari teori ini;
- Teori perdamaian kelembagaan: Bagaimana kerja sama dapat dipertahankan dalam keadaan anarki, bagaimana kepentingan jangka panjang dapat diutamakan ketimbang kepentingan jangka pendek, dan bagaimana para pelaku menyadari keunggulan absolut alih-alih mengejar keunggulan relatif;
- Pengaruh organisasi internasional terhadap politik internasional, baik dalam perannya sebagai forum bagi negara untuk mewujudkan kepentingannya dan perannya sebagai pelaku hubungan internasional;
- Peran hukum internasional alam meredam atau mengekang tingkah laku negara;
- Pengaruh norma liberal terhadap politik internasional, terutama hubungan antara negara-negara liberal;
- Peran berabgai jenis perserikatan dalam politik internasional, misalnya aliansi (e.g. NATO), konfederasi, liga, federasi, dan entitas yang dinamis seperti Uni Eropa; dan,
- Peran atau potensi peran kosmopolitanisme dalam melampaui negara dan memengaruhi hubungan internasional.
Referensi